SECRET
Perlahan membuka mata, awalnya buram lama kelamaan menjadi terang.
Terlihat langit-langit berwarna putih menyambutku. Di mana aku? Terasa tempat
ku tiduri ini bukan lah tempat yang kurasakan saat itu. Empuk. Ku lihat ke arah
jendela yang membiaskan cahaya matahari hingga menyilaukan mataku. Ku hadang
sinar matahari ini dengan lengan ku. Kemudian ku duduk dan melihat keadaan
sekitar. Dari balik pintu lemari coklat itu terlihat seorang wanita.
“ve??”
Kemudian ve itu melihat kearah ku “kamu sudah bangun?”
“kamu ngak marah sama aku?”
“sebenarnya iya. Tapi jujur aku ngk bisa marah sama kamu nal”
sambil menemui ku yang masih terduduk di tempat tidur
“maaf ve, aku udah buat kamu kecewa malam itu” tertunduk
“sudah lah nal, aku sudah maafin kamu” jawab ve sambil membelai
rambut ku
Begitu baik nya ve terhadap ku. Ia benar-benar tak membenci ku. Tak
seharusnya aku melakukan perbuatan yang salah malam itu. Menyesal sangat
menyesal, tapi bagaimana? Aku benar-benar sudah tidak tahu lagi cara apa yang
harus aku lakukan demi menepati janji ku pada adyth.
#FLASHBACK ON#
“kinal, bagaimana dengan janji kamu? Malam ini harus kamu tetapi,
kalau tidak kamu akan tau akibat nya” langsung mengakhiri telfon
Aku hanya terpaku dengan kata-kata itu. Haruskah aku melakukan hal
ini? mungkin iya, demi menepati janji ku pada Adyth aku rela membuat ve kecewa
padaku. Malam itu aku mulai melakukan aksi ku. Aku bermalam di apartement Tata,
Ve yang sedari tadi menelfon ku tak ku hiraukan.
“nal, apa Ve tau kamu malam ini akan bermalam di apartement ku?”
“ngak” jawab ku singkat
“ouh, hmm kamu yakin mau bermain malam ini dengan ku?” sambil
menggoda ku
“ta, ini hanya perjanjian bodoh. Aku sangat menyayangi ve, jadi
jangan paksa aku untuk segera melakukan hal bodoh ini” jawabku begitu tegas
“kalau gitu minum dulu lah”
Alkohol? Ini kan minuman anti banget buat ku. Aku benar-benar tak
mau meminum minuman ini. kalau aku minum ini sama aja menghancurkan kepercayaan
ve padaku. Tapi percuma saja malah sebentar lagi aku akan menghancurkan
kepercayaan ve terhadap ku. Ve maaf aku sudah berbuat yang benar-benar tak
kuingin kan.
“ayolah di minum nal” kata tata sambil memberikan segelas alkohol
Ku lihat tata yang sudah sedikit mabuk terus menerus memaksa ku
untuk meminum alkohol ini. tata terus memaksa ku hingga akhirnya ia begitu
kasar padaku dan memaksa ku untuk meminum nya. aarghh akibat paksaan nya
alkohol ini ku minum, untung saja hanya sedikit dan belum ada reaksi mabuk yang
ku alami. Tata terus meminum alkohol yang ada di tangan nya, ia terus memaksa
ku minum. Dari pada aku di paksa seperti tadi mending aku bohongi dia.
“ta, kamu udh mabuk berat gitu, lebih baik kamu istirahat deh”
“ngk ah nal, aku mau istirahat sama kamu aja” dengan wajah memerah
nya karena mabuk
“iya iya nanti aku temui kamu kok, aku mau habisin minuman aku
dulu” jawabku demi membohongi tata
“ya baiklah aku tunggu di tempat tidur yah” kemudian menuju tempat
tidur dalam keadaan jalan sempoyongan
Akh! Apa yang harus aku lakukan mungkin kah aku harus lari dari
apartement ini? tapi bagaimana dengan janji ku terhadap adyth. Aku bodoh, tak
seharus nya aku menerima tawaran nya waktu itu. Dimana pikiran ku saat itu.
Aarrghh.... aku benar-benar bodoh.
Lama ku termenung di sofa ini kemudian aku menuju ke kamar tata, ku
lihat ia sudah tertidur pulas wajah nya memerah karena terlalu banyak meminum
alkohol. Haruskah aku melakukan hal ini? aku begitu bingung. Tapi ntah kenapa
hasrat membawa ku untuk ingin melakukan nya, tanpa tersadar hasrat ku mulai
bergejolak, aku mulai naik ke atas tempat tidur tata. Ku terus melihat wajah
manis nya itu. Ketika hendak memulai aksi ku seketika aku teringat dengan ve,
memori ingatan ku membawa aku ke alam dimana aku dan ve selalu bersama, bahagia
menghabis kan waktu bersama dan ku teringat ve mengatakan “nal, jangan pernah
buat aku kecewa sama kamu J” mengingat
kata-kata itu seketika ku tersadar. Aaah!! Apa yang kulakukan saat ini? tanpa
basa-basi lagi ku loncat dari tempat tidur tata dan kemudian keluar dari
apartement ini. tak kuhiraukan lagi janji ku terhadap adyth.
“hey! Apa yang anda lakukan, jam anda belum berakhir!” kata seorang
bodyguard yang ternyata sudah mengawasi ku sedari tadi di luar dan mereka
adalah orang suruhan adyth
“heh! Bilang sama bos kalian yah, perjanjian ini batal!!” kemudian berjalan
cepat meninggalkan apartement
“tunggu, anda tidak bisa membatalkan begitu saja. Atau anda mau
cari mati?”
“terserah apa mau kalian, saya tidak perduli lagi dengan perjanjian
itu!”
Ketika aku hendak berjalan tangan ku di tarik oleh 2 bodyguard itu.
Begitu kuat ia memegang lengan ku hingga tak bisa ku lepaskan.
“aagrh.. lepaskan!!” teriak ku meronta-ronta mencoba melepaskan
pegangan ini
“diam!!” jawab bodyguard itu. Kemudian bodyguard ini menelfon adyth
untuk memberitahu apa yang tengah terjadi. Mungkin saja bodyguard ini akan
membunuh ku. Bair lah, aku pasrah, aku rela jika harus mati. Dari pada aku
membuat kecewa ve dengan perbuatan yang sangat di benci nya. tapi seketika
bodyguard ini menelfon adyth terasa dekapan tangan nya mulai melemah, mungkin
dia lengah. Aah ini kesempatan ku untuk kabur dari sini. Dekapan itu pun lepas,
aku berlari sekuat tenaga. Bodyguard itu terus mengejar ku hingga akhirnya kaki
ku ini sudah tak tahan lagi berlari dan aku pun terjatuh. Sesak nafas ku saat
itu dan akhirnya aku kembali di temukan oleh 2 bodyguard ini.
“haha ternyata Cuma segitu kemampuan berlari mu??”
Aku begitu takut melihat 2 bodyguard ini, ia seperti akan memukul
ku. Nafas ku yang masih terengah-engah tak bisa lagi untuk melawan 2 bodyguard
ini.
“jadi gimana? Mau memilih untuk melanjutkan perjanjian atau??”
tawar bodyguard itu sambil memainkan tangan nya
“ngak, saya ngk akan pernah mau melanjutkan perjanjian itu lagi!”
“apa?? Jadi anda mau mati? Baik lah”
Seketika tendangan keras mendarat di perut ku. Aku begitu mengiris
kesakitan, aku tergeletak di pinggiran jalan ini, di jalan yang sudah sepi di
malam hari ini. kemudian aku di tegakkan dan kembali kepalan tangan melayang di
perutku, kemudian ke wajah ku. Seketika wajah ku bonyok, berdarah-darah. Badan
ku mulai melemas serasa hidup ku ini tak akan bisa di selamatkan lagi. Mencoba
merangkak meninggakan ini aku tak bisa, aku terus di hajar oleh 2 bodyguard
berbadan besar ini. mata ku mulai buram, jalanan seakan tak terlihat lagi.
Namun tiba-tiba saja seseorang menolong ku. Tak tahu siapa dia, aku sangat
membutuh kan pertolongan.
“kinal... kinal... kamu ngak papa?” tanya ve dengan perasaan
khawatir melihat ku sudah bonyok
Ternyata yang menolong ku adalah ve. dari mana ia bisa tau aku
sedang berada disini? Dan malam-malam begini?
“ve~” sambil ku lihat wajah nya dan kemudian mataku mulai gelap dan
tak sadarkan diri.
#FLASHBACK OFF#
“ve bagaimana kamu bisa menolong ku malam itu?”
“seseorang memberitahu ku nal, perasaan ku juga khawatir saat itu.
Sengaja aku membawa polisi untuk berjaga2 yang ntah apa yang akan terjadi
nantinya. Dan ternyata benar kamu di serang oleh 2 pria berbadan besar itu”
jelas ve
“truss pria berbadan besar itu kemana?”
“yah dia lari nal, tapi sudah dalam kejaran polisi”
Aku hanya tertunduk saat itu. Meratapi setiap kesalahan yang
lakukan malam itu. Sebaiknya aku tutupi permasalahan ku. Cukup hanya aku dan
adyth yang tau.
“siapa 2 pria berbadan besar itu nal?”
“aku juga ngak tau ve, tiba2 saja ia memukul ku” jawabku yang berbohong
pada ve
“kamu ngak bohong kan sama aku nal?”
“ng... ng... ngk kok, ngapain aku bohong sama kamu” jawab ku begitu
gugup
“ya udh aku percaya sama kamu. Kalau gitu kamu sarapan dulu, ntr
kita ke dokter buat cek up luka-luka kamu yah”
“aku ngk laper ve”
“kamu harus makan nal, aku suapin deh” tawar nya
“ngk ve, aku ngk laper”
“kalau ngk mau makan aku ngambek nih” bete
“eh iya iya, aku makan. Suapin yah :D”
“nah gitu dong J” sambil
menyuapi ku
Hari ini aku hanya terbaring lemah di tempat tidur ini. tadi juga
baru selesai ke dokter untuk cek up. Untung saja luka dalam ku tak begitu
parah. Kerjaan ku hanya tidur nonton tv dan kadang baca buku. Belum sempat
sedikit pun aku menyetuh hp ku yang sejak kejadian malam itu tak kuhiraukan.
“nal, ini aku dapat titipan surat dari seseorang untuk kamu” sambil
memberi kan surat itu padaku
“dari seseorang? Siapa?” heran. Kemudian ku baca isi surat itu.
Ternyata adyth yang mengirim kan surat itu padaku. Seketika aku kaget membaca
isi surat nya dan buru-buru kusembunyikan agar ve tak membaca nya.
“surat dari siapa nal?” tanya ve yang baru keluar dari kamar mandi
“ng... ngaaaakk... ini undangan dari kantor. Ngk penting banget
sih” gugup sambil memasukkan surat itu kedalam laci.
“ouh, oiya nal tadi shania sms aku katanya mau jenguk kamu nanti
bareng kak melody dan beby”
“kapan?” jawab ku singkat
“mungkin nanti malam”
#############################
“hai nal” sapa shania pada ku
“eh shania, yang lain mana?” tanya ku
“tuh masih di depan sama ve, ngk tau deh ngobrolin apa”
“ouh gitu”
“nal, lu bener ngk akan lanjutin perjanjian itu?” tanya shania
sembunyi2
“iya shan, gw ngk tahan lagi dengan perjanjian itu”
“truss apa lu ngk takut dengan ancaman adyth terhadap lu?”
“ngk shan, gw rela mati demi ve. dari pada gw mengecewakan ve di
depan mata gw”
“hmm iya deh”
Permasalahan yang ku alami saat ini tak hanya aku dan adyth yang
tau, tapi shania pun tau. Shania adalah saksi dari semua perjanjian yang di
berikan adyth padaku. Ia begitu paham apa yang terjadi. Aku menyuruh shania
untuk merahasiakan permasalahan ini kepada ve. lama aku bercengkrama dengan
shania muncul beby dan kak melody bersama ve. mereka bertanya-tanya apa yang
terjadi dan aku pun menceritakan apa yang terjadi yah walaupun sebenarnya
cerita yang aku ceritakan itu adalah tidak benar. Shania tak begitu menyimak
cerita ku karena ia sudah tau permasalahan yang sebenarnya dan shania hanya
menunduk menutupi semua permasalahan.
5 hari berlalu. Semua luka di badan ku sudah sembuh dan akupun bisa
kembali beraktifitas seperti biasa.
“ve, kita makan di luar yuk?” tawar ku sambil memeluk ve dari
belakang yang sedang membereskan lemari pakaian.
“mau makan kemana nal?”
“hmm kemana yah?” bingung
“kamu aja bingung gitu mau ngajak makan kemana” sambil membalikkan
badan nya ke hadapan ku dan kemudian memainkan dagu ku
“hmm aku tau ve, kita makan di restoran jepang aja”
“ide bagus, ya udah kita makan di sana”
Aku dan ve pun memilih makan di restoran jepang. Kebetulan aku dan
ve sangat menyukai masakan jepang. Kami pun sampai di restoran jepang dan
langsung memesan makanan. Menunggu beberapa menit akhirnya pesanan kami sampai
dan langsung menikmati makanan jepang ini. lama aku dan ve di restoran jepang
ini tiba-tiba saja seseorang mendatangi kami. ternyata adyth, ngapain dia
disini? Mengganggu ketenangan ku saja dengan ve.
“hai ve” sapa adyth
“apa kabar?” tanya adyth sambil menjulur kan tangan nya.
Aku yang tengah berada di hadapan ve seketika berdiri dan menarik
tangan ve kemudian pergi meninggalkan adyth. Aku ngk mungkin harus
terus-terusan di sini bersama adyth, sama saja aku membuka semua perjanjian
yang ku jalani bersama adyth. Ketika hendak berjalan menuju kasir, seketika adyth
berkata....
“kinal, perjanjian itu tak bisa kau batalkan. Ingat yah!!” teriak
adyth
Seketika aku kaget dan buru-buru membayar ke kasir, setelah itu
meninggalkan restoran jepang ini. ve yang sedari tadi hanya terpaku melihat
tingkah ku yang aneh ini. aku berjalan cepat menuju parkiran sambil menggenggam
lengan ve.
“kinal, kamu kenapa sih?” tanya ve heran
“ngak usah di bahas ve, aku males” sambil masuk ke dalam mobil.
Demikian ve.
Selama perjalanan aku terus memikirkan kejadian pertemuan singkat
ku bersama adyth di restoran tadi. Terus terpaku ke arah jalanan yang lumayan
macet ini. ve hanya melihat ku seperti orang bingung. Aku tetap saja diam
sambil mengendarai mobil ku menuju apartement. Akhirnya aku dan ve sampai di
apartement.
Di apartement aku hanya terdiam duduk di sofa. Kadang ku usap wajah
ku dengan kedua telapak tangan ku ini. aku harus mulai dari mana? Mungkin kah
aku kembali melakukan perjanjian itu? Tapi itu tidak mungkin, aku sudah
bertekad untuk tidak melakukan nya lagi. Aku terus termenung memikirkan semua
ini.
“nal~” panggil ve mendekati ku yang masih termenung di sofa.
“iya”
“kamu menyembunyikan sesuatu kan?”
“maksud kamu apa ve?”
“nal, bicaralah jujur sama aku, aku ngak suka kamu bohong”
“bohong apa ve?”
“perjanjian! Perjanjian yang di katakan adyth sama kamu tadi siang”
Seketika aku kaget dan kemudian berdiri meninggalkan ve menuju
kamar.
“nal, jujur sama aku?” tanya ve yang mengikuti aku ke kamar
“aku capek ve, mau istirahat” jawab ku demi mengalihkan pembicaraan
“ngk, kamu ngk boleh istirahat sebelum kamu cerita sama aku!”
“ve, itu hanya perjanjian biasa, kerjaan kantor”
“kamu bohong nal! :”(“
“Ve!!! aku ngak bohong sama kamu!!!” jawab ku dengan nada membentak
“kinal~” air mata nya menetes
Aahk!! Apa yang aku lakukan? Aku membentak ve? itu bukan aku. Aku
tak bisa mengendalikan amarah ku.
“Ve~ L”
Ve hanya tertunduk dan menangis. Kemudian ia pergi meninggalkanku
sendirian di kamar. Akh! Bodoh nya aku, aku begitu larut dalam amarah. Tak
seharusnya aku berperilaku seperti itu pada ve. aku pun langsung menemui nya di
ruang ke TV.
“ve, maaf yang tadi yah. Aku nyesel L”
“aku ngak nyangka sama kamu nal :’(“
“ve, tadi itu aku ngk bermaksud untuk ngebentak kamu” sambil
menggenggam kedua tangan ve
“nal, jujur sama aku!” menatap ku dengan bercucuran air mata
“maaf ve, aku belum bisa cerita sekarang” berdiri kemudian
tertunduk
“kenapa nal?”
“maaf ve” aku pun pergi meninggalkan ve di apartement sendirian
Ve hanya menatap ku pergi meninggalkan nya. aku terus mendengar
isak tangis nya. tapi aku ngak bisa terus-terusan di sini yang ve terus
menanyakan soal perjanjian itu. Lebih baik aku refreshing otak dan mencari
ketenangan batin. Entah kemana aku harus melangkah, bingung.
~Bersambung....
--------------------------------------------
holla^^ kembali lagi nih hehe tapi kali ini ngepost FF yang berbeda, untuk kelanjutan FF GreMids di pending dulu yah, aku buatin VeNal dulu. kebetulan banyak yang req Venal lagi. FF ini sebenarnya udah lama dibuat sih, sebelum FF Photography of love :D untuk kelanjutan GreMids di tunggu aja yah, masih dalam tahap penyelesaian :) Terima Kasih sudah membaca yah^^
Lanjut thor kusuka kusuka
BalasHapusPerjanjian apaan thor.. sampe segitunya
BalasHapus