Sabtu, 25 Juli 2015

Fanfiction : Kinjirareta Futari (Dua Orang Yang Terlarang) (VeNal JKT48)

KINJIRARETA FUTARI
(Dua Orang Yang Terlarang)

Aku yang selalu ada buat nya di saat senang maupun sedih, aku juga yang selalu menemani kemana pun ia pergi. Tapi kenapa? kenapa aku harus jatuh di salah satu jurang yang membuatku gila. Demi menyembunyikan hubungan ini aku rela sakit hati, menahan setiap goresan yang selalu saja datang menerpa ku. Aku hanya bisa diam, tersenyum di balik kesedihan ku. Aku tahu ia merasakan hal yang sama padaku. Cukup kita yang tau. Aku akan selalu mencintaimu.

“ayo dimakan nal” tawar adyth sambil melahap makanan nya

“iya” jawabku sambil melirik ke arah ve yang sedari tadi hanya menunduk penuh penyesalan

“kamu kenapa ve? kamu sakit ya?” ucap adyth sambil mengakat wajah ve dan mengelus pelan pipi nya

Seketika aku menggenggam erat pisau yang ada di tangan kiri ku, menahan kecemburuan teramat yang ku alami saat ini. aku menatap nya sedikit sinis. Ia membalas dengan wajah sendu nya. aku tahu kamu pasrah ve aku tahu. Ingin rasanya ku hempaskan tangan pria ini dan ku bilang “Ve milikku, jangan sentuh dia!” tapi apa yang bisa ku perbuat dengan hanya menyembunyikan kesedihan ini sambil membuang muka.

“mm... ma.. maaf dyth gw ke toilet dulu yah” ucapku kemudian berdiri menuju toilet

~~~~~~~~~~~~~

*suara percikan air keran*
Ku usap wajah ku dengan air ini. menatap cermin yang memantulkan sosok ku yang entah bagaimana aku bisa menjelaskan nya. aku ingin lari dari semua ini. tapi bagaimana? Aku begitu mencintai nya. sosoknya seakan tak bisa lepas dari bayang-bayangku. Aku benar-benar salah jatuh kedalam perasaan aneh ini.

“nal?”

Seketika aku mendapati sosoknya berdiri di belakang ku. Aku hanya menatapnya dari balik cermin ini. wajahnya yang sendu menahan tangis. Balas ku hanya sebatas senyum dengan kesedihan yang teramat ku rasakan.

“maafin aku nal” ucapnya sambil menitihkan air matanya

“apa yang perlu aku maaf kan ve? kamu ngak salah” ucapku sambil menghapus air matanya

“aku tau kamu sakit menahan semua ini nal”

“ve, kesakitan ini masih bisa ku tahan. Aku bukan orang lemah ve, percaya lah” sambil menggenggam erat pundak nya

“apa aku harus melepaskan adyth demi kamu nal?”

“jangan ve, jangan! Dia orang baik”
“tapi aku ngak tega lihat kamu seperti ini terus”

“kamu ngak yakin sama aku?”

Ia hanya menunduk sambil menangis tak bisa menjawab pertanyaan ku. “sudah jangan nangis lagi yah” lanjutku sambil memeluk nya erat sembari menenangkannya

“ayo kita balik, ntar adyth curiga lagi. Hapus air mata mu ve”

“iya” ucapnya sambil menghapus air matanya

Aku dan ve kembali ke meja di mana aku ve dan adyth makan bersama. tetap harus menahan setiap amarah ku saat ini. tahan nal, semua pasti akan berakhir. Kini aku hanya bersikap santai dan tak ada yang perlu dikhawatirkan.

##################################

“makasih yah makan malam nya dyth” ucapku

“ouh tak masalah kok, kapan2 kita makan malam bareng lagi”

“aku pulang yah ve” ucapku biasa aja

“iya” jawabnya menahan sedikit kesedihan

“ya udh, gw dan ve balik yah” ucap adyth

“iya, hati2 yah kalian berdua”

Melihat matanya yang begitu tak tega. Aku benar-benar harus bertahan di saat yang sesulit ini. aku terus menatap laju nya mobil yang mengantar ku tadi hingga wujud mobil itu tak tampak lagi dari kejauhan. Aku hanya menggendus pelan kemudian masuk kerumah.

“eh udah pulang nal?” sahut mama yang lagi membaca sesuatu, sepertinya itu undangan

“udah, loh itu undangan apa ma?” tanya ku

“loh kamu belum tau? Ini kan undangan pertunangan ve dangan adyth. Apa ve tidak memberitahu kamu?”

“ouh... mungkin dia lupa mah, kinal ke kamar dulu, capek mau istirahat” sambil menuju kamar

Aku hempas kan tubuhku ke ranjang yang empuk ini. seketika air mataku jatuh tanpa ku sadari. Menangis sambil tertawa yang seakan membuat diriku terlihat gila. Mendapati undangan degan nama yang tak asing bagiku. Iya, ve dan adyth. Aku tak menyangka semua akan berakhir seperti ini. jalanku yang tak lagi bisa terus bersama nya kini musnah sudah. Aku hanya bisa menangis sesak dan menatap layar hp ku. Senyum dengan tawa manisnya membuatku sakit saat ini, bukan lagi kebahagiaan. Jangan paksa aku lagi buat mempertahankan hubungan ini. jujur aku sudah tak sanggup lagi jika dia sebentar lagi akan milik orang lain.

###############################

Tibalah saat dimana hari bahagia itu terjadi. Aku mengenakan baju berwarna biru yang terlihat simple. Itu lah aku dengan sifat tomboy ku. Biru, yap warna kesukaan Ve. aku ingat sekali ia begitu menyukai warna biru. Aku selalu mengenakan t-shirt atau pun jaket berwarna biru ketika hendak hanya berdua bersama nya. kini semenjak pria itu datang mengganggu semua berubah. Tak ada lagi kebahagiaan yang terpancar di wajah gadis yang sangat ku cintai ini.

Tak lama aku sampai di rumah ve yang terlihat begitu ramai. Para tamu hadir sebagai saksi atas pertunangan ini. hanya ada keluarga dan teman-teman terdekat yang hadir. Aku begitu akrab dengan keluarga ve, begitu juga dengan keluarga ku yang juga sudah akrab dengan keluarga ve. aku masuk ke kamar ve. ku lihat sosok nya duduk di depan meja rias nya termenung. Aku tutup pintu kamar nya rapat.

“ve~” panggil ku pelan

Ia menoleh ke arah ku sambil menahan air mata nya. “kinal~”

“selamat yah” ucapku tersenyum sambil mendekati dirinya

“maaf” ucapnya kemudian tertunduk dan menangis

“maaf apa?”

“aku ngak bisa jujur soal pertunangan ini. aku takut nal, aku takut!!” *tangis nya pecah penuh sesak

“apa yang kamu takut kan ve?”

“aku takut kamu tak bisa menerima ini semua nal”

“*tersenyum* sudah lah ve, semua sudah terjadi. Sekarang ada adyth yang jagain kamu. Tugas ku sudah selesai ve”

“apa maksud kamu nal?”

“aku bukan lagi siapa-siapa kamu ve, kini kita hanya sebatas sahabat, bukan kinal dan ve yang dulu”

“ngak! Kita masih kinal ve yang dulu. Aku ngak cinta sama dia nal, semua karena paksaan orang tua”

“coba lah cintai dia ve, aku yakin kamu pasti bahagia”

“aku ngak bisa nal”

Aku hanya tersenyum sambil meyakinkan dirinya. Tak lama ku jatuhkan kecupan manis mengarah ke bibir kecilnya. Ini obat penenang mu ve, aku yang bukan lagi siapa-siapa kamu tetap akan selalu ada buat kamu sebagai sahabat. Menikmati kecupan manis ini sebelum di rebut oleh orang lain. Kemudian ku lepaskan kecupan ini dan pergi. Aku tau kamu sakit ve, tapi aku lebih sakit. semua ku tahan demi kebahagiaan mu, itu saja yang ku butuhkan saat ini.

Waktu terus bergulir, sudah seminggu aku tak bertemu ve semenjak pertunangan itu. Mungkin selama seminggu ini aku mencoba untuk berfikir dewasa, berpikir lebih matang lagi. Hingga akhirnya aku memilih jalan ku kembali. Menuntut untuk hidup seperti biasa dan menjalan kan aktifitas ku dengan normal saja. Aku memilih menghubungi ve dan bertemu dengan nya di sebuah danau yang terpencil. Danau yang bisa di bilang Cuma aku dan ve saja yang tahu. Danau yang tenang dengan perahu yang terikat erat di pinggiran danau.

“maaf menunggu lama nal” ucap nya sambil duduk disebelah ku

“tak masalah, aku juga baru tiba”

“ve~” panggil ku

“iya”

“mungkin saat ini kamu sudah bahagia ve” ucapku menoleh kearahnya tersenyum

“ngk, aku tak bahagia seperti yang kamu fikirkan”

“*mengendus pelan* aku sudah ngak tau lagi apa yang harus aku katakan padamu ve, ketika semua itu datang kesedihan yang ku rasakan semakin sakit. mungkin sakit melebihi orang yang benar-benar sedang sakit” ucapku sambil melempar kerikil ke danau yang tenang ini

“aku akan beri kenangan terakhir kita disini sebelum kamu benar-benar bahagia dengan nya ve, makanya aku ajak kamu kesini tempat yang sudah lama tak kita kunjungi” lanjutku. Ia hanya terus menatap ku tak percaya.

“aku tak mencintai dia nal, aku hanya cinta sama kamu!” ucapnya menitihkan air matanya

“sampai kapan pun aku akan tetap cinta sama kamu ve”

“kamu pun begitu nal, kembali lah bersama. kita sama2 saling mempercayai keabadian”

“sulit ve”

“kenapa sulit nal? Seberdosa kah pertemuan kita selama ini?” ucapnya dengan amarah bercampur air mata

Aku hanya bisa menahan sakit. kata-kata ku saat ini terlontar santai tapi sebenarnya sakit. aku tak bisa menahan semua ini berlarut-larut. Aku ingin hidup normal tanpa batu yang seakan menutupi segala kehidupan ku. Hingga akhirnya amarah ku yang seakan tertahan kini lenyap di gulung kesedihan yang kutahan lama ini.

“maaf ve, cinta kita bukan seperti orang banyak. Cukup sembunyikan perasaan ini dalam hati kita masing-masing” ucapku dengan mata yang sudah berkaca-kaca

“nal~”

“kita hanya berserah kepada takdir ve, ia yang mempertemukan kita ia juga yang mengakhiri kita”

“kita berdua yang terlarang ve” ucapku yang seakan tak sadar air mata ku telah membasahi setiap pipi ku.

“aku tak bisa dengan orang orang lain nal. Aku cinta kamu. Apa itu tak boleh?”

Aku hanya tertawa kecil dengan berlinangan air mata. Kamu yang bersikeras ingin kembali ve. tapi maaf aku yang sudah bulat dengan segala keputusanku.

“maaf atas semua kesalahan ku ve, aku yang sudah membuat semua ini terjadi”

“kamu ngak salah nal, kamu bilang takdir  yang telah membawa kita kesini” kemudian memelukku erat

Aku yang sedari tadi hanya bisa menahan tangis kini pecah begitu saja di pelukan ve. aku yang sudah tak kuat lagi menahan segala penderitaan ini. seketika ia mengecup bibir ku dengan bibir manis nya. itu seakan membuatku tenang. Aku tahu ini balasan mu ve.

“seandainya dahulu aku tidak terlahir seperti ini, mungkin kita tidak akan pernah berpisah. Aku akan mengikat mu sebagai tanda hanya aku yang memiliki mu” ucapku dengan tangis yang sesak

“sudah lah nal, tak perlu menyalahkan takdir. Kini aku mengerti maksud mu nal, jika memang kita harus berpisah aku siap, meski sebenarnya hati ini berat”

“benar ve?”

“iya nal”

“aku harap ini bukanlah akhir dari segala nya ve, cukup perasaan ini kita sembunyikan dalam hati saja”

“kamu akan selalu aku cintai nal”

“aku lebih akan selalu mencintaimu ve”

Ketenangan batin kini ku dapati saat ini. air mataku kini hilang dengan ketenangan yang telah engkau berikan ve. sesakit apa perasaan ku saat ini aku hanya ingin membuat mu bahagia.

“ve, ayo kita naik perahu itu ke danau?” ajakku

“ngak ah, aku takut”

“ngak bakalan jatoh ve, tenang aja” ucapku sambil menarik lengan nya

“kinaalll....”

“ayo naik” ajakku. Ia terus menolak dengan wajah lucu nya. “ayolah ve, sekali ini saja. Please!!” pinta ku merenggek. Namun berkat pinta itu akhirnya ve mau naik ke atas perahu itu. Aku dan ve mendayung perahu itu bersamaan.

“nal?”

“iya”

“kenapa kamu memilih mengakhiri hubungan ini?”

“kenapa kamu bahas itu lagi?”

“aku Cuma nanya aja sih, atau kamu udah punya yang baru?”

“ngak”

“terus??”

“*mengendus pelan* aku hanya ingin melihat mu bahagia ve, hanya itu yang ku inginkan. Kamu dengan kebahagiaan mu, aku dengan kebahagiaan ku” ucapku sambul tersenyum

Ia hanya membalas ucapanku dengan senyum manis nya yang indah. Aku hanya menatap nya dalam dengan senyum lebar. Kebahagiaan mu tetap jadi rasa cinta mu terhadap ku ve. bahagia lah, aku akan mencari kebahagiaan ku sendiri. Jika sampai waktunya kita pasti bisa kembali bersama.

Ku lihat ve yang sudah kelelahan mendayung parahu ini hingga berakhir di tengah danau yang begitu tenang ini. tanpa tersadar ku dapati tangan nya dan ku tatap matanya dalam.

“ve~ kalau kau lelah mendayung tidur lah dalam dekapan ku, karena di dalam mimpi kita akan terus saling mencinta J

Tanpa tersadar bibir ku dan bibir nya dekat tanpa ada jarak sedikit pun. Ciuman sebagai pertanda kebahagiaan akan selalu ada buat kita ve. aku tak bisa mengikat mu dengan cincin tadi aku hanya bisa mengikat mu dengan ciuman. Melebihi erat nya cincin yang kini tengah melingkar di jari manis mu.


THE END


-------------------------------------------------

Holla... :D
Saya kembali lagi dengan cerita baru. FF yang masih berhubungan dengan VeNal. Saya tak bisa lepas dari sosok sahabat yang menginspirasi ini. dan maksud saya membuat FF ini sebagai akhir sebelum VeNal berakhir di tanggal 1 agustus 2015 nanti, yah hanya saja sebagai kenang2an :’v.
Judul ini yah karena bisa di bilang kemungkinan ngak bisa lihat Ve dan Kinal bisa berkesempatan membawa US ini, tapi waktu tak bisa di pastikan. Jika memang takdir berkata mereka kembali yah pasti kembali.
Hehe Terima Kasih yang sudah baca^^


*note : cerita ini hanya berdasarkan imajinasi yah atau bisa di bilang fiktif.  Jadi jangan beranggapan situasi seperti itu benar dalam fakta kehidupan member. Hanya sekedar hiburan santai. 

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com