Selasa, 09 Juni 2015

Fanfiction : Kotak Musik Gre (8) ( #GreMids JKT48 )

Kotak Musik Gre (8)

Dengan sekuat tenaga aku berlari setelah naik ojek sampe depan gerbang. Hari ini tak mungkin ke sekolah menggunakan mobil. Alhasil aku sampai di sekolah 3 menit sebelum bel berbunyi. Syukur lah, akhirnya aku tidak benar-benar terlambat pagi ini. dengan nafas terengah-engah aku masuk ke kelas. Kelas yang masih heboh tak membuat ku ikut larut dalam kehebohan kelas ini sebelum bel masuk jam pertama berbunyi. Aku duduk di kursi yang biasa ku duduki. Yap di samping nadse. Sembari ku menyelaraskan nafas ku yang masih sedikit terasa sesak akibat berlari dengan sekuat tenaga.

“mids, lu jadi ambil beasiswa itu?”

“belum tau nads” jawabku sambil mengeluarkan buku pelajaran jam pertama

“loh, bukannya waktu nya ngk lama lagi buat berangkat mids?”

“huftt -,-“

“apa lu menyembunyikan sesuatu? Ouh atau lu ngak di izinin sama ortu lu?” tanya nads begitu penasaran

“ah kepo banget sih lu -,- udah ah, tuh guru nya udah masuk”

Pelajaran pertama di mulai. Aku masih saja dengan sikap ku yang terus bingung ketika harus di himpit dengan dua persoalan sekaligus. Antara masa depan dan gre. Bodoh kah aku jika harus memilih gre? Mungkin pikiran orang iya. Tapi jika aku memilih masa depan, bisakah gre menerima jika kutinggalkan lama? Waktu itu dia bilang dia ngak mau jauh dari aku. Jadi apa? Aaargghh!!! Aku benar-benar mendapatkan dilema yang sangat berat.

“hamids!!?” teriak guru ku seakan membuat ku terkaget dan tersadar dari lamunan

“eh iya buk” jawab ku

“kamu dari tadi melamun terus, itu kerjakan soal yang saya berikan di papan tulis” ucap guru

“i..i..iya buk” jawab ku gugup sambil mencatat soal yang ada di papan tulis

Kriiing... bel istirahat berbunyi. Aku memilih ke kantin bersama nads. Aku duduk di meja dekat warung kantin langganan ku. Menompang dagu menatap tempat tisu ini. melamun tepatnya. Hari-hari ku selalu dihiasi dengan melamun dan melamun.

“woy!!!” teriak indah menggeprak meja dan mengagetkan ku

“apaan sih lu ndah, bikin kaget gw aje lu -,-“

“abisnya lu dari jauh gw lihat melamun fokus banget XD”

“-_-“

Seketika nads datang membawa dua mangkung mie ayam. “nih punya lu mids” ucapnya
“makasih yah” ucapku

“iya” jawab nya singkat. “dari tadi disini ndah?” lanjutnya

“baru aja nyampe nads, aah kalian berdua makan nih, gw ikutan laper. Gw pesen makanan dulu yah” ucap indah kemudian meninggalkan ku dan nads

Mie ayam makanan favorit ku kini seakan terasa hambar. Tak ada rasa yang enak sedikitpun kurasakan. Aku terus mengaduk-aduk mie ayam ini. masih dalam keadaan melamun.

“mids, lu ngak laper?” tanya nads

“hah?? Apa?” sadar ku

“mids, lu kenapa sih? Dari kemarin ngelamuuuuunn terus. Lu ada masalah? Cerita sama gw” ucapnya

“ng.. ngk papa kok nads”

Nadse seketika menatap ku heran. Ini malah semakin membuat ku gugup. Seperti diintrogasi hal yang penting banget gitu. tak lama aku palingkan wajah ku sambil melahap mie ayam yang sedari tadi tak ku makan-makan.

####################################

“mau nebeng bareng gw mids?” ucap nads

“ngk makasih nads, gw pulang naik angkot aja”

“yakin? Hmm ya udh gw duluan yah”

“iya J” jawab ku

Aku jalan sendirian menyusuri trotoar ini. jalan ku seperti orang bete sambil menendang apa yang ada di hadapan ku. Bodo ketika harus ada orang yang kena hasil tendangan ku. Pikiran ku terus memikirkan soal beasiswa di LA itu. Aku butuh seseorang yang bisa membuat ku keluar dari permasalahan ini. memberi kunci agar aku bisa memilih yang terbaik. Siapakah dia? Mungkin kah dia lagi?

Ku pencet bel apartement nya. tak ada jawaban, mungkin kak kinal dan kak ve sedang tidak ada di apartement. Aku harus kemana lagi? Kesiapa lagi? Aku bingung. Jalan ku tertunduk. Taman ini sepi seperti tak ada yang mau mengunjungi, hanya ada aku dan ayunan berwarna-warni ini. aku duduk di ayunan ini sambil tertunduk. Seketika hp ku berdering dan kemudian ku lihat. Gre memanggil ku. Haruskah ku angkat? Sebaiknya aku tak mengangkatnya. Hingga akhirnya aku membiarkan gre terus memangil tanpa ku jawab sedikit pun.

Aku terus tertunduk sambil mengayunkan ayunan ini pelan. Menatap sepatu ku. Tak ingin lihat siapa pun. Hingga akhirnya ayunan ku terhenti ketika melihat sepasang sepatu lain di hadapan kaki ku. Seseorang berdiri di hadapan ku. Siapa? Aku mulai melihat dari ujung sepatu itu hingga melihat wajahnya. Ia tersenyum manis kearah ku.
“kak kinal?” kaget ku

“kamu ngapain kesini?” tanya nya duduk di sebelas ayunan ku

“e..ee...eee....” jawab ku gugup

“kamu punya masalah lagi sama gre?” tanya nya

Seketika aku mengendus pelan “apakah ini sebuah masalah dari suatu hubungan kak?” tanya ku menatap kak kinal lirih

“maksud kamu apa?”

Aku memberikan surat beasiswa itu kepada kak kinal. Memberikan point dari permasalahan yang ku alami akhir-akhir ini. tak lama kak kinal menatap ku tajam. Aku hanya menatap nya lirih. “hamids~” panggil kak kinal dengan tatapan lirih menepuk pundak ku sambil tersenyum.

“ambil lah J” ucapnya lagi

“kak? :”(“ jawab ku

Waktu kian menampakkan wujudnya. Hingga akhirnya pertemuan ku dengan kak kinal berakhir, ia terus menepuk pundakku memberi isyarat ketenangan. Aku hanya tersenyum lirih. Aku pulang dengan wajah yang masih saja sama dengan kemarin. Tertunduk. Perasaan ini begitu berat jika harus bertemu gre. Aku ingin jauh untuk sementara waktu dengan nya. tak lama aku sampai di rumah.

“hamids~!!” panggil seseorang dengan suara yang ku kenal

“gre?” ucapku kaget

Seketika ia memelukku erat. “kamu kemana aja?” tanya nya sambil menangis

“gre~” ucapku tak tahu lagi harus bagaimana

“kamu kemana aja? :’(“

“a..aa.. aku tadi abis kerja kelompok” ucapku berbohong

“kamu ngak angkat telfon aku, aku kan khawatir mids :”(“

“maaf gre, aku udah buat kamu khawatir” ucapku melepaskan pelukkan nya

“janji aku ngak akan kek gini lagi J” lanjutku lagi sambil menghapus air matanya

“janji? :”)” tanya nya

“iya aku janji J” sambil mengaitkan jari kelingking ku dan dia.

“hari sudah mulai gelap gre, sebaiknya kamu pulang” lanjutku

“iya mids, aku pulang J

“kamu hati-hati yah” ucapku melambaikan bye ke arah nya

“iya mids J” ucapnya sambil membalas lambaian ku dan melajukan mobil nya

Aku tersenyum menghantarkan ia pulang, menatap laju mobil nya hingga tak nampak lagi wujud mobil nya dari kejauhan. Tak lama senyuman ku ini kembali murung. Gre, jika harus kita berpisah disaat yang tidak tepat aku harap kamu bisa menerima semua nya gre. Pilihan ku sudah bulat. Menunggu waktu yang akhirnya akan menjadi sebuah moment yang tak akan pernah terbayangkan sebelumnya.

2 hari berselang. Hingga akhirnya aku bertemu dengan kepala sekolah. dengan perasaan berdebar aku bertemu kepala sekolah untuk membicarakan semua nya. pilihan ku. Pilihan yang nantinya bisa di terima banyak pihak dan juga di tentang banyak pihak. aku harus tegas. Pemimpin bukanlah seseorang yang plin plan. Tekad ku sudah bulat.

“doain gw ya nads” ucapku menggenggam tangan nya

“doa apaan sih? Wong lu Cuma mau ketemu kepsek doang -,- lu kata mau audisi?” ucapnya

“yah doain aja sih, biar gw bisa tenang jelasin semua nya ke kepsek”

“lu jadi terima beasiswa itu mids?” tanya nya menatapku tajam

“kalau gw mau ketemu kepsek berarti jadi dong”

“lu yakin mids?” ucapnya sambil menatap ku lirih

“yakin” ucapku menganggung meyakinkan

Seketika hamids memelukku erat “lu bakalan ninggalin gw dan temen2 yang lain mids ;”(“

“lu.. lu... kenapa sih nads?” tanya ku heran

“lu pergi, gw sendirian duduk nya. ngak ada temen ngobrol gw kalau lagi bosen belajar ;”(“

“yaelah nads, lebay amat lu -_-“

“ya abis nya, Cuma hamids yang bisa diajak ngobrol kalau lagi belajar L

“-______- *ngak usah diomongin juga keles nads -,- yang baca FF ini jadi tau belang gw - -“* “

########################################

Aku masuk keruang kepsek dengan perasaan berdebar. “permisi pak J” ucapku

“iya silahkan masuk mids” ucap kepsek

“ayo ayo duduk” lanjut kepsek kepada ku

“iya pak makasih J” ucapku kemudian duduk

“jadi gimana? Apa tanggapan mu mids?”

Dengan tekad ku yang bulat. Optimis. Aku mengatakan tanggapan ku atas beasiswa itu. Aku menceritakan semua pada kepsek dengan santai nya tanpa ada kendala sedikitpun.

“kamu benar-benar yakin mids?”

“yakin pak, ini yang terbaik buat saya J

“baiklah, kalau itu yang terbaik buat kamu. Saya bangga sama kamu mids, ngak salah saya pilih kamu menjadi pemimpin di team basket kita J” ucap kepsek itu sambil menepuk pundaku

“makasih pak J

“kalau gitu kamu boleh kembali ke kelas”

“baik pak, saya permisi dulu” ucapku kemudian keluar dari ruangan kepsek

Aku keluar dengan perasaan lega. Tak lama aku di datangi oleh nads yang sedari tadi menunggu ku di depan ruang kepsek.

“mids~ :’(“ ucapnya lirih

“udah, jangan sedih. Yuk kita balik ke kelas J” ucapku merangkul nads dan berjalan menuju kelas.

#################################

Hari yang seakan terus menunggu ku hingga bertemu hari dimana aku benar-benar akan membuat mereka sedih. Sendirian. Jauh disaat aku tak lagi bersama gre. Kurang dari seminggu lagi beasiswa itu akan benar-benar terjadi, tapi apa? Perasaan ku masih saja terus-terusan merasa bersalah. Sama sekali aku belum cerita dengan gre tentang masalah ini, cukuplah dia tahu ketika hari itu terjadi. Maafkan aku gre.

“gw duluan yah mids” ucap nads

“iya, hati-hati yah” ucapku sembari membuka pintu mobil ku

Ketika hendak menyalakan mobil seketika hp ku berdering. Ku lihat nama gre di layar hp ku. Seketika aku angkat sebelum memilih jalan.

“iya gre?”

“hamids udah pulang?”

“nih mau pulang, ada apa?”     

“mau temenin aku ke cafe tante aku ngak?”

“hmm boleh deh, dari pada bingung di rumah ngapain”

“kamu sekarang dimana? Aku jemput yah?”

“aku di sekolah mids, iya. Aku tunggu”

##############################

Aku dan gre sampai di cafe. Kami berdua memilih duduk di dekat jendela. Menghadap danau yang berada tak jauh dari cafe ini. di cafe ini cukup nyaman. Bisa di bilang cafe yang sering di datangi anak-anak muda.

“gimana pelajaran hari ini mids?” tanya gre sambil melahap puding nya

“yaah lumayan lah, mending basket sih” ucapku sambil meminum coffelate

“kamu ini basket terus, belajar nya jangan di lupain dong”

“iya iya”

Aku menatap kerah jendela ini. suasana yang begitu nyaman dan indah. Aku bisa merasakan nyaman nya jika berada di danau itu. Ingin rasanya mengajak gre kesana, namun langit tak mengizinkan aku dan gre untuk mengunjungi danau itu. Namun ketika hendak menoleh kearah gre ku lihat gre tengah menatap ku tajam. Apa ini? apa ada yang salah dari ku saat ini sehingga gre menatap ku segitu nya. gre, please jangan menatap ku sampai segitu nya, aku begitu gugup ><

Tak lama gre mengeluarkan tangan kanan nya dari balik meja ini sembari menggambil tisu yang terletak di atas meja dan tiba-tiba saja menyentuh atas bibir ku. Seketika aku kaget dan salah tingkah.

“kamu kalau minum hati-hati yah, itu sampe belepotan gini” ucapnya membersihkan area bibir ku dengan tisu

Aku semakin salah tingkah di buatnya. Namun entah kenapa perasaan salting ini seketika hilang begitu saja ketika melihat senyum gre yang manis mengarah ke arah ku. Aku benar-benar bahagia jika melihat senyum manis nya ini. perhatian yang seakan ingin membunuh ku pelan-pelan. Aku mulai tak sanggup dengan ini semua. Aku kembali di rundung mengingat beasiswa itu, bukankah aku sudah menentukan jalan ku sendiri? Kenapa aku harus seperti ini? inilah yang ku dapat.

##################################

“gre, hari sudah sore. Ayo kita pulang” ajakku
“bentar mids, bentar lagi selesai nih” ucapnya yang masih fokus menulis tugas nya

“kamu ngerjain tugas apa sih?” tanya ku mengintip melihat catatan nya

“ini tugas biologi, aku bingung gini jadi nya :s”

“coba ku lihat” ucapku sambil mengambil buku biologinya

“ouh ini, ya ampun. Aku punya x gre catatan nya” lanjutku

“kenapa kamu ngak bilang dari tadi sih mids? -,-“

“yah abisnya aku ngak tau kamu ngerjain tugas apa - -“ “

“ya udh, aku pinjem catatan kamu” ucapnya

“bentar” ucapku sambil membuka tas

“nih” lanjut ku sambil memberi buku catatan ku dan kembali memasukkan buku yang menyelip catatan biologi ku ke dalam tas

“makasih mids J” ucapnya

“sama-sama J, yuk kita pulang” ajakku

Akhirnya aku dan gre pulang kerumah masing-masing. Sampai di rumah aku langsung tepar tanpa kembali memeriksa buku pelajaran hari ini. tepar beberapa menit aku di panggil mama untuk segara mandi dan makan malam. Namun sebelum turun dari kamar menuju ruang makan aku memilih merapikan buku-buku ku untuk pelajaran sekolah esok hari. Namun seketika aku terheran, bukankah biasanya aku selalu melihat amplop surat beasiswa ini di dalam tas? Kenapa sekarang aku malah tak melihat amplop itu. Kemana amplop itu? Seharian ini aku sama sekali tak mengeluarkan amplop itu. Ketinggalan di rumah pun tak mungkin, aku pun tak pernah mengeluarkan surat itu dari dalam tas kalau di rumah. Apa jangan-jangan tercecer? Tapi dimana? Aku mulai panik saat ini. amplop berisi surat beasiswa itu hilang entah kemana. Aku lupa. Aku mulai gelisah dan tak tahu lagi harus cari kemana.



~Bersambung.......




------------------------------------------------------

haii :) maaf sudah menunggu lama yah hehe :D
oiya kebetulan UAS sebentar lagi nih, menjelang uas aku posting dulu hehe
maaf kalau kurang bagus yah.
thanks yang udah baca^^

2 komentar:

  1. wahh penasran jadi nya lin, apa jangan-jangan surat itu ada di buku catatan yg di kasih ke gree? omegodd.
    bagus lin cerita nya, lanjut lagi yah, penasaran banget nih sma kelanjutan ceritanya :D

    BalasHapus

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com