Jumat, 30 Januari 2015

Fanfiction : Photography of Love (6) ( Ve x Kinal JKT48)

Photography of Love (6)

Ku buka pintu ruangan kerja ku. Kulihat ke arah meja kerja ve. dia belum datang. Lebih baik aku tunggu dia di ruangan ini. sudah 30 menit aku menunggu nya, tetap saja ia tak datang. Sampai jam masuk kantor pun lewat. Kemudian ku keluar ruangan untuk mengecek kembali apakah ve masuk.

“nal, ngapain mondar mandir gitu?” tanya melody yang baru tiba

“nungguin ve teh”

“loh, ve ngk ngasih tau kamu?”

“kasih tau apa teh?”

“dia kan lagi sakit”

Ve sakit? kenapa ia tak memberitahu ku. Dia sakit pasti karena ku. Tanpa basa-basi lagi ku langsung menuju rumah ve untuk melihat ve yang sedang sakit.

“hallo nal” sahut tata yang hendak lewat

“hai ta” jawab ku sambil jalan cepat menuju parkiran mobil

“mau kemana nal?”

Tak ku hiraukan pertanyaan tata. Sesegara ku langsung melajukan mobil ku menuju rumah ve. sampai lah aku di rumah, begegas aku turun dari mobil sambil membawa buah2an untuknya.

“permisi” sambil mengetuk  pintu rumah. Aku di sambut mama ve dengan raut muka khawatir

“ve mana ma?”

“ve sakit nal, mama khawatir. Dari kemarin ia ngak mau makan”

“yang bener mah?” dengan cepat ku menuju kamar ve. perasaan ku mulai khawatir dengan ve. ku juga membawa makan untuk ve. ku ketok pintu kamar nya. “ve... ini aku kinal. Kata mama kamu dari kemarin belum makan, ni aku bawain makanan buat kamu” tak ada satu pun jawaban yang ku dengar. “ve maaf dengan kejadian tadi malam itu. Jujur aku sama tata ngak ada hubungan apa2” tetap tak ada jawaban. “ya udah aku balik yah ve, makanan nya aku taruh meja luar kamar kamu, jangan lupa di makan, aku buat spesial untuk kamu” kemudian aku meninggalkan kamar ve dengan berat hati.

“gimana nal?”

“ngk ada jawaban ma”

“mama jadi khawatir dengan ve, nal”
“hmm...ya udh ma, kinal balik ke kantor dulu”

“kamu hati2 yah” sambil mengantarkan ku menuju mobil. “oiya nal, kemarin mama mempertemukan ve dengan dika, ve sepertinya masih biasa2 saja. Mungkin karena baru pertama kali bertemu, hmm tapi kata nya besok dia akan datang kejakarta. Jadi mama harap kamu bantuin mama yah nal”

Dengar ucapan mama seperti itu aku jadi semakin tak enak hati akan berbicara seperti apa kepada ve. apalagi pria itu akan menemui ve besok, sudah ku duga pasti akan kejadian seperti ini. “ya baiklah ma” jawab ku yang sebenarnya tak ikhlas.

Ku pun kembali ke kantor. Sesampai nya di kantor aku di sambut tata yang duduk di depan meja kerja ku. Kaget seketika ku melihat nya, apa yang ia lakukan di meja kerja ku. Ku lihat ia memengang sebuah keramik berbentuk jendral. Aah itu kan hadiah yang di berikan ve, kenapa dia memegang nya kalo pecah gimana? -,-

“tata, kamu ngapain disini?”

“eh kinal udah balik, ngk ada aku mau main2 aja ke kantor papa. Sekalian ketemu kamu”

“kamu ngk marah sama aku?”

“marah kenapa?”

“tadi malam itu kan aku membentak kamu”

“ouh masalah itu, aku ngk marah kok. Aku tau kamu lagi emosi”

“tapi jujur aku minta maaf yah”

“iyah gpp nal”

Ku kemudian duduk di kursi sambil menyandarkan badanku. Ku renggang kan semua otot ku. Ku kucek mata ku untuk menyelaraskan mata ku saat itu. Pikiran yang makin sulit membuat ku susah untuk berfikir.

“nal, kamu lagi banyak fikiran yah?”

“yah begitu lah ta”

“apa ini karena kejadian tadi malam?”

“nal, kalo kamu lagi ada masalah cerita sama aku, mungkin aku bisa bantu” lanjut tata

“ngk ta, aku ngk ada masalah apapun kok”

“meskipun itu masalah kamu dengan ve gpp kok nal, aku siap dengar dan memberi masukan”

Huftt mungkin aku harus menceritakan masalah ini kepada tata. Dia mau membantu ku, gpp lah itung2 beban ku sedikit teratasi dengan bantuan nya. Semua ku ceritakan masalah yang kualami saat ini. masalah yang terbesar kualami adalah membantu mama ve untuk menjodohkan ve dengan dika. Tata begitu antusias mendengar nya. Makin lama ku bercerita dengan lama aku semakin melihat pola mata nya yang melihat ku begitu senang. Dia benar2 menyayangiku? Akh! Apa ini? kenapa ku menatap mata nya seperti itu? Saat itu juga kuakhiri cerita ku dengan tata.

“nal, kenapa kamu ngk coba untuk bicara jujur sama ve?”

“ngk mungkin ta, mama menyuruh ku untuk tidak memberi tahu ve. kalau sampai dia tau, ve akan menolak mentah2 dika”

“hmm truss kamu mau gimana lagi nal?”

“mungkin aku akan lakukan”

“lakukan apa nal?”

“aku akan membuat ve membenci ku, agar ia bisa menerima dika”

“kamu yakin nal? Apa kamu tega buat dia kecewa?”

“sebenarnya ngk tega ta, tapi mau bagaimana lagi. Ini ku lakukan demi kebaikan mama dan ve”

“hmm”

Hari terus berlalu. Hingga tiba di hari berikutnya. Yap dimana dika akan menemui ve di rumah nya. Ntah kenapa mama malah mengajak ku ke rumah untuk memperkenalkan dika kepadaku. Aku males ke sana, tapi mau bagaimana lagi ini permintaan mama aku pasrah seperti akan di sembelih nanti nya.

“mobil? Ini mobil siapa?” tanya ku heran yang baru sampai

“eh kinal, ayo silahkan masuk” sambut mama dengan wajah gembira

“kinal, ini nama nya dika yang mama beritahu waktu lampau” lanjut mama memperkenal kan ku dengan dika. Oh ini yang nama nya dika, yah ganteng sih. Tapi apa dia suka dengan ve? lagian kalau di lihat2 dika orang baik. Apa aku rela melepaskan bidadari cantikku kepada lelaki ini? sungguh tak bisa ku bayangkan. Lama ku bercengkrama dengan dika, ve keluar kamar nya, tak biasanya ia menatap ku seperti kami tak ada hubungan apa2. Mungkin dia masih marah.

“nah kalau gitu kalian jalan2 gih bertiga, biar lebih akrab lagi” kata mama

Bertiga? Ve, dika dan aku?? Aku kok di ajak, aah ini sama saja membunuh ku secara perlahan. Aku ingin menolaknya, tapi apalah daya permintaan mama. Ketika hendak keluar rumah mama membisikkan ku “ini kesempatan kamu nal, buat mereka dekat yah” . deg!! Seketika jantung ku mulai berdegub kencang, mama ngk ngerti perasaan ku. Kinal udah terlalu sakit mah L. Tapi baiklah ma, demi mama kinal rela lakuin ini, benar! Ini kesempatan ku untuk mulai membuat ve membenci dan melupakan ku.

Dalam perjalanan aku hanya diam, begitu juga ve. dika mencoba bertanya kepada ve, ve hanya menjawab singkat dan bersikap dingin. Aku hanya melihat air menetes di balik kaca mobil ini, hujan. Tetesan seperti air mata kesedihan. Apakah jawaban yang sebenernya ada di hujan nanti nya?. Lama kami berjalan2, tak ada satupun kata yang terlontar dari mulut ve kepada ku. Apa dia masih marah? Biar saja lah, toh itung2 aku bisa menepati janji ku pada mama ve walaupun hati ku sebenarnya sakit.

Kegiatan hari ini selesai. Lelah pake banget. Bukan lelah badan tapi lelah hati juga. Sakit mata ku melihat dika menyentuh wajah bagian favorit ku ketika ve berkeringat. Sumpah aku pengen bilang padanya ve itu punya ku. Tapi yaaah aku tak mungkin melakukannya. Langit mulai gelap, memunculkan bintang2 yang indah. Ku duduk di balkon apartement samping menyeruput secangkir teh hangat. Sembari meringgan kan pikiran ku saat ini.

##################

“nal, ve udah masuk kantor tuh” bisik melody kepada ku yang baru tiba

“hahh? Yang bener teh?”

“iya, lihat saja sendiri”

Segera ku cepatkan langkah ku menuju ruangan. Tak sabar melihat ve yang kembali mulai bekerja. Aku pun masuk keruangan dengan bahagianya. Ku lihat wajah samping nan indah itu terpoles blush on merah. Aah cantik nya bidadari ku ini. eh apa ini? aku kan ingin membuat nya kecewa dan benci padaku.

Aku pun mulai basa-basi agar tak terlihat kesengajaan ku. “ve? aku seneng banget kamu udah masuk kantor lagi” tanya ku sembari duduk di depan meja kerja ku. Ve tak menjawab, ia hanya diam sibuk membereskan file2 yang ada di meja nya. Segala macam pertanyaan ku lontar kan padanya tak ada satupun yang ia jawab. Hingga ia meninggalkan ku dan menuju ruangan pemotretan. Tanpa basa basi lagi ku kejar ia menuju ruangan itu dan saat nya aku memulai aksi ku, hati tak tega melanda ku. Namun ku coba untuk tetap tenang dan coba untuk menerima.

“ve, apa maksud kamu bersikap dingin seperti ini sama aku?”

“ve, tolong jawab aku?” ku tarik tangan nya dan ku palingkan badan nya ke arah ku. Ku tatap mata nya memohon untuk mengerti. Ve malah tertunduk, sepertinya ia menangis. Apa aku terlalu kasar sama dia?

“ve, aku terlalu kasar? Maafin aku yah”

“nal, aku benci kamu” kemudian ve menolakkan badan ku hingga terhempas ke dinding

“kamu kenapa ve?”

“kamu jahat sama aku nal, kamu membiarkan aku berdua dengan dika kemarin. Dan kamu? Kamu malah diam. Seperti kita tak ada hubungan apa-apa!!” *menangis

“aku kira kemarin itu kamu masih marah sama aku ve dan aku ngk mungkin melarang dika seperti yang kamu inginkan”

“kamu ngak ngerti perasaan aku nal, aku capek!” *menangis

Mungkin ini saatnya “kamu capek! Ok! Jadi mau kamu apa? Aku juga capek ve! apalagi...” seketika mulut ku terhenti, teringat kata2 mama ve pada ku “jangan beri tahu ve yah nal”. Kemudian kuurungkan dan terdiam.

“apalagi apa nal? Kamu udah suka sama tata?”

“bukan itu maksud aku ve”

“sudah lah aku capek nal!” kemudian ve keluar ruangan pergi meninggalkan ku sendirian.

Aaaarrghh!!! Ku pukul dinding dengan sekuat tenaga. Biar lah orang di luar sana dengar, aku lelah dengan ini semua. Hubungan ku dengan ve kini di ujung tanduk. Yah mungkin tak ada kata putus, tapi ini buat ku semakin takut akan kehilangan ve. eiitss tapi ini cara ku untuk menolong mama ve, cara ku buat ve bisa melupakan ku lebih cepat. Berat sebenarnya hati ini melakukan nya, tapi mau bagaimana lagi aku sudah berjanji dengan mama. Aku rela jika ve bersama dika.

Ku pergi pantry untuk mengambil secangkir teh hangat untuk menenangkan pikiran dan perasaan ku saat ini. ku terduduk sambil termenung. Setelah ini apa yang harus aku lakukan? Aku benar2 ngak tega lagi membuat ve marah dan benci padaku. Seketika hp ku berdering. Ternyata tata mengirim kan pesan padaku, bertanya aku sedang dimana. Aku balas pesan nya menunjukkan aku sedang berada di pantry kantor.

“kamu ngapain di sini nal?”

“aku lagi pusing” sambil menyeruput teh hangat

“aku lihat tadi ve muka nya sembab gitu keluar kantor. Kamu masih berantem sama ve?”

“huftt aku udah lakuin apa yang mama ve ingin kan”

“hmm... nal, biar kamu ngk pusing lagi kita ngopi aja yuk”

“yah ide bagus”

########################

“kamu mau pesen apa nal?”

“coffelatte aja”

“ya udh, mas coffelatte 2 yah”

Hmm kasian ku lihat kinal seperti ini. semenjak berantem dengan ve dia jadi muram dan ngak bersemangat lagi. Dia juga terlihat amburadul ngak ada yang ngurusin. Seandainya saja dia mau menerima perasaan ku ini, mungkin aku akan selalu berada di samping nya. Beberapa menit kemudian minuman yang kami pesan tiba.

“loh kok coffelatte?”

“kan kamu pesen ini tadi nal”

“masa sih? Perasaan tadi aku pesan kopi luwak”

“ya ampun nal, kamu yang bilang sendiri tadi!”

Aku hanya melihat kinal seperti orang bodoh. Pikiran nya kosong, dari tadi dia hanya melihat bunga kecil yang berada di meja ini. kadang dia plin plan. Kinal... kenapa kamu jadi seperti ini? kalau kamu ngk bisa lupain ve jangan hukum  dirimu seperti ini. tak lama kami berada di cafe ini, aku segera membawa kinal kembali ke kantor. Untuk kali ini aku biarkan dia sendiri disini.

Jam pulang kantor tiba. Capek dengan segala aktifitas kantor hari ini. apalagi kejadian berantem besar ku bersama ve tadi pagi di kantor, semenjak kejadian itu ve tak kelihatan lagi di kantor. Mungkin ia tak mau lagi melihat ku. Syukur lah ternyata ia sudah mulai membenci ku.

Hari-hari terus bergulir. Sudah 1 minggu aku tak berkomunikasi dengan ve. ia juga tak lagi masuk kantor. Mungkin ia berhenti, memilih untuk menjauhi ku. Tapi jujur, aku benar2 ngak bisa jauh darinya. Aku ingin menemui nya di rumah, tapi aku takut ia tak menerima ku di sana. Kuurungkan niat untuk menemui nya di rumah. Tiba2 saja bel apartement ku berbunyi. Apakah itu ve? segera ku buka kan pintu dan ternyata yang datang adalah dika. Kenapa ia kesini? Dan dari mana dia bisa tau kalau aku tinggal di sini?”

“hai nal”

“hai juga, silahkan masuk”

“makasih. Humm apartement ini nyaman juga”

“iya begitulah”

“kamu pinter memilih interior nya”

“ouh itu bukan ide ku, itu ide nya ve”

“ouh ve, pantes saja”

“silahkan di minum?”

“thanks nal, hmm nal aku mau nanya dan jawab jujur yah? Apa ve sebelum nya sudah memiliki kekasih?”

Seketika aku terkaget. Apa maksud nya ia bertanya seperti itu padaku. “kenapa?”

“selama aku dekat dengan ve, ia selalu bersikap dingin padaku. Seperti ada orang lain yang ia cintai”

Ve ternyata masih menyimpan perasaan padaku? Tapi kenapa ia malah tak mau berkomunikasi dengan ku selama 1 minggu dan ngak masuk kantor?.

“mungkin ia belum terbiasa dengan mu dik, ve orang nya seperti itu. Pemalu dan agak susah menerima orang baru di sekelilingnya”

“tapi apakah mungkin? Tatapan mata nya berbeda nal”

“mungkin itu hanya perasaan mu saja J

“dik, kalo kamu cinta sama ve buat dia nyaman. Percayakan hati nya untuk kamu jaga, jangan buat dia kecewa dan satu lagi cara buat dia nyaman kamu ajak dia ke tempat ini” sembari ku berikan sebuah potongan kertas

“apa ini nal?”

“kamu ajak dia kesana, rebut hati nya”

“kamu yakin nal?”

“yakin J

“makasih yah nal”

Mungkin ini saat nya aku kembali membuat ve melupakan ku. Sengaja ku berikan potongan kertas itu agar ve bisa menerima dika dengan lapang dada, melupakan ku, melupakan semua kenangan yang pernah kami lewati. Biarkan hati ini sesak menahan rasa sakit, asalkan ve bahagia nantinya. Aku akan lebih bahagia lagi jika ia mendapatkan pria yang baik dan benar2 mencintai nya.

~Bersambung...


-------------------------------------

di part ini agak bingung mau cerita gimana haha tapi syukur lah bisa selesai. tapi makasih udah mau baca. di tunggu episode2 terakhirnya yah hihi :p
Caution : Cerita ini hanya FIKTIF, NOT REAL

Kamis, 22 Januari 2015

Fanfiction : Photography of Love (5) ( Ve x Kinal JKT48 )

Photography of Love (5)

“heeh -,- maceeetttt” *bete

“sabar nal, nama nya juga jakarta”

Ku tundukkan kepala ku diatas stir mobil. Macet2 gini bikin setress, di tambah lagi kerjaan makin numpuk di kantor.belum lagi aku harus mengerjakan perintah yang di berikan mama ve 3 hari yang lalu. kini pikiran ku ngk karuan, sengaja tak kulihat kan raut wajah penuh ke khawatiran ku kepada ve. cukuplah hanya aku dan mama yang tau. Jujur saja aku ingin sendiri hari ini, memikir kan semua yang akan terjadi padaku nanti nya. Tapi itu tak semudah yang ku bayangkan, ve satu apartement dengan ku, mana mungkin aku mengusir nya. Malah nantinya dia marah dan curiga kepada ku.

“nal? Kamu ngk papa?”

“iyah gpp kok ve”

“tapi kamu lelah gitu, biar aku aja yang nyetir”

“ngk ve, aku masih kuat kok. Lagian tinggal beberapa km lagi kita nyampe apartement”

“ya sudah, yang jelas kamu bawa nya hati2”

Setelah 1 jam lebih kami menikmati suntuk nya macet ketika pulang kantor akhirnya terbayar sudah dengan membaringkan tubuh ku di atas kasur ini. mata ku terpejam sejenak menenang kan fikiran ku saat ini. yah lelah...lelah banget, tak biasa nya aku selelah ini. apa semua ini karena pengaruh ucapan mama saat itu “mama mau jodohin ve sama anak temen mama. Tolong yah nal J” kata2 itu selalu terngiang2 di benak ku.

“nal, kamu mandi dulu gih baru tidur”

“iya ve” jawab ku lesu

“kamu bener2 gpp nal? Dari kemarin aku lihat kamu lemes gitu”

“aku ngk papa ve, efek kerjaan banyak nih” *menutupi semua kegundahan ku

Malam mulai larut, mata ku tak bisa mengatakan untuk terpejam. Mencoba untuk tidur, tapi tak bisa, mungkin malam ini aku insomnia. Ku lihat ve yang tidur nyenyak, ku tarik selimut hingga menutupi badan nya agar ia tak kedinginan. “ve, kalau saja dunia ini tak melarang kita untuk bersama, mungkin semua tak akan seperti ini” kata ku memandangi wajah ve yang tertidur pulas.

Ku pun pergi menuju balkon apartement, ku hirup dingin nya angin malam yang sudah larut ini. jalanan yang mulai renggang akan pengemudi, membuat suasana tenang dan damai. Ku duduk menghadap langit gelap penuh bintang-bintang ini. tak sadar air mata jatuh ke pipi ku. Tangis sesak di dada membuat ku ingin teriak saat itu juga, tapi hal itu kuurungkan karena takut ve akan terbangun dari tidur nya.

“tuhan... kenapa semua bisa terjadi? Mama ve akan menjodoh kan ve dengan lelaki pilihan nya, dan aku? Aku sebagai cupid yang membuat ve akan berjodoh dengan lelaki itu. Tuhan... sakit yang ku rasakan benar2 sesak, apa aku harus merelakan ve bersanding dengan pria lain. Tapi aku sudah berjanji pada nya untuk selalu berada di samping nya. Beri aku jawaban atas semua pertanyaan ini tuhan, jika aku harus merelakan ia bersanding dengan pria lain berilah aku kesempatan untuk terakhir kali nya menyayangi nya” deras air mata bercucuran di pipi ku.wajah memerah terpancar jelas di wajah ku.

“kinal?” suara panggilan itu menyadar kan ku dari kepiluan hati. Cepat2 ku hapus air mata ini agar ve tak melihat nya.

“i.. i..iya ve” ku balikkan badan ku melihat ve

“kamu belum tidur?”

“belum ve, aku belum ngantuk”

“kamu kenapa disitu nal? Kan dingin, ntar kamu masuk angin lagi” ve menarik tangan ku dan kemudian menutup pintu balkon apartement ku.

Sambil masuk menuju tempat tidur, lagi2 air mata ku jatuh. Membayangkan betapa perhatian nya ia padaku. Ve, apa ini cara kau menghukum ku agar aku tidak meninggalkan mu demi pria lain? Ve, tolong jangan lepaskan sayang mu ini kepada pria lain T_T

“nal, kamu kenapa nangis?”

“aku dingin ve :”(“

“haha kamu ini, dingin aja sampe nangis gitu” kata ve yang kemudian membersihkan air mata ku dengan jari lembut nya.

“sekarang kita tidur yah” ku lihat wajah nya yang penuh perhatian terhadap ku. Kemudian kami terbaring bersama di atas ranjang. Ku tatap penuh mata ve yang indah bak bidadari dari surga.

“masih dingin nal?”

Jawab ku menganggung penuh harap. Saat itu juga ve memelukku kemudian ia membelai rambut ku. Seperti anak dan ibu. Aah ve benar2 memiliki jiwa keibuan, beruntung lah pria yang mendapat kan ve. lama kelamaan kami berdua tertidur bersamaan dalam keadaan berpelukan. Hangat tubuh nya membuat ku nyenyak tertidur.

######################

“hoaam....” ku terbangun dari nyenyak tidur ku malam tadi. Ku lihat di meja telah tersedia sarapan pagi untuk ku. Sudah pasti ve yang menyiapkan sarapan untuk ku. Tapi aku merasa apartement ini terasa sepi. Kemana ve? ku lihat di sekeliling ku dan mata ku terhenti di bawah piring sarapan ku, ada kertas terselip. Pasti di situ ada pesan dari ve. sesegara mungkin ku baca isi surat itu.

Nal, aku pulang ke rumah pagi ini. tadi malam aku lupa ngasih tau kamu kalau aku bakalan pulang. Mama minta temenin aku untuk menemui sahabat mama di bandung selama 4 hari. Maaf aku ngk izin sama kamu langsung, aku ngk mau ganggu tidur kamu tadi. Oiya, jangan lupa di makan sarapan nya yah, hari ini hari minggu gunakan waktu ini untuk istirahat yah. Jangan nakal. Love you :*

Begitulah isi surat yang di titipkan ve untuk ku. Dia pergi ke bandung? Bersama mama? Dengan alasan temenin mama bertemu sahabat mama nya? Sejenak aku berfikir. Maksud nya apa? Seketika hp ku berdering. Ternyata mama ve menelfon ku. Ia mengatakan pergi ke bandung bersama ve untuk bertemu dengan lelaki yang sempat di kenalkan mama dengan ku. Aaarggh!!! Ternyata mama benar2 melakukan nya, tidaakkk!! Ini awal dimana aku dan ve akan berpisah. Apa yang harus aku lakukan?

“ve... kamu tega sama aku? T_T”

Ting nong... bel apartement ku berbunyi. Sesegera ku buka pintu itu, pasti itu ve. ia tidak jadi ke bandung. Tapi perkiraan ku salah,ternyata yang datang bukan ve, melainkan tata membawa kotak makanan berwarna biru untuk ku.

“pagi nal J

“pagi juga ta”

“baru bangun yah?”

“iya nih, ada apa kamu kesini ta?”

“ngk ada sih, Cuma mau ngasih sarapan ini buat kamu”

“oh iya makasih yah”

“apartement kamu nyaman juga yah, aku suka. Interior nya bagus”

“iya ini ve yang mendesain. Tema yang ngk membosankan”

“oh ve yang mendesain, bagus”

Ku hanya bersikap santai dan dingin dengan tata. Bagaimana dia bisa tau kalau saat ini aku lagi sendirian di apartemet. Apa ve yang memberitahu nya? Aah apa aku ini, aku malah berburuk sangka terhadap ve.

“nal, malam ini kamu sibuk ngak?”

“ngak. Kenapa?”

“temenin aku ke acara launching cafe temen aku yuk”

“hmm tapi...”

“ayolah nal, aku ngak ada temen buat kesana”
Tata malah memaksa ku. Dengan terpaksa ku iya kan ajakan nya. Yah gpp lah itung2 refreshing otak dari segala kegundahan hatiku. Lagian juga tata ngk ada hubungan apa2 sama ku, jadi tak ada yang perlu di curigai.

#####################

Aku dan tata sampai di acara launching nya. Kami duduk di belakang, yah karena ramai jadi kami hanya mendapat tempat di meja bagian belakang. Kami menikmati setiap acara yang di berikan. Hmm acara nya lumayan juga, ngk ngebosenin. Larut dengan suasana pesta, aku tak menyadari ve sudah beberapa kali menelfon ku. Aku sibuk mengobrol bersama tata, hingga ntah kenapa obrolan kami sampai pada tahap serius.

“kinal”

“iya ta”

“hmm jujur yah selama aku kenal kamu aku ngerasa nyaman setiap berada di samping kamu”

“ughh!!” seketika ku tersedak minuman yang sedang kuminum mendengar pernyataan tata. “maksud kamu ta?” lanjut ku

“aku.., aku.. aku ngerasa, aku tuh sayang sama kamu”

“sayang? Sayang dalam arti apa?”

“yaah sayang melebihi sahabat”

“maksud kamu apa ta?” *mulai panik

“yah kita seperti sepasang kekasih gitu”

“ehm... ta aku ke toilet dulu yah” *tergesa-gesa

“i..i..ya” heran melihat tingkah ku

Dug! Ku pukul dinding dengan tangan kanan ku. Kenapa ini? apa yang terjadi dengan dunia ini, dunia seperti menghukum ku. Perasaan terlarang tiba2 datang kepada ku. Tak cukup kah perasaan terlarang ini hanya aku dan ve rasakan. Saat itu juga buka hp ku yang dari tadi tak ku hirau kan, ternyata ve telah menelfon ku sebanyak 5 kali. Aah ve menelfon ku, kenapa tak ku angkat. Aku bodoh, aku larut dalam suasana pesta ini. aku pun larut dalam obrolan serius bersama tata. Tuhan... maafkan aku. Tanpa basa-basi lagi aku keluar dari toliet dan langsung menemui tata.

“ta ayo kita pulang”

“loh nal, acara nya kan belum selesai”

“besok aku masuk kantor, jadi ngk bisa sampai larut disini”

“baik lah”
Dalam perjalanan pulang aku hanya terdiam, merenung & meratapi kelalaian ku saat ini. ku pukul stir mobil yang sedang ku kendarai. Sampai aku tak memperdulikan ada tata di sebelah ku.

“kamu kenapa nal?”

“gpp” jawab ku dingin

“ta udah sampai”

“makasih yah udah temenin aku”

“iya sama2”

Jawabku pada tata dengan sikap dingin. Bodo dia akan marah padaku. Aku ngk peduli, aku hanya peduli dengan ve. aakhh pasti ve marah padaku. Ku pun melajukan mobil ku hingga kecepatan yang tak ku sadari. Hingga akhirnya aku sampai di apartement. Di apartement ku coba untuk kembali menelfon ve, tapi tak ada satupun jawaban. Sms, line, whatsapp tak ada satupun balasan dari nya. Yap kini malam ku sepi sunyi, tak ada ve di samping ku. Biasanya setiap malam kami selalu bersama menghabiskan waktu malam.

Pagi hari di kantor, aku hanya 4L (lesu, letih, lelah, lunglai) semenjak kejadian beberapa hari yang lalu. tak ada semangat ku buat bekerja. Hingga sampai aku di protes oleh bos dengan menurun nya kinerja ku saat ini. akhh!! Semua pikiran ini meracuni pekerjaan ku. Tak ku sangka semua akan menjadi rumit begini.

“nal, kamu ngak papa?” tanya melody yang datang menemui ku membawa file kantor

“iyah, aku ngk papa teh” jawab ku lesu

“hari ini ve ngk masuk kantor?”

“ngk teh, dia izin kantor”

“hmm begitu yah. Kamu ada masalah yah sama ve?” tanya melody kemudian duduk di depan meja ku

“aaaaargg!! Sepertinya begitu teh L

“kamu sih, udah di bilangin jangan buat dia kecewa”

“yah abisnya gimana lagi teh, tadi malam itu aku larut dalam pesta -,-“

“hmm kamu harus selesai kan masalah ini sendiri nal, teteh ngk mau bantuin. Ya udh teteh mau balik ke ruagan lagi”

“teh.. teteh...” yaelah... jahat banget mah teteh sama aku T­_T. Truss sekarang apa yang harus aku lakukan? Aarrgg!!! Pertanyaan ini selalu muter2 di pikiran ku. Hari ini benar2 ngk bisa fokus dalam kerjaan. Sampai sore begini pun aku masih berkutat dengan pekerjaan kantor yang tak kunjung selesai karena pikiran ku yang tak karuan.
Pagi kembali tiba, yah hari ini ve masih izin masuk kantor. Tinggal 1 hari lagi dia akan balik ke jakarta bersama mama nya. Berita apa yang akan aku dengar dari mulut nya? Apakah ia menerima pria itu atau malah menolak nya. Ku rasa ve tak mungkin menolaknya, ve kan sayang banget sama mama nya, mana mungkin dia menolak permintaan mama nya.

Hari ini badan ku benar2 tak tahan buat beraktifitas dan akhirnya aku di berikan izin dari bos untuk istirahat hari ini. ku pulang dengan diantar oleh teh melody ke apartement.

“nal, kamu kok sampe sakit gini sih?”

“pikiran teh, pikiran ini benar2 membuat ku sakit. kerjaan kantor, ini itu, belum lagi ve dan tata”

“tata? Kenapa dia?”

“teh, asal teteh tau yah tata memendam perasaan sama aku teh”

“hah?? Yang bener kamu?”

“bener, aku bingung harus ngapain? Dia terlalu baik sama aku teh”

“haha kinal kinal, apa sih yang menarik dari kamu? Teteh bingung xD”

“teteh mah gitu -_-“

“haha abis nya, hidup kamu sulit banget nal. Melakukan sesuatu hubungan yang di tentang bumi, dan sekarang perasaan lain muncul dengan wanita berbeda. Haduuh haduuh...”

“teteh kesini mau nganter aku pulang atau mau ketawain aku? -,-“

“nganterin kamu lah, ya udh teteh balik dulu.”

“ngak kasih saran gitu teh buat menyelesaikan masalah aku?”

“selesaikan sendiri nal, ngk ada di dunia ini yang ngk bisa di selesaikan dengan sendiri. Kecuali kamu benar2 sudah lelah baru teteh bantu”

Huftt hari yang membosan kan, tak ada ve. sunyi sepi ini apartement -,- apakah ve masih marah padaku? Ku pun mencoba untuk menghubungi nya kembali. Sama saja, tak ada satupun jawaban yang ku dapat. Lama kelamaan ku tertidur lelap di atas ranjang empuk hingga sampai ku terbangun di jam 7 malam. Bangun, cuci muka dan bersih2 kemudian ku menuju dapur untuk menggambil segelas air. Ketika hendak menuju dapur, bel apartement ku berbunyi. Siapa lah yang mengusik ketenangan ku saja. Kemudian ku buka pintu nya,

“malam kinal”

“tata, ngapain kesini?”

“aku dengar kamu sakit, jadi aku mau jenguk kamu. Nih aku bawain buah2an”

“makasih, tapi aku sudah lumayan mendingan kok”

“syukur lah” jawab tata sambil mengecek suhu badan ku dengan tangan nya ke jidat ku. Apa ini? malah pegang2 segala -,-

“masuk deh” kemudian kami pun duduk saling berhadapan.

“nal, hmm apaa tanggapan kamu dengan pernyataan aku kemarin malam itu?”

“heh?? Kenapa kamu membas nya lagi?”

“ya aku penasaran nal, apa kamu juga merasakan hal yang sama seperti ku?”

“tata... kenapa kamu memiliki perasaan sama aku? Kamu itu cantik pinter, kenapa ngk mencari pasangan normal saja?”

“awalnya gitu nal, tapi ngk tau kenapa aku selalu merasa nyaman kalau dekat sama kamu”

“tapi ta...” seketika mulut ku terhenti, teringat dengan hubungan ku dengan ve

“tapi apa nal? Karena kamu udah punya ve?”

Seketika ku terkaget dengan pertanyaan itu. “hah?? Dari mana kamu tau aku punya hubungan dengan ve?”

“kamu ngak perlu tau nal. Yang jelas kamu itu beruntung dapetin ve, dia wanita yang baik, cantik, pinter dan memiliki jiwa keibuan”

“yah kamu benar ta”

“tapi nal, coba lah buka sedikit hati mu untuk aku” mata tata yang mulai berkaca-kaca penuh harap

Tuhan apa yang harus aku lakukan? Dua wanita ini benar2 membuat ku semakin gila. Mana yang harus ku pilih. Disisi lain ve sudah berhubungan dengan ku, sedangkan tata? Dia sudah baik sekali dengan ku. Apa aku harus menerima perasaan nya dan mencoba menimbulkan perasaan yang sama terhadap tata? Atau mungkin ini cara mu tuhan membuat aku dan ve agar berpisah.

Air mata tata jatuh ke pipi nya, tak tega ku melihat wanita secantik nya nangis karena ku. Saat itu juga ku hapus air mata nya dengan jari ku dan kemudian menenangkan nya. Namun saat itu juga...

“oohh... jadi ini maksudnya”

“ve?” kaget sangat ku melihat ve tengah berdiri di depan pintu membawa koper.

“ve,kamu sudah pulang?” sambil menemui ve di depan pintu

“maksud kamu apa nal? Kamu udah ngk sayang lagi sama aku? Aku udah bela2in pulang lebih awal demi kamu, kamu malah seperti ini!” mata ve mulai berkaca-kaca

“aku masih sayang kamu ve, yang kamu lihat tadi hanya salah paham”

“ngk, aku ngk mau denger lagi” pergi dengan air mata yang bercucuran

“ve...” kutarik tangan nya untuk menghentikannya pergi”

*plakk* tamparan perih melayang ke pipi kanan ku. Tak kusangka ve tega melakukan ini padaku. Dia benar2 terbakar cemburu. Ku hanya melihat ve yang jalan meninggalkan ku. Ku pun masuk ke apartement dengan wajah tertunduk, kecewa sangat. Ku duduk di sofa sambil menutupi wajah ku dengan kedua telapak tangan ku.

“nal, kamu ngak papa?”

“ta, lebih baik kamu tinggalin aku sendirian”

“tapi nal”

“ta, tolong lah”

Tata hanya melihat ku dengan perasaan sedih. Kemudian ia menyentuh pundak ku untuk menenangkan ku. Dengan refleks nya ku hempaskan tangan nya. “ta, tolong tinggalin aku!!” *dengan nada membentak* saat itu juga tata pergi dengan bercucuran air mata.

Sakit, sesak didada. Itu yang ku rasakan saat ini. dua wanita yang menyayangi ku tega ku buat mereka menangis akibat kecerobohan ku. Dengan sendirinya air mata ku jatuh tak terbendung lagi. Menangis dan terus menangis. Malam ini malam yang benar2 pilu. Aku, ve dan tata menangis bersama. Ingin rasanya ku akhiri hidup ini, biar tak ada lagi masalah yang benar2 membelit otak ku.

-Bersambung....

-----------------------------
haii kembali lagi nih, share yang part 5 nya. cepet yah haha yah abisnya lagi libur jadi FF ini bisa selesai dengn cepat. mungkin FF ini bentar lagi bakalan selesai, mau di kejar untuk cepat selesai karena mau fokus ke kuliah dulu hehe. maaf kalo sedikit agak ngaco yah cerita nya wkwk.
terima kasih yang sudah membaca^^ kritik dan saran sangat di perlukan untuk memperbaiki FF selanjutnya.
Caution: Cerita ini hanya FIKTIF, NOT REAL

Minggu, 18 Januari 2015

Fanfiction : Photography of Love (4) ( Ve x Kinal JKT48)

Photography of Love (4)

3 minggu kemudian akhirnya bos ku kembali dari singapore. Besyukur banget bos akhirnya balik juga, gempor gila ngerjain project2 ini berdua sama ve. Tapi alhamdulillah separuh dari project2 ini selesai berkat kerja keras kami selama tiga minggu menyelesaikan project2 ini.

“kinal, ve”

“iya bos”

“terima kasih ya, berkat kalian berdua project kita bisa di sukai banyak orang”

“oh iya bos, itu sudah tanggung jawab kami sebagai pegawai” jawab ku pede

“ya baik lah, kalian bisa balik ke ruangan”

“baik bos”

Ketika hendak keluar dari ruangan bos, tiba-tiba saja Tata masuk dan tak sengaja menyenggol kursi di sebelah nya dan *hap* tata hampir saja terjatuh. Ia jatuh pas di pelukan ku saat refleks langsung menangkap nya. Disaat itu ve hanya melihat kejadian yang membuat nafas nya terendus pelan. Ku tak menyadari akan kehadiran ve saat itu, ya bagaimana lagi? Saat itu refleks saja menangkap tata yang hampir terjatuh.

“kamu ngak papa ta?”

“oh iya gpp kok nal” *salting

“yakin?”

“iya, ehm kinal ini aku kasih hadiah buat kamu, berkat kamu nilai pembuatan tugas billboard kemarin itu dapet A. Aku seneng banget”

“oh iiya, kan bukan aku juga sih kamu juga bantu”

“iya makasih ya kinal” *seketika tata memeluk ku

Deg! Aiihh kenapa malah peluk-pelukan gini. Jangan bilang ve menatap ku tajam, malah lebih tajam dari pisau dapur. Seketika ku menoleh ke arah ve yang masih berada di samping ku. Tuhan... benar dia menatap tajam padaku. Saat itu juga ku langsung melepaskan dekapan Tata kepada ku.

“ee.. iya sama2 ta” *jawab ku gugup

“ya udah aku balik ke ruangan dulu yah, yuk ve” *lanjutku kemudian menarik lengan ve

“kamu dapat hadiah apa dari tata?” tanya ve

“kamu marah ve?”

“ngk kok, Cuma nanya aja!”

“tapi kamu jawab nya jutek gitu”

“kenapa sih? Ya udah kalo ngk mau jawab”

Waah ini bener2 di luar dugaan, ve ternyata marah beneran padaku. Apa yang kan terjadi nanti malam entah lah. Di dalam ruangan ku dan ve hanya diam tanpa ada percakapan sedikit pun. Ve malah menganggap ku tak ada di hadapan nya. Mencoba untuk memulai percakapan duluan ia malah diam dan tak menjawab. Serasa aku bukan manusia, melain kan hantu yang bergentayangan di hadapan nya.

Jam makan siang pun tiba, dengan berani nya ku coba mengajak ve untuk makan siang bersama di tempat favorit kami. “ve yuk kita makan bareng”

Ve tak menjawab sedikit pun perkataanku, ia hanya pergi lalu meninggalkan ku yang terpaku dengan sikap nya yang dingin. Kemudian ku tinggalkan ruangan ku dan menuju untuk pergi makan siang. “Huftt gilak, ngk enak banget makan sendirian gini, biasanya sama ve” -_- lagi asik-asik nya makan tiba2 muncul melody yang datang membawa sepiring makan siang.

“hai nal, boleh teteh duduk disini?”

“eh boleh kok teh, silahkan”

“loh ve mana nal? Tumben makan sendiri?”

“ve marah teh sama aku L

“marah kenapa? “

Ku pun menceritakan semua yang terjadi pagi itu. Melody sangat antusias mendengar nya. Yaah kenapa aku berani menceritakan semua sama teh melody, karena hanya melody yang tau hubungan kami berdua. entah dari mana dia tau, aku pun bingung. Mungkin dia punya indera ke 6 atau melihat tingkah kami berdua yang aneh.

“ouh begitu, kamu itu bodoh nal!”

“lah kok bodoh teh? -,-“

“iya bodoh, kamu membiarkan dia seperti itu. Coba usaha buat dia bisa ngk marah lagi sama kamu”

“ya ampun teh, udah aku coba. Tapi dia nya aja yg susah -,-“

“bilang aja sih kamu takut sama tatapan tajam ve kan?”

“kok tau teh? Hehe”

“teteh kan dah lama kenal sama ve, jadi tau sifat ve itu gimana”

“truss kinal harus gimana? Ngk mungkin dong kami harus diem2an, apalagi ntar di apartement -,-“

“ajak dia ke tempat ini” *memberikan sepotong kertas

“apa ini teh?”

“intinya ajak dia kesana dan buat dia nyaman”

Ku terdiam sejenak  membaca tulisan itu. Mungkin kah ve menyukai tempat ini? dan dari mana teh melody tau kalo ve suka tempat ini? aku aja yang sekarang selalu bareng sama ve ngak pernah tau. Apa jangan2 teh melody pernah ada hubungan sama ve?

“ya udah teteh balik ke kantor lagi yah, masih banyak yang perlu di kerjakan”

“ok teh, makasih saran nya yah teh^^”

“ok sama2”

Seteleh selesai makan siang ku kembali ke kantor. Ku lihat meja ve yang masih kosong. “oh ternyata dia belum balik” kemana kah dia? Oh tuhan... ini bener2 membuat ku hilang akal. Seandainya saja kejadian pagi itu tak terjadi, mungkin aku dan ve akan baik2 saja.

Hari ini pulang kantor lebih awal, jadi aku bisa mengajak ve ke tempat yang di sarankan teh melody tadi. Walaupun ve sedang marahan pada ku tapi ia tetap mau semobil dan pulang bersama ku. Ini kesempatan untuk ku untuk mulai mencoba membuat nya tak marah lagi padaku. Selama dalam mobil ve hanya diam, terpaku mengarah ke depan saja. Tak sedikit pun menoleh ke arah ku. Ku mencoba melihat ke arah nya namun tak ada respon yang ia berikan.

“yuk ve kita ke luarJ” kata ku yang telah membukakan pintu mobil untuk nya. Ve hanya diam dan tampak bingung. Ku tarik tangan nya menuju ke suatu tempat. Kami lewati setiap anak tangga. Hingga sampai di lantai 4, kami duduk di sisi gedung yang belum selesai ini. ku sengaja arah kan duduk pas menghadap langit yang terbentang luas.

“maksud kamu apa membawa kutempat ini?”

Waaah akhirnya dia mau ngomong juga *bahagia banget* “ve, aku tau aku salah. Kamu mau maafin aku?”

Ve tak menjawab pertanyaan ku, ku lihat ia hanya tertunduk. Kemudian ku singkirkan rambut yang menutupi wajah nya. Terlihat air menetes di pipi nya. Terdengar isak tangis, ternyata ia menangis.

“kamu nangis ve?”

“nal, seharusnya aku yang minta maaf sama kamu” *jawab ve parau

“kenapa?”

“aku yang salah nal, aku yang terlalu cemburu sama kamu. Itu karna aku ngak mau kehilangan kamu” *kemudian nangis.

Ve nangis di pundak ku, ku tenangkan ia sambil membelai rambutnya. “ve, aku ngak akan ninggalin kamu, aku janji”. Ternyata dia cemburu karna ngk mau kehilangan aku? Oh tuhan betapa besar cinta nya padaku. Tak tega ninggalin dia seperti ini, sayang ku juga sudah penuh ke dia. Janji ku tak akan pernah ku ingkari ve.

“ve, sudahlah. Ngk perlu di permasalahin lagi. Semua udah terjadi, yang jelas kita bisa bersama lagi” , “lihat, langit nya indah ya, kamu  pasti suka kan?” teriak ku sambil menunjuk ke arah langit. ve kemudian menegakkan kepala nya sembari membersihkan air mata yang jatuh ke pipi nya sambil melihat langit.

“kamu kok bisa tau aku suka suasana ini?”

“hmm...”

“pasti di kasih tau teh melody yah?”

“hehe iya ve, dia ngasih saran ke aku”

“ouh” ve ber-oh ria sambil tersenyum

“kenapa ve? kok teh melody bisa tau kamu suka suasana ini? apa dia pernah berhubungan dengan mu?”

“haha ya ngk lah nal, teh melo kan sahabat lama ku di kantor, dia suka kasih masukan ke aku. Dia pokok nya kakak the best banget deh”

“ouh gitu ya, hehe di kirain?” jawab ku sambil tertawa

“hmm... So Peaceful” berkata lembut sambil mengendus pelan

“iya ve, sungguh mendamaikan hati”

Kami berdua menikmati suasana langit saat itu, hingga akhirnya sore menjelang. Kami pun memilih kembali pulang ke apartement dengan perasaan bahagia. Teh melo, makasih saran nya, klo ngk ada teteh mungkin aku ngk bisa ngapa2in.

######################

3 bulan kemudian. Pagi di kala burung2 berkicau merdu. Matahari tampak memperlihatkan wujudnya. Kasur nan empuk membuat ku tak ingin bangun dari nikmatnya tidur. Mata yang masih terpejam ku kepakkan kedua tangan ku, tak sadar ku jatuhkan lengan ku ke sebelah kiri. loh kok kosong? Ve mana? Apa dia sudah bangun?. Kemudian ku buka mata ku saat itu, yap ternyata kosong, mungkin ia sudah bangun dan mempersiapkan sarapan pagi buat ku. Ketika ku terduduk di atas kasur terdengar ketukan pintu. Dengan males nya ku buka dan....

“happy bithday kinal!!!” ve membawa sebuah pancake kecil yang diatas nya ada lilin. Seketika ku kaget melihat ini. ternyata ia ingat hari ultah ku. Loh ini hari ultah ku ya? Kok lupa? Haha efek kerja mulu nih sampai lupa hari spesial sendiri.

“waah makasih ve sayang”

“tiup dong lilin nya, jangan lupa make a wish nya”

“yap baiklah...” kemudian ku pejamkan mata ku sambil berdoa tuhan, walaupun hubungan kami terlarang tapi aku berharap engkau masih mengizinkan ku untuk tetap menjaga ve” *doa ku dalam hati. Kemudian ku tiup lilin nya dan ku cium kening ve saat itu juga.

“makasih yah ve, aku sayang banget sama kamu”

“iya sama2 nal, oiya hari ini kita kerumah yuk. Kita rayain ultah kamu bareng mama dan adik ku, aku juga udah beli bahan masakan nya”

“loh kamu masak? Kamu kan jadi repot, beli aja gih”

“ngk usah nal, aku mau buatin makanan spesial buat kamu. Lagian kan ngk rame Cuma ada mama, aku, kamu dan adikku”

“hmm ya udh deh, aku siap2 dulu yah”

#######################

“kak ve...” teriak adik ve dari kejauhan

“hai sayang” jawab ve sambil memeluk adik nya

“hallo kak kinal, kok kakak makin gemukan sih?”

“eh.. masa?” malu gila di bilang gemuk -,-

“haha kak kinal lagi hobi makan tuh de” cetus ve meledek ku

Pasrah deh pasrah, terserah dia mau bilang aku apa yang jelas hari ini aku bahagia banget. Yah walaupun Cuma bisa merayakan ultah ku bareng keluarga ve tetap ku rasakan hangat nya sebuah keluarga itu.

“eeh kalian udah nyampe” kata mama yang sedang duduk santai di ruang tamu  sambil membaca majalah

“ma, ve ke dapur dulu yah mau nyiapin makanan dulu”

“iya baik sayang, ntr mama bantu yah. Oh iya kinal, kamu temenin mama bentar disini, udah lama kita ngk ngobrol2”

Kemudian ku menoleh ke arah ve, dan ve hanya tersenyum mengizinkan. Karena sudah di kode begitu ya udah deh apa boleh buat, aku memilih menemani mama ve di ruang tamu dan membiarkan ve masak di dapur sendirian. Oh tega nya diriku -,-

“duduk sini nal”

“iya mah”

“nal, mama mau tanya sama kamu?”

“tanya apa mah?”

“ve selama di kantor punya temen dekat ngk?”

“teman dekat?”

“iya, yaah temen cowok lah tapi dekat dalam arti pacaran gitu”

Aiiih... kenapa mama ve malah menanyakan hal seperti itu padaku. Aku kan jadi merasa tersudut mah, aku yang sekarang memiliki hati ve, bukan orang lain. Seketika ku termenung mendengar pertanyaan mamah kepada ku.

“nal... kinal!” sambil memukul pundak ku

“eh iya mah”

“jadi ada ngk nal?”

“hmm kalo temen cowok sih banyak ma, Cuma selama kinal bareng ve, kinal ngak pernah lihat ve dekat dengan cowok di kantor, apalagi pacaran gitu”

“haa syukur lah”

“kenapa mah?”

“gini nal, mama mau jodohin ve dengan anak temen mama”

Apa?? Di jodohin?? Ini bukan jaman siti nurbaya lagi mah. Aaarrghh apa maksud dari semua ini. aku salah memilih untuk mengobrol bersama mama hari ini, bahasanya benar2 membuat ku broken heart. Ma, Cuma kinal yang punya hati ve mah, jangan putuskan hubungan kami. aah percuma saja aku mendongkol di dalam hati, toh mamah ve juga ngak bakalan denger. Tuhan apa ini awal dari kuasa mu untuk bener2 akan menjauhi ku dengan ve?

“i..i..ya ma? Truss?” mulai ngak kuat denger nya

“anak nya ganteng nal, tinggi dan pintar pula. Mama jadi kagum lihat nya, nih orang nya nal” sambil menunjukkan foto pria itu kepada ku. Aah pengen rasa nya ku rebut foto itu dari mamah dan kemudian ku robek. Tapi apalah daya, aku ngak mungkin lakuin itu.

“nal, kamu kan udah lama dekat dengan ve, bantuin mamah untuk bicara sama dia yah. Mama ngk mau dia jadi perawan tua, mama juga pengen punya cucu dari ve. oiya jangan bilang kalo ini semua dari mamah yah. Mama yakin kinal pasti bisa lakuin” lanjut mama yang berharap banyak padaku. Akh! Kepala ku mulai pusing, mual pengen pingsan. Kenapa ini terjadi. Seketika wajah ku mulai pucat, badan mulai panas dingin. Bukan sakit dan demam, tapi nyesek di hati melanda.

“iya mah” aku hanya menjawab singkat. “ya udah kinal ke dapur bantuin ve yah ma” lanjut ku lagi berdiri dan menuju  dapur.

“iya nal” jawab mama tersenyum

Ku pun menuju ke dapur untuk menemui ve. ku genggam rambut ku sambil memijat kepala ku yang terasa pusing. Jalan ku seperti sempoyongan.
“nal kamu kenapa?”

“ha..ha.. ngak papa ve, Cuma pusing dikit aja”

“kamu sakit?” sambil mengecek suhu tubuh ku dengan tangan lembut nya

“ngak ve” sambut tangan ku menyingkirkan tangan nya di jidat ku. “aku ngk sakit kok, mungkin ini efek belum sarapan”

“ya udah aku buatin teh hangat dulu yah”

“iya makasih ve”

Apa yang hendak terjadi padaku saat ini. badan ku terasa lemas setelah mendengar keinginan mama ve. apa yang harus aku lakukan, aku udah berjanji sama ve untuk selalu menjaga dan untuk selalu bersama nya. Apa ini jalan dari tuhan untuk memisahkan kami akan hubungan terlarang ini. kenapa aku tidak berfikir awal nya akan terjadi seperti ini.

“aakhh!! Aku bodoh! Bodoh!” teriak ku sambil memukul kepala ku dengan kedua tangan ku

“kinaaall...kamu kenapa?” tanya ve khawatir melihat ku

“eh gpp ve”

“kamu yakin? Kamu sakit nal? Apa acara nya kita tunda dulu?” tanya ve yang semakin khawatir melihat ku

“oh ngk usah ve, kita lanjut aja. Lagian ini Cuma pusing biasa kok”

“ya udah, kamu minum teh hangat ini dulu yah” ve memberikan secangkir teh hangat dengan wajah yang masih khawatir melihat ku.

Yeap tiba lah pesta ulang tahun ku di rayakan. Cuma ada aku, ve, mamah dan adik ve. kami semua menyanyikan lagu happy birthday, kue bergambarkan jendral tergambar di kue tart untuk ku beserta Lilin dengan bentuk angka 25. Hoho aku sudah mulai tuir yak XD. Wish yang ku harapkan hanya 1, berilah aku kesempatan untuk menjadi yang terbaik di hati ve. rasa tak ikhlas pun menggema di dada ku, tak iklas rasa nya memberi kan ve kepada pria pilihan mama. Kemudian mata ku berkaca-kaca saat itu dan aku lemah, air mataku mulai jatuh. Kenapa aku ini? kenapa aku membiarkan air mata ini jatuh? Kamu lemah kinal! Kamu bukan jendral yang kuat!

“kinal? Kamu kenapa?”

“ngk, aku Cuma terharu aja. Cuma mama, ve dan adek kamu yang mau merayakan ultah ku. Tak ada mama papa dan saudara2 ku disini”

“nal, anggap lah mama dan adik ve sebagai keluarga kedua mu, mama sayang sama kinal. Mama juga udah anggap kinal seperti anak mama sendiri”

“makasih mah :’)”

Seketika perayaan hari ultah ku menjadi pilu bahagia. Jujur aku menangis bukan karna hal tak ada keluarga di samping ku, melainkan pikiran ku yang merambas akan perkataan mama ve tadi pagi padaku. Kado ultah yang bener2 ngk bisa di lupain buat ku. Seketika ku lihat wajah ve yang juga meneteskan air mata, ku tersenyum melihat nya. Kemudian ia membalas senyum ku. Mungkin saat ini senyum nya masih bisa kurasa kan, tapi bagaimana nanti jika semua berubah dengan pilihan mama ve. tak bisa ku bayangkan air mata bahagia ini menjadi air mata kesedihan.


Apa yang akan di lakukan kinal demi mewujud kan keinginan mama ve? sanggup kah kinal melakukan ini semua? Tunggu kelanjutannya...

-Bersambung....

-------------------------------------
haii gimana kabar nya? masih setia nungguin kelanjutnya? terima kasih yang sudah baca :D oiya, kali ini part 4 yah. hmm post nya ngk lama2 banget kan? hehe kebetulan kuliah lagi libur jadi bisa menyelesaikan lanjutan FF ini dengan cepat. terima kasih sudah membaca yah^^
Caution: CERITA INI HANYA FIKTIF, NOT REAL
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com