Minggu, 17 Mei 2015

Fanfiction : Kotak Musik Gre (7) (#GreMids JKT48)

Kotak Musik Gre (7)

Aku keluar mengejar kak kinal. Ku lihat di lorong apartement sudah sepi. Cepat sekali kak kinal jalan nya. aku pun menoleh kesana kemari melihat kak kinal hingga sampai aku di loby apartement. Terus melihat, hingga mata ku terhenti di salah satu jendela besar di apartement ini ku lihat kak kinal dari kejauhan tengah duduk di taman apartement. Sesegera aku menemui kak kinal yang tengah terduduk sambil mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

“kak?” panggil ku

Kak kinal langsung melihat kearah ku “ngapain kamu disini?”

“eehm...” bingung mau jawab apa. “kakak kenapa?” lanjutku langsung duduk di sebelah nya

“kamu ngak perlu tau mids”

“kak, kalau kakak punya masalah, kakak bisa cerita sama hamids”

“kamu masih kecil, ngak boleh tau urusan orang dewasa”

“kak, aku kenal betul sama kak ghaida. Apa yang tengah terjadi dengan kakak dan kak ghaida?”

“seberapa lama kamu kenal dia?”

“yaah udah 1 tahun ini sih, semenjak kak ghaida jadi pelatih basket ku”

Kak kinal seketika berdiri. Aku hanya mendongkak melihat ke arah nya, ku lihat ia mengenduskan nafasnya pelan. Apa yang tengah di fikirkan kak kinal saat ini? jujur aku begitu kepo. Tapi apa masalah nya jika aku harus seperti ini? salah kah? Aku hanya ingin membantu saja. Mereka adalah kakak terbaikku, kakak yang bisa memberikan ku masukan ketika aku sedang terpuruk.

“apa kamu pernah merasakan kecemburuan teramat dalam mids?” tanya kak kinal menatap lurus

“cemburu? Kakak cemburu sama kak ghaida?” tanya ku kaget

“yaah begitulah” ucapnya santai

“kenapa kakak cemburu sama kak ghaida? Apa dia pernah dekat dengan kak ve?”

“ngk sih, Cuma kakak tak menyukai aja jika ghaida dekat dengan ve”

“kakak begitu menyayangi kak ve sehingga kakak menganggap jika seseorang yang begitu dekat dengan kak ve kakak cemburui”

Kak kinal menatap ku tajam. Heran ketika aku mengatakan hal seperti itu. “kamu tumben bijak?”

“kak kinal -,-“

“yah, kakak begitu menyayangi kak ve mids” ucapnya tersenyum

“kalau kakak sayang kenapa kakak cuekin kak ve seperti itu? Kasihan tau kak? Kak ve ngak tau permasalahan nya”

Seketika kak kinal terdiam sejenak. Tertunduk. Entah apa yang ia pikirkan. “ve~” ucapnya lirih. Kemudian berlari meninggalkan ku yang masih cengo dengan sikap nya ini.

“kak! Kakak mau kemana?” teriak ku sembari mengejar nya.

Ternyata kak kinal kembali ke apartement. Ia masuk dalam keadaan nafas terengah-engah. Aku pun juga seperti itu. Aku mengikuti nya berlari. Ku lihat gre tengah asik menonton tv seketika di introgasi dengan sigapnya oleh kak kinal. Kak kinal menanyakan dimana kak ve. kemudian gre menunjukkan kak ve yang tengah berada di balkon apartement ini.

“kenapa kak kinal mids?” tanya gre heran

“aku juga bingung gre, aku tak mengerti pikiran kak kinal saat ini”

Sesegera aku dan gre mengintip apa yang tengah terjadi di balkon apartement. Di bilang pengen tahu sih iya. Abisnya bingung dengan hubungan mereka ini. aku melihat kak kinal mendekati kak ve dengan wajah merasa bersalah. Entah apa yang tengah mereka bicarakan aku tak tahu. Yang jelas aku hanya ingin hubungan kedua kakak yang sangat ku sayangi ini kembali membaik. Tak lama kak ve dan kak kinal saling berpelukan. Syukurlah mereka sudah baikan. Aku melihat kearah gre tersenyum.

“untung kamu berani menemui kak kinal mids J” ucap nya menggenggam tangan ku

“semua ku lakukan demi hubungan mereka membaik gre, aku ngak mau lihat mereka diem2an hanya masalah sepele ini” jelas ku merapikan poni gre

Tak lama kak ve dan kak kinal masuk ke dalam kamar. Aku tak menyadari mereka masuk. Seketika aku dan gre kaget. Bingung, gugup semua bercampur.

“apa yang kalian lakukan disini?” tanya kak kinal memicingkan matanya ke arah ku dan gre

“eee.... ngaakk... tadi kita Cuma merapikan horden pintu ini aja kak” ucapku pura-pura merapikan horden pintu ini

“ya deh ya deh, oiya hari ini libur yah, gimana pagi ini kita olah raga?” jelas kak kinal melihat ke arah kak ve tersenyum

“haaa ide bagus kak :D” ucapku bersemangat

“tapi....” ucap gre ragu

“udaaah ikut aku aja, ntar aku ajarin main basket” sambil kurangkul tubuh kecil gre

Kami semua turun dari apartement menuju lapangan dekat taman di apartement ini. kebetulan lapangan ini tak begitu ramai, jadi aku bisa bermain basket sepuas nya

“ngk gitu gre, kayak gini nih” ucapku ambil mempraktek kan cara bermain basket

“aah... susah tauk mids. Udah ah aku males belajar nya” ucapnya meninggalkan ku dan duduk di samping kak ve yang tengah duduk berdua bersama kak kinal

“truss aku main sama siapa gre?”

“tuh sama ring basket sendiri” jawab nya bete

“haha ya udah sini hamids main bareng sama kak kinal” ucap kak kinal yang tiba-tiba saja datang menemui ku

Akhirnya aku dan kak kinal bermain basket bersama. “waah kak kinal jago juga main basket nya” ucapku tolak pinggang

“jadi kamu mau duel nih?” ucap kak kinal sedikit sombong

“boleh, siapa takut! :D”

#################################

Hari yang sangat memelahkan akhirnya aku kembali ke kamar pribadi ku. Waktu yang tak kan bisa terbayarkan hari ini. menghabiskan waktu libur bersama gre, kak kinal dan kak ve. yang awalnya hubungan kak ve dan kak kinal seperti di terjang badai tapi akhirnya kini kembali seperti semula. Aku harap hubungan aku dan gre tetap selamanya seperti kak kinal dan kak ve.

Tiit... tiit... alarm ku berbunyi menunjukkan pukul 5 pagi. Hari ini kembali ke aktivitas seperti biasa. Menjadi siswa yang sibuk dengan kegiatan belajar. Aku sampai di kelas dan di sambut dengan sahabat-sahabat ku, entah kenapa mereka terlihat bahagia melihat ku. Apa ini? aku merasa malu jika harus terus di tinggi-tinggikan seperti ini?

“kalian kenapa?” tanya ku heran

“selamat yah mids” ucap salah satu teman sekelas ku

“selamat apa? Aku ngak ngerti”

“mids, impian lu buat bisa bermain basket dan menjadi pemain basket profesional akan segera terwujud” jelas nadse sambil menepuk pundak ku

“hah? Masa sih?”

“iya, tadi kepsek berpesan sama gw, lu segera menemui kepsek ke ruangan nya, mau bicarain masalah ini” jelas nadse lagi
Aku hanya memadang nya heran. Aku pun langsung menuju ruang kepsek. Ternyata aku sudah di tunggu dari tadi oleh kepsek. “maaf pak, apa bapak tadi memanggil saya?” ucapku dengan sikap sopan

“oh iya mids, kamu duduk sini”

“ouh iya pak”

“hmm mids jadi gini, waktu itu team basket sekolah kita ikut turnamen bukan? dan mendapatkan juara pertama. Dan itu di tingkat nasional”

“iya pak benar”

“jadi kemarin bapak menerima surat undangan dari pihak sekolah di los angeles. Tepat nya sekolah basket”

“los angeles pak?” tanya ku kaget

“iya, sekolah tersebut menginginkan kamu belajar bermain basket disana selama 6 bulan”

Seketika aku termenung. Aku senang mendengar nya, impian ku untuk menjadi pemain basket profesional akan segera terwujud. Tapi disisi lain aku merasa sedih, aku harus meninggalkan gre selama 6 bulan. Apa aku siap? Aku benar-benar bingung saat ini. aku butuh kesendirian untuk memikirkan semua nya.

“ini surat undangan nya” lanjut kepsek sembari memberikan surat. Aku hanya menatap surat itu tanpa membuka nya.

“pikirkan baik-baik mids, ini demi masa depan kamu. Bea siswa ini jarang sekali di temukan. Bapak harap kamu bisa menerima nya J” lanjut kepsek ku kembali sambil menepuk pundak ku

“iya, kalau gitu saya kembali ke kelas dulu pak” ucapku

“iya, silahkan”

Aku keluar ruangan dengan wajah tertunduk menatap amplop ini. aku bingung. Haruskah aku menerima nya? masa depan yang ku inginkan menanti ku. Aku ngak mungkin buang kesempatan ini begitu saja. Tapi bagaimana dengan gre? Apa yang harus aku katakan pada nya? aku benar-benar sudah tidak tahu lagi apa yang harus aku katakan.

“hai mids gimana?” tanya nadse

“gimana apa?”

“itu yang sama kepsek”

“ouh itu, yah sama yang kalian bicarakan tadi pagi” jawabku santai

“truss lu terima?”

“belum tau, gw harus rembukan dulu sama keluarga”

“ouh gitu, ya deh. Sukses deh mids J

“iya, thanks nads J

Hari ini aku di sekolah sama sekali tak bersemangat. Murung. Semenjak mendapatkan info tentang beasiswa ini. jadwal pulang sekolah tiba aku tak langsung pulang. Aku memilih menyendiri di pohon belakang sekolah. yah tempat biasa ketika aku lagi gundah. Ah pikiran ku kok jadi seperti ini. ayo pilih mids? Mana yang baik buat kamu, ambil beasiswa itu atau tinggalin gre. Aaarrg!!! Aku terjebak dalam sebuah dilema berat. Aku harus pilih yang mana? Ya tuhan... beri aku sedikit petunjukmu. Tak lama ku ambil hp ku. Ku unlock. Belum masuk ke menu mata ku terhenti di wallpaper hp ku. Yap terpajang foto ku bersama gre. Rasanya ingin menghubungi gre, untuk memberitahukan semua nya. tapi aku takut, aku ragu. Apa kah aku bisa bicara jujur padanya? Ku urungkan niat ku untuk menghubungi gre.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Aku memilih kembali pulang kerumah. Ketika hendak membaringkan badan ku ke tempat tidur ini hp ku seketika berdering. Ternyata gre menelfon ku. Ku jawab telfon nya.

“iya gre”

“hamids udah pulang?” tanya nya

“baru aja nyampe rumah, ada apa?”

“hmm ngk jadi deh”

“loh, emang ada apa?”

“rencana nya mau minta nemenin ke toko buku”

“ouh ke toko buku toh, ya udah sih aku temenin”

“ngk usah mids, kamu kan baru pulang”

“gpp gre J

Itulah percakapan ku dengan gre via telfon. Aku pun segera bersiap-siap. Lanjutku segera langsung menjemput gre ke rumah nya. ia sudah menunggu di depan rumah nya. selama perjalanan aku hanya diam. Begitu juga gre. Ia juga tak memulai duluan. Aku melihat nya begitu gugup hingga akhirnya ia menyadari kegugupan ku.

“kamu kenapa mids?” ucapnya menyentuh pundakku

“ng.. ngk papa kok” jawabku gugup

Gre hanya mengkerutkan dahi nya. heran melihat sikap ku yang aneh ini. tak lama aku dan gre sampai di toko buku. Kali ini aku terpisah dengan nya. aku melihat-lihat buku yang terpajang di toko buku ini. namun tiba-tiba saja mata ku terhenti di salah satu buku rak tentang olah raga. Aku ambil buku itu dan ku buka. Aku buka halaman yang berisi kan tentang basket. Namun dalam buku itu tertulis nama sekolah, yap nama sekolah yang persis ada di surat tadi pagi yang ku dapat. Ku baca buku itu hingga sejenak melupakan gre. Tak lama gre datang menemui ku dan membuat ku kaget.

“lagi baca buku apa?” ucap nya mengagetkan ku

“nih buku olah raga sih”  jawabku

Seketika gre mengintip isi buku itu. “basket? Hmm ouh ini bukannya sekolah basket terkenal di los angeles, amerika itu ya?” ucap nya

“kok kamu tau?” tanya ku heran

“iya, masalah nya ada temen sekolah aku dapat bea siswa ke sana”

“ouh gitu” jawabku mulai gugup

“di sekolah kamu gimana mids?”

“eee... itu... ee sepertinya ngak ada” jawab ku gugup. “kamu udah dapat buku nya? yuk langsung bayar aja abis itu kita makan di cafe” lanjut ku menarik tangan nya menuju kasir

################################

Hangat nya capuchino ini mengeluarkan aroma kopi dan susu yang nikmat. Aku termenung sambil mengaduk-aduk capuchino ini. tak menyadari gre yang sedari tadi tengah menatap ku heran.

“mids, kamu kok dari tadi bengong aja. Ada apa sih?”

Seketika aku tersadar “ouh ngk kok gre” ucapku kemudian meneguk capuchino hangat ini

“kamu lagi mikirin sesuatu ya?”

“ngk kok, ouh iya kamu beli buku apa tadi?” tanya ku mengalihkan pembicaraan

“aku beli novel ini, novel nya seru banget. Tau dari temen nih, tadi aja dia ceritain sama aku gimana isi novel nya. eh jadi penasaran, ya udah pengen beli” jelas nya panjang lebar. Aku hanya menatap nya. tapi bukan menatap nya melainkan termenung. Tak dengar apa yang tengah gre ucapkan padaku

“kamu ngk beli buku olah raga tadi mids?” lanjutnya

“ngk, aku lagi males baca” ucapku. “oiya gre, temen kamu bener ambil bea siswa itu ke LA?”
Lanjutku

“hmm katanya iya mids, denger-denger dia akan berangkat 2 minggu lagi” jelas nya

Aku tertegun dengan cerita gre. Iya benar, di surat itu tertera tanggal untuk keberangkatan siswa yang terpilih mendapatkan bea siswa ke LA. Truss aku harus ngapain? Haruskah aku mengatakan yang sejujur nya pada gre? Ah aku bingung sungguh bingung. Namun entah kenapa mulut ini...

“gre, kalau seandainya aku jauh dari kamu. Kamu siap ngak?” ucapku memberanikan diri

“maksud nya?”

“yaah jauh gitu, seperti temen kamu itu”

“aku ngak bisa jauh dari hamids, aku sayang sama hamids L” ucapnya

Ketika mendengar ucapan nya itu aku makin tak tega jika harus berterus terang. Ngasih kode gitu aja dia udah jawab ngak mau jauh dari aku. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menolak bea siswa ini? tapi itu masa depan yang ku idam-idam kan sejak dulu. Belajar dan menjadi pemain basket profesional.

“kamu kok nanya seperti itu?” tanya nya heran

“ngak sih Cuma nanya aja”

“atau jangan-jangan kamu??”

“ng.. ng..ngk lah gre, kan udah aku bilang sekolah aku ngak ada dapet seperti sekolah kamu” jelas ku gugup demi menutupi semua nya

“aku ngak akan ninggalin kamu kok gre J” lanjutku

Ia membalas ucapan ku dengan senyum. Aku dan gre akhirnya menikmati waktu siang ini berdua di sebuah cafe yang tak jauh dari toko buku. Waktu semakin menampakkan wujud nya. hari sudah mulai senja, akhirnya aku dan gre memilih untuk kembali ke rumah.

“makasih yah mids udah mau nemenin aku” ucap nya menoleh ke arah ku

“sama-sama gre J” ucap ku

“ya udah, hati-hati yah kamu pulang nya hihi ” ucap nya yang tiba-tiba saja mengecup bibi ku yang lagi ngangur ini :v. seketika aku terkaget dengan tingkah nya. ah gre untung saja masih di dalem mobil coba di luar kan berabe ntar urusan nya.

Selama perjalanan aku senyam senyum sendiri. Tingkah gre tadi itu membuat ku merasakan bahagia yang teramat. Jalanan yang macet ini seakan ku nikmati dengan santai nya sambil membayangkan yang tadi. Kiss itu bagaikan permen rasa strawbery yang nikmat. Eh strawbery? Masa sih? Tapi aku  merasakan itu. Apa jangan-jangan lipsglos yang ia pakai memiliki rasa strawbery. Aaakk!! Aku makin tak karuan memikir kan nya.

Akhirnya aku sampai di rumah. Yap tepat jam 7 malam. Yah maklum lah jalanan yang tak bisa di hindari macet ngak karuan. Aku segera bersih-bersih. Setelah itu lanjut makan malam. Makan malam selesai aku kembali ke kamar sembari membereskan isi tas ku yang tadi siang sama sekali belum ku rapikan. Memasukkan buku kedalam tas untuk di bawa esok hari. Ketika hendak mengeluarkan buku dari tas tiba-tiba saja amplop bertuliskan nama sekolah basket ternama di LA membuat ku kembali teringat. Aku kembali merasakan betapa bingung nya diri ini. hati yang seakan tak ingin meninggalkan orang yang sangat ku cintai dan kusanyangi saat ini. ketika mulut ingin berbicara jujur tapi hati tak mengizinkan nya.

Malam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Aku masih berkutat di depan laptop ku. Sreaching tentang sekolah itu. Aku benar-benar ingin. Tapi ingin ku terganjal akan perasaan. Jujur aku benar-benar di landa dilema berat. Seandainya saja waktu bisa ku putar ku tak ingin ada yang nama nya pertemuan yang akhirnya akan membuat ku bingung.

Tiit... tiit... alaram digital ku berbunyi menunjukkan pukul 06.00 wib. Seketika aku terkaget. Kenapa aku bangun di jam segini? Mampus! Aku bisa telat. Ah bodoh nya aku yang lupa mengatur jadwal bangun di alarm ku. Sesegera aku locat dari tempat tidur dan segera bersiap-siap untuk sekolah.


~Bersambung....



--------------------------------------------------

holla^^
maaf yah sudah menunggu lama :( maklum lah saya lagi sibuk dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk. lanjutin FF ini aja harus curi-curi waktu. maaf kalau cerita nya agak membingung kan, karena efek banyak tugas jadi inspirasi saya terbagi begitu saja -,-
oiya, mau promote bentar follow Wattpad saya yah, yang suka cerita VeNal bisa baca di wattpad saya :)
Thanks yang udah baca^^
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com