Kotak Musik Gre
(8)
Dengan sekuat
tenaga aku berlari setelah naik ojek sampe depan gerbang. Hari ini tak mungkin
ke sekolah menggunakan mobil. Alhasil aku sampai di sekolah 3 menit sebelum bel
berbunyi. Syukur lah, akhirnya aku tidak benar-benar terlambat pagi ini. dengan
nafas terengah-engah aku masuk ke kelas. Kelas yang masih heboh tak membuat ku
ikut larut dalam kehebohan kelas ini sebelum bel masuk jam pertama berbunyi.
Aku duduk di kursi yang biasa ku duduki. Yap di samping nadse. Sembari ku
menyelaraskan nafas ku yang masih sedikit terasa sesak akibat berlari dengan
sekuat tenaga.
“mids, lu jadi
ambil beasiswa itu?”
“belum tau nads”
jawabku sambil mengeluarkan buku pelajaran jam pertama
“loh, bukannya
waktu nya ngk lama lagi buat berangkat mids?”
“huftt -,-“
“apa lu
menyembunyikan sesuatu? Ouh atau lu ngak di izinin sama ortu lu?” tanya nads
begitu penasaran
“ah kepo banget
sih lu -,- udah ah, tuh guru nya udah masuk”
Pelajaran pertama
di mulai. Aku masih saja dengan sikap ku yang terus bingung ketika harus di
himpit dengan dua persoalan sekaligus. Antara masa depan dan gre. Bodoh kah aku
jika harus memilih gre? Mungkin pikiran orang iya. Tapi jika aku memilih masa
depan, bisakah gre menerima jika kutinggalkan lama? Waktu itu dia bilang dia
ngak mau jauh dari aku. Jadi apa? Aaargghh!!! Aku benar-benar mendapatkan
dilema yang sangat berat.
“hamids!!?”
teriak guru ku seakan membuat ku terkaget dan tersadar dari lamunan
“eh iya buk” jawab
ku
“kamu dari tadi
melamun terus, itu kerjakan soal yang saya berikan di papan tulis” ucap guru
“i..i..iya buk”
jawab ku gugup sambil mencatat soal yang ada di papan tulis
Kriiing... bel
istirahat berbunyi. Aku memilih ke kantin bersama nads. Aku duduk di meja dekat
warung kantin langganan ku. Menompang dagu menatap tempat tisu ini. melamun
tepatnya. Hari-hari ku selalu dihiasi dengan melamun dan melamun.
“woy!!!” teriak
indah menggeprak meja dan mengagetkan ku
“apaan sih lu
ndah, bikin kaget gw aje lu -,-“
“abisnya lu dari
jauh gw lihat melamun fokus banget XD”
“-_-“
Seketika nads
datang membawa dua mangkung mie ayam. “nih punya lu mids” ucapnya
“makasih yah”
ucapku
“iya” jawab nya
singkat. “dari tadi disini ndah?” lanjutnya
“baru aja nyampe
nads, aah kalian berdua makan nih, gw ikutan laper. Gw pesen makanan dulu yah”
ucap indah kemudian meninggalkan ku dan nads
Mie ayam makanan
favorit ku kini seakan terasa hambar. Tak ada rasa yang enak sedikitpun
kurasakan. Aku terus mengaduk-aduk mie ayam ini. masih dalam keadaan melamun.
“mids, lu ngak
laper?” tanya nads
“hah?? Apa?”
sadar ku
“mids, lu kenapa
sih? Dari kemarin ngelamuuuuunn terus. Lu ada masalah? Cerita sama gw” ucapnya
“ng.. ngk papa
kok nads”
Nadse seketika
menatap ku heran. Ini malah semakin membuat ku gugup. Seperti diintrogasi hal
yang penting banget gitu. tak lama aku palingkan wajah ku sambil melahap mie ayam
yang sedari tadi tak ku makan-makan.
####################################
“mau nebeng
bareng gw mids?” ucap nads
“ngk makasih
nads, gw pulang naik angkot aja”
“yakin? Hmm ya
udh gw duluan yah”
“iya J” jawab ku
Aku jalan
sendirian menyusuri trotoar ini. jalan ku seperti orang bete sambil menendang
apa yang ada di hadapan ku. Bodo ketika harus ada orang yang kena hasil tendangan
ku. Pikiran ku terus memikirkan soal beasiswa di LA itu. Aku butuh seseorang
yang bisa membuat ku keluar dari permasalahan ini. memberi kunci agar aku bisa
memilih yang terbaik. Siapakah dia? Mungkin kah dia lagi?
Ku pencet bel
apartement nya. tak ada jawaban, mungkin kak kinal dan kak ve sedang tidak ada
di apartement. Aku harus kemana lagi? Kesiapa lagi? Aku bingung. Jalan ku
tertunduk. Taman ini sepi seperti tak ada yang mau mengunjungi, hanya ada aku
dan ayunan berwarna-warni ini. aku duduk di ayunan ini sambil tertunduk.
Seketika hp ku berdering dan kemudian ku lihat. Gre memanggil ku. Haruskah ku
angkat? Sebaiknya aku tak mengangkatnya. Hingga akhirnya aku membiarkan gre
terus memangil tanpa ku jawab sedikit pun.
Aku terus
tertunduk sambil mengayunkan ayunan ini pelan. Menatap sepatu ku. Tak ingin
lihat siapa pun. Hingga akhirnya ayunan ku terhenti ketika melihat sepasang
sepatu lain di hadapan kaki ku. Seseorang berdiri di hadapan ku. Siapa? Aku
mulai melihat dari ujung sepatu itu hingga melihat wajahnya. Ia tersenyum manis
kearah ku.
“kak kinal?”
kaget ku
“kamu ngapain
kesini?” tanya nya duduk di sebelas ayunan ku
“e..ee...eee....”
jawab ku gugup
“kamu punya
masalah lagi sama gre?” tanya nya
Seketika aku
mengendus pelan “apakah ini sebuah masalah dari suatu hubungan kak?” tanya ku
menatap kak kinal lirih
“maksud kamu
apa?”
Aku memberikan
surat beasiswa itu kepada kak kinal. Memberikan point dari permasalahan yang ku
alami akhir-akhir ini. tak lama kak kinal menatap ku tajam. Aku hanya menatap
nya lirih. “hamids~” panggil kak kinal dengan tatapan lirih menepuk pundak ku
sambil tersenyum.
“ambil lah J” ucapnya lagi
“kak? :”(“ jawab
ku
Waktu kian
menampakkan wujudnya. Hingga akhirnya pertemuan ku dengan kak kinal berakhir,
ia terus menepuk pundakku memberi isyarat ketenangan. Aku hanya tersenyum
lirih. Aku pulang dengan wajah yang masih saja sama dengan kemarin. Tertunduk.
Perasaan ini begitu berat jika harus bertemu gre. Aku ingin jauh untuk
sementara waktu dengan nya. tak lama aku sampai di rumah.
“hamids~!!” panggil
seseorang dengan suara yang ku kenal
“gre?” ucapku
kaget
Seketika ia
memelukku erat. “kamu kemana aja?” tanya nya sambil menangis
“gre~” ucapku
tak tahu lagi harus bagaimana
“kamu kemana
aja? :’(“
“a..aa.. aku
tadi abis kerja kelompok” ucapku berbohong
“kamu ngak
angkat telfon aku, aku kan khawatir mids :”(“
“maaf gre, aku
udah buat kamu khawatir” ucapku melepaskan pelukkan nya
“janji aku ngak
akan kek gini lagi J” lanjutku lagi
sambil menghapus air matanya
“janji? :”)”
tanya nya
“iya aku janji J” sambil mengaitkan jari
kelingking ku dan dia.
“hari sudah
mulai gelap gre, sebaiknya kamu pulang” lanjutku
“iya mids, aku
pulang J”
“kamu hati-hati
yah” ucapku melambaikan bye ke arah nya
“iya mids J” ucapnya sambil membalas
lambaian ku dan melajukan mobil nya
Aku tersenyum
menghantarkan ia pulang, menatap laju mobil nya hingga tak nampak lagi wujud
mobil nya dari kejauhan. Tak lama senyuman ku ini kembali murung. Gre, jika
harus kita berpisah disaat yang tidak tepat aku harap kamu bisa menerima semua
nya gre. Pilihan ku sudah bulat. Menunggu waktu yang akhirnya akan menjadi
sebuah moment yang tak akan pernah terbayangkan sebelumnya.
2 hari
berselang. Hingga akhirnya aku bertemu dengan kepala sekolah. dengan perasaan
berdebar aku bertemu kepala sekolah untuk membicarakan semua nya. pilihan ku.
Pilihan yang nantinya bisa di terima banyak pihak dan juga di tentang banyak
pihak. aku harus tegas. Pemimpin bukanlah seseorang yang plin plan. Tekad ku
sudah bulat.
“doain gw ya
nads” ucapku menggenggam tangan nya
“doa apaan sih?
Wong lu Cuma mau ketemu kepsek doang -,- lu kata mau audisi?” ucapnya
“yah doain aja
sih, biar gw bisa tenang jelasin semua nya ke kepsek”
“lu jadi terima
beasiswa itu mids?” tanya nya menatapku tajam
“kalau gw mau
ketemu kepsek berarti jadi dong”
“lu yakin mids?”
ucapnya sambil menatap ku lirih
“yakin” ucapku
menganggung meyakinkan
Seketika hamids
memelukku erat “lu bakalan ninggalin gw dan temen2 yang lain mids ;”(“
“lu.. lu...
kenapa sih nads?” tanya ku heran
“lu pergi, gw
sendirian duduk nya. ngak ada temen ngobrol gw kalau lagi bosen belajar ;”(“
“yaelah nads,
lebay amat lu -_-“
“ya abis nya,
Cuma hamids yang bisa diajak ngobrol kalau lagi belajar L”
“-______- *ngak
usah diomongin juga keles nads -,- yang baca FF ini jadi tau belang gw - -“* “
########################################
Aku masuk
keruang kepsek dengan perasaan berdebar. “permisi pak J” ucapku
“iya silahkan
masuk mids” ucap kepsek
“ayo ayo duduk”
lanjut kepsek kepada ku
“iya pak makasih
J” ucapku
kemudian duduk
“jadi gimana?
Apa tanggapan mu mids?”
Dengan tekad ku
yang bulat. Optimis. Aku mengatakan tanggapan ku atas beasiswa itu. Aku
menceritakan semua pada kepsek dengan santai nya tanpa ada kendala sedikitpun.
“kamu
benar-benar yakin mids?”
“yakin pak, ini yang
terbaik buat saya J”
“baiklah, kalau
itu yang terbaik buat kamu. Saya bangga sama kamu mids, ngak salah saya pilih
kamu menjadi pemimpin di team basket kita J”
ucap kepsek itu sambil menepuk pundaku
“makasih pak J”
“kalau gitu kamu
boleh kembali ke kelas”
“baik pak, saya
permisi dulu” ucapku kemudian keluar dari ruangan kepsek
Aku keluar
dengan perasaan lega. Tak lama aku di datangi oleh nads yang sedari tadi
menunggu ku di depan ruang kepsek.
“mids~ :’(“
ucapnya lirih
“udah, jangan
sedih. Yuk kita balik ke kelas J” ucapku
merangkul nads dan berjalan menuju kelas.
#################################
Hari yang seakan
terus menunggu ku hingga bertemu hari dimana aku benar-benar akan membuat
mereka sedih. Sendirian. Jauh disaat aku tak lagi bersama gre. Kurang dari
seminggu lagi beasiswa itu akan benar-benar terjadi, tapi apa? Perasaan ku
masih saja terus-terusan merasa bersalah. Sama sekali aku belum cerita dengan
gre tentang masalah ini, cukuplah dia tahu ketika hari itu terjadi. Maafkan aku
gre.
“gw duluan yah
mids” ucap nads
“iya, hati-hati
yah” ucapku sembari membuka pintu mobil ku
Ketika hendak
menyalakan mobil seketika hp ku berdering. Ku lihat nama gre di layar hp ku.
Seketika aku angkat sebelum memilih jalan.
“iya gre?”
“hamids udah
pulang?”
“nih mau pulang,
ada apa?”
“mau temenin aku
ke cafe tante aku ngak?”
“hmm boleh deh,
dari pada bingung di rumah ngapain”
“kamu sekarang dimana?
Aku jemput yah?”
“aku di sekolah
mids, iya. Aku tunggu”
##############################
Aku
dan gre sampai di cafe. Kami berdua memilih duduk di dekat jendela. Menghadap
danau yang berada tak jauh dari cafe ini. di cafe ini cukup nyaman. Bisa di
bilang cafe yang sering di datangi anak-anak muda.
“gimana
pelajaran hari ini mids?” tanya gre sambil melahap puding nya
“yaah
lumayan lah, mending basket sih” ucapku sambil meminum coffelate
“kamu
ini basket terus, belajar nya jangan di lupain dong”
“iya
iya”
Aku
menatap kerah jendela ini. suasana yang begitu nyaman dan indah. Aku bisa
merasakan nyaman nya jika berada di danau itu. Ingin rasanya mengajak gre
kesana, namun langit tak mengizinkan aku dan gre untuk mengunjungi danau itu.
Namun ketika hendak menoleh kearah gre ku lihat gre tengah menatap ku tajam.
Apa ini? apa ada yang salah dari ku saat ini sehingga gre menatap ku segitu
nya. gre, please jangan menatap ku sampai segitu nya, aku begitu gugup ><
Tak
lama gre mengeluarkan tangan kanan nya dari balik meja ini sembari menggambil
tisu yang terletak di atas meja dan tiba-tiba saja menyentuh atas bibir ku.
Seketika aku kaget dan salah tingkah.
“kamu
kalau minum hati-hati yah, itu sampe belepotan gini” ucapnya membersihkan area
bibir ku dengan tisu
Aku
semakin salah tingkah di buatnya. Namun entah kenapa perasaan salting ini
seketika hilang begitu saja ketika melihat senyum gre yang manis mengarah ke
arah ku. Aku benar-benar bahagia jika melihat senyum manis nya ini. perhatian
yang seakan ingin membunuh ku pelan-pelan. Aku mulai tak sanggup dengan ini
semua. Aku kembali di rundung mengingat beasiswa itu, bukankah aku sudah
menentukan jalan ku sendiri? Kenapa aku harus seperti ini? inilah yang ku
dapat.
##################################
“gre, hari sudah
sore. Ayo kita pulang” ajakku
“bentar mids,
bentar lagi selesai nih” ucapnya yang masih fokus menulis tugas nya
“kamu ngerjain
tugas apa sih?” tanya ku mengintip melihat catatan nya
“ini tugas
biologi, aku bingung gini jadi nya :s”
“coba ku lihat”
ucapku sambil mengambil buku biologinya
“ouh ini, ya
ampun. Aku punya x gre catatan nya” lanjutku
“kenapa kamu
ngak bilang dari tadi sih mids? -,-“
“yah abisnya aku
ngak tau kamu ngerjain tugas apa - -“ “
“ya udh, aku
pinjem catatan kamu” ucapnya
“bentar” ucapku
sambil membuka tas
“nih” lanjut ku
sambil memberi buku catatan ku dan kembali memasukkan buku yang menyelip
catatan biologi ku ke dalam tas
“makasih mids J” ucapnya
“sama-sama J, yuk kita pulang” ajakku
Akhirnya aku dan
gre pulang kerumah masing-masing. Sampai di rumah aku langsung tepar tanpa
kembali memeriksa buku pelajaran hari ini. tepar beberapa menit aku di panggil
mama untuk segara mandi dan makan malam. Namun sebelum turun dari kamar menuju
ruang makan aku memilih merapikan buku-buku ku untuk pelajaran sekolah esok
hari. Namun seketika aku terheran, bukankah biasanya aku selalu melihat amplop
surat beasiswa ini di dalam tas? Kenapa sekarang aku malah tak melihat amplop
itu. Kemana amplop itu? Seharian ini aku sama sekali tak mengeluarkan amplop
itu. Ketinggalan di rumah pun tak mungkin, aku pun tak pernah mengeluarkan
surat itu dari dalam tas kalau di rumah. Apa jangan-jangan tercecer? Tapi dimana?
Aku mulai panik saat ini. amplop berisi surat beasiswa itu hilang entah kemana.
Aku lupa. Aku mulai gelisah dan tak tahu lagi harus cari kemana.
~Bersambung.......
------------------------------------------------------
haii :) maaf sudah menunggu lama yah hehe :D
oiya kebetulan UAS sebentar lagi nih, menjelang uas aku posting dulu hehe
maaf kalau kurang bagus yah.
thanks yang udah baca^^
wahh penasran jadi nya lin, apa jangan-jangan surat itu ada di buku catatan yg di kasih ke gree? omegodd.
BalasHapusbagus lin cerita nya, lanjut lagi yah, penasaran banget nih sma kelanjutan ceritanya :D
penasaran kelanjutannya...
BalasHapus