Minggu, 01 November 2015

Fanfiction : Secret (2) ( VeNal JKT48 )

SECRET (2)

Malam yang sepi. Aku berjalan di sendirian di trotoar jalan ini. Tertunduk sambil memijit kedua alis ku. Aku tak tahan terus-terusan seperti ini. Salah ku, iya salah ku. Aku yang bodoh telah menerima perjanjian itu. Tak bisakah aku berfikir sebelum menggambil semua itu? Dimana aku saat itu? Bagaikan aku terhipnotis akan ajakan adyth yang membuat ku lupa akan segala nya.

Kaki ku terasa lelah, angin malam membuat setiap bulu kuduk ku berdiri. Dingin, aku ingin pelukan dia. Seseorang yang sangat ku sayangi. Namun apa yang kini aku lakukan telah melukai hatinya. Aku terhenti dan memilih duduk di pinggiran trotoar jalan. Tak banyak kendaraan yang lalu lalang karena kini malam semakin larut.

Aku tertunduk pilu sambil menyembunyikan wajah ku di balik ringkuan ku saat ini. Kadang aku harus menghantamkan kening ku ke lutut yang cukup keras. Aku pusing. Sungguh pusing seperti kepala ini mau pecah. Lama aku tertunduk sebuah biasan cahaya menyinari ku saat itu, seketika aku menoleh ke arah cahaya itu. Aku di terangi oleh cahaya lampu mobil yang mengarah kearah ku. Aku mematung dan heran. Ku lihat pintu mobil itu terbuka dan siapa dia? Yap! Dhike, sahabat ku semenjak SMA. Dari mana ia bisa tau aku tengah ada disini?

“dhike?”

“hai nal” sahut nya tersenyum kearah ku

“kok lo bisa tau gw ada di sini?”

“gw ngak sengaja lewat sini, eh ngelihat elo duduk di pingiran trotoar begini. Ngapain?”

“gw lagi stress key” balas ku lesu

“karena masalah itu?” tanya dhike yang juga sudah mengetahui apa yang sedang terjadi padaku

Aku hanya mengangguk atas pertanyaan dhike. Aku tak sanggup harus jawab apa. Ditanya bagaimana solusi yang bisa aku lakukan, itu pun percuma. Itu hanya bisa membuat ku mati lebih cepat. Seketika dhike menepuk pundak ku dan kemudian merangkul ku dengan penuh perhatian. Aku masih tertunduk pilu sambil menompang dagu di lutut ku.

“gw ngk nyangka kinal yang tomboy seperti ini tak bisa menyelesaikan masalah dengan mudah? Bukankah lo pernah bilang ke gw kalau lo itu jendral yang hebat? Wanita yang tanguh? Tapi dimana itu semua? Sejak kapan lo jadi lemah seperti ini?”

Aku mematung menatap dhike, mencerna setiap ucapan yang baru saja ia katakan padaku. Iya, aku pernah mengatakan hal itu. Tapi apakah aku tak boleh menjadi seterpuruk ini meski aku pernah menganggap diriku ini seseorang yang berjiwa jendral?

“jika lo mau cepat selesai, ungkap semua di hadapan ve”

“itu malah membuat ve jadi terluka key?”

“bukankah lo udah melukai nya duluan nal? Sadar lah?” bentak dhike sambil menguncang tubuh ku yang lemas ini

Semakin di sudutkan, semakin lemah dan tak berdaya diriku saat ini. Rasanya ingin mati saja, hingga tak ada lagi beban yang kurasakan. Seketika aku berdiri, memunggungi dhike yang masih mendongkak menatap ku. Ku usap kedua wajah ku dan mengeram sambil menggenggam erat rambut ku kasar.

“aaaaarghhhh!!!!” teriak ku

“iya! Gw udah melukai hati ve terlebih dahulu!” teriak ku lagi

“nal?” panggil dhike

“gw nyerah! Nyerah!!!!”

Plakkkkk!
Seketika tamparan keras melayang di pipi ku. Membuat ku tertunduk hingga menitihkan air mata. Aku pantas dapatkan ini.

“bilang sama gw jika lo tak bisa jujur dengan ve! Biar gw yang bilang pada ve tentang semuanya!”

“.......................”

“gw ngk tahan lihat lo seperti ini nal? Gw kira lo bakalan bahagia sama ve, tapi apa? Berkat ulah lo sendiri demi mempertahankan perusahaan itu, lo mau merelakan ve dengan pria brengsek itu!”

“jangan ungkit masalah itu lagi!” teriak ku sambil menunjuk kasar dhike

Amarah ku terluapkan ketika dhike mengucapkan inti dari permasalahan yang selama ini aku rasakan, aku perbuat. Tangan ku mengepal hebat, ingin menghantam siapapun yang ada di hadapan ku, meski itu adalah dhike. Rahangku mengeras, sesak. Nafas ku tak beraturan.

“lo mau pukul gw? Pukul! Lampiaskan semua yang lo rasain saat ini!”

Ku pejamkan mata, kepalan tangan ku semakin kuat. Rahang ku pun semakin mengeras. Aku tahu dia siapa, sekelebat kenangan indah pernah terjadi antara aku dan dhike. Sahabat yang selalu ada buat ku. Sahabat yang selalu memberikan motivasi terbaiknya untuk ku. Aku tak mungkin melampiaskan semua amarah ku pada dhike. Bukankah dia ingin aku tenang, kembali seperti semula. Tapi aku malah memilih ego ku yang tak beraturan ini. Seketika aku mengendus pelan dan mencoba meredakan segala emosi ku.

Tubuh ku melemas dan terduduk di aspal ini. Mematung hingga aku tak bisa lagi berfikir jernih. Seketika dhike mendekat kearah ku, menyentuh kedua lengan ku. Kemudian ia menegakkan wajah ku. Dan tak lama memelukku erat. Entah apa yang membuat hati ku luluh saat ini, air mataku jatuh tak tertahan kan. Aku menangis di pelukan dhike. Tangis terisak membuat ku bukan kinal yang dulu.
“gw ngak mau lihat lo seperti ini terus nal, gw mau lo bahagia lagi bersama ve. Pikirkan jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lo”

“otak gw udah buntu key”

“gw siap bantu lo buat selesaiin masalah ini” balas dhike melepaskan pelukan nya

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan dhike itu, “udah jangan nangis lagi, eh ini pertama kali nya gw lihat lo nangis kejer gini” balas dhike heran

Aku tertawa kecil sambil tertunduk. Tentu aku malu karena ini yang pertama kali aku rasakan. Kemudian dia membantuku untuk segera berdiri, merapikan seluruh pakaian ku dan rambut ku yang terlihat acak-acakan.

“sudah malam nal, sebaiknya lo gw anter pulang yah” ucap dhike yang membuat ku mengangguk menyetujui ajakan nya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~\

Tak lama aku sampai di apartement. Aku pencet tombol kode apartement ku. Kemudian aku masuk, ku lihat keadaan apartement yang sudah gelap gulita. Seketika ku hidupkan lampu sebagai penerang jalan ku. Ketika aku hendak berjalan menuju kamar, ku lihat ve tengah tertidur di sofa, meringkuk kedinginan. Tanpa berfikir panjang aku dekati sosok nya yang sudah tertidur pulas itu. Ia menunggu ku sampai harus tidur di sofa seperti ini. Badan nya yang cukup ringan membuat ku harus menggendong nya menuju ranjang. Sedikit keberatan memang, tapi tak masalah bagiku demi tak membangunkan dirinya dari tidur nya yang lelap ini.

Ku selimuti seluruh tubuh nya dengan selimut. Ia mengeliat nyaman ketika aku menyelimutinya. Seketika aku tersenyum dan kemudian mengelus pipi  nya yang tembem itu. Waktu yang sudah menunjukkan pukul 02.00 wib, aku akhirnya memilih tidur. Untung saja besok weekend, jadi tak ada jadwal kantor untuk esok hari. Ku baringkan tubuhku di ranjang, tepat di sebelah ve yang sudah tertidur pulas itu. Sebelum nya ku kecup kening nya dahulu dan kemudian aku langsung tidur.

Pagi menjelang. Ku lihat biasan matahari mengenai pelupuk mataku. Seketika ku hadang dengan lengan ku saat itu juga. Mataku sayu-sayu menatap seseorang yang tengah berdiri di depan lemari pakaian.

“ve?”

“kinal? Kamu sudah bangun? Hmm rekor sekali kamu bangun jam 11 yah” balas ve sambil menatap jam dinding

Kemudian aku duduk diatas ranjang sambil mengumpulkan nyawa terlebih dahulu. Aku kucek kedua mataku untuk bisa melihat dengan jelas di sekelilingku. Terlihat seketika ve mendekati ku dan duduk di sebelah ku.

“maaf untuk tadi malam nal” ucapnya

“maaf untuk apa?”

“aku udah memaksa kamu untuk jujur, padahal sebenarnya kamu ngak nyembunyiin sesuatu dari aku kan?” balas nya sambil mengelus pipi ku

“i-i iya...” balas ku gugup

“kalau gitu kamu mandi gih, temenin aku ke mall yah”

“mau ngapain?”

“mau nyari baju nal, lagi diskon hehehe” balas nya manja sambil menidurkan kepala nya di bahu ku

Seketika aku menggendus pelan, “iya iya” balas ku kemudian turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi

#################################

Akhirnya aku dan ve sampai di mall yang tak jauh dari apartement kami. Aku dan ve berjalan menyusuri setiap toko pakaian yang ada di mall. Hal yang sedikit malas buat ku menemai ve berbelanja pakaian yang bisa di bilang sangat memakan banyak waktu. Namun mungkin saat ini lagi pengen melihat pakaian-pakaian yang mungkin bisa saja ku beli. Jarang-jarang aku bisa berbelanja seperti ini.

“ya ampun ve, rame banget ini. Pindah yuk?” ajakku tak nyaman melihat toko yang cukup padat

“iih.. nanggung nal, itu aku sudah ketemu sama barang yang mau aku cari”

Saat ini toko yang ku kunjungi dengan ve begitu padat. Tak hanya dipadati kaum wanita saja, tapi kaum pria pun ikut dalam kepadatan toko ini. Bagaimana tidak padat? Bisa di bilang hanya toko pakaian inilah yang membuka diskon besar-besaran.

Aku semakin bete berlama-lama disini. Terus menggoda ve untuk segera meninggalkan tempat ini, namun ve bersikeras untuk tetap berada di toko ini. Aku Cuma bisa pasrah, tak ingin membiarkan ve berpadat-padatan bersama wanita-wanita dan ibu-ibu penggila pakaian diskon ini. Namun tak lama seketika seseorang menepuk bahu ku dari belakang.

“mas.. mas.. permisi sebentar” ucap seorang SPG mencoba mencari celah untuk lewat

Seketika aku menoleh kearah SPG yang menepuk pundak ku itu. Aku keget ketika ia memanggil ku dengan sebutan Mas .

“maaf, saya perempuan kali mas, ngak usah di panggil begituan juga” balas ku bete

“eh perempuan toh, dari belakang seperti laki-laki mba. Lagian dandanan mba kaya laki-laki sih” balas SPG itu seketika melipir meninggalkan aku dan ve

Tanpa di sadari, sedari tadi ve hanya tertawa kecil melihat percakapan singkat ku bersama SPG kelemer-kelemer itu. Seketika aku menatap ve sakartis dan kemudian menarik nya keluar toko.

“hahahaha aku jadi geli dengar nya nal” tukas ve yang masih menahan tawanya itu

“udah lupain, anggap aja itu manusia planet mars yang panggil begitu” balas ku bete

“makanya style kamu ubah dong, jangan pake kemeja atau T-shirt dan celana jeans mulu. Kaya aku nih” sambil menunjukkan style pakaian nya yang girly itu

Aku hanya menyerngit menolak style nya itu jika terjadi pada diriku. Memilih untuk diam tak melanjutkan percakapan aneh ini. Seketika ve menganggu pandangan ku, membuat ku sedikit malu jika di lihat seperti itu. Tak lama tawa nya pecah dan kemudian merangkul ku penuh kasing sayang. Terkadang suka mengacak rambut ku dan membuat ku sedikit kesal jika rambutku di acak.

“nal, kita ke toko perlengkapan bayi dulu yah sebelum pulang”

“hah?? Ngapain? Sejak kapan kamu....?” tukas ku menyerngit kaget

“ih apaan sih?” ucap nya seketika memukul manja lengan ku

Akhirnya aku dan ve menuju ke toko perlengkapan bayi. Mataku sedikit berbinar-binar melihat bentuk lucu perlengkapan bayi ini. Aku merasa gemas melihat bentuk dan ukuran yang kecil-kecil ini.

“ini bagus ngak?”

“emang cowok bayi nya? Emang buat siapa sih?”

“iihh itu loh kinal, kakak sepupu aku baru lahiran jadi mau beliin hadiah gitu”

“ouh gitu, bilang dong dari tadi”

Aku pun berjalan meninggalkan ve sambil menyusuri setiap sudut toko ini. Mencari barang apa yang cocok untuk di berikan kepada bayi laki-laki. Dan tap! Mataku berhenti di sebuah benda yang cukup lucu dan mungkin kelihatan keren jika di pakai oleh bayi laki-laki. Aku menggambil satu dan memperlihatkan nya kepada ve.

“ve, kalau ini gimana? Ini bagus loh, jarang-jarang kali bayi pake ini”

“ini baju?”

“kain sarung!, ya baju lah ve”

“hahaha iya deh, iya nih lucu. Kamu kok pinter nyari nya?”

“kinal gitu loh” tukas ku sedikit menyombongkan diri

Hari ini cukup melelahkan. Bisa dibilang seharian aku dan ve berjalan di mall ini. Mungkin 1 lantai kami hitari selama 2 jam. Hingga akhirnya aku memilih beristirahat di sebuah resto untuk sejenak menyelaraskan energi ku dan ve setelah bercapek-capek ria menyusuri seisi mall ini.

“besok temenin aku yah ke rumah kakak sepupu ku”

“hm..” balas ku mengangguk sambil menyeruput minuman ku

Sudah 30 menit aku dan ve beristirahat sejenak di resto ini. Aku dan ve kini sibuk di balik hp masing-masing. Tak ada percakapan yang membuat kami asik untuk berlama-lama disini. Badan ku terasa pegal, seketika aku menyandar sambil menatap kasir di depan sana. Namun tiba-tiba saja masuk seseorang yang ku kenal dari pintu satu resto ini. Seketika aku kaget dan mulai gugup. Ve sedari tadi terus asik di balik hp nya itu. Dengan cepat aku genggam pergelangan tangan ve untuk bersiap membawa nya pergi dari sini.

“ve, ayo kita pulang, a-a-aku bosan disini” balas ku gugup

“nal kamu kenapa?” tanya nya heran menatap ku gugup

“ngak kenapa2 kok, yuk” ucapku sambil menarik lengan nya untuk buru-buru keluar

Aku memilih keluar dari pintu samping yang ada di resto ini, menjauhkan ve demi tak melihat si pria brengsek itu. Jalan ku cepat untuk segera menjauh dari resto ini. Tapi ve terus heran menatap ku yang tiba-tiba saja berubah menjadi aneh. Jauh dari resto itu seketika ve menghempaskan lengan nya sehingga membuat genggaman ku terlepas.

“kamu kenapa sih nal?”

“gpp”

“tapi kamu kelihatan aneh tauk!”

“ya udah sih, ayo kita pulang”

Kini hari sudah mulai senja. Jalanan jakarta yang macet membuat ku sedikit kesal. Stir mobil ini aku genggam erat, kadang sesekali aku memijit kedua alisku. Kenapa dunia ini terasa sempit? Ketika aku berjalan berdua bersama ve selalu saja pria brengsek itu muncul. Aku yang ingin menjauh dari nya tapi malah terus-terusan di pertemukan. Apa yang salah dari ku? Mungkin kah ini balasan atas semua kesalahan ku?

“nal?” panggil ve sambil menyentuh lengan ku. Seketika aku tersadar dan menoleh kearah nya

“iya”

“kamu baik-baik aja?”

“iya, aku baik-baik aja kok”

“kamu tidak menyembunyikan sesuatu dari aku kan?”

“ouh... ng-ng-ngk kok”

Pertanyaan yang selalu membuatku gugup. Kenapa harus ada pertanyaan itu? Aku ingin jangan pernah ada pertanyaan itu. Semakin membuat ku dilanda rasa takut, kesal terkadang kecewa. Iya kecewa, kecewa terhadap diriku sendiri. Seandainya perjanjian itu tak aku setujui mungkin aku jauh dari pertanyaan itu. Tuhan... tolong aku untuk menyelesaikan semua persoalan yang membuat ku menjadi rumit. Jika memang aku harus menyerah dari semua nya aku harap engkau memberikan satu hati yang terkuat untuk ve.


~Bersambung




------------------------------------------------------------


Hai^^
Haduuuh... FF ini udah lama banget yah, chapter 2 nya baru bisa di post sekarang - -“
Maaf yah menunggu lama banget, abisnya saya kehilangan ide saat itu, tapi sekarang saya mencoba untuk kembali mencari ide yang sempat hilang. Meski lanjutan nya jelek :’D
Makasih yang udah rela nungguin, yang udah baca chapter 1. Saya sempat PHP, tapi sekarang ngak. Insyaallah kalau ada waktu saya lanjutin lagi yah J
Oiya terima kasih buat yang udah ingetin soal FF ini^^


Terima kasih yang sudah membaca J
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com