Kotak Musik Gre
(7)
Aku keluar
mengejar kak kinal. Ku lihat di lorong apartement sudah sepi. Cepat sekali kak
kinal jalan nya. aku pun menoleh kesana kemari melihat kak kinal hingga sampai
aku di loby apartement. Terus melihat, hingga mata ku terhenti di salah satu
jendela besar di apartement ini ku lihat kak kinal dari kejauhan tengah duduk
di taman apartement. Sesegera aku menemui kak kinal yang tengah terduduk sambil
mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.
“kak?” panggil
ku
Kak kinal
langsung melihat kearah ku “ngapain kamu disini?”
“eehm...”
bingung mau jawab apa. “kakak kenapa?” lanjutku langsung duduk di sebelah nya
“kamu ngak perlu
tau mids”
“kak, kalau
kakak punya masalah, kakak bisa cerita sama hamids”
“kamu masih
kecil, ngak boleh tau urusan orang dewasa”
“kak, aku kenal
betul sama kak ghaida. Apa yang tengah terjadi dengan kakak dan kak ghaida?”
“seberapa lama
kamu kenal dia?”
“yaah udah 1
tahun ini sih, semenjak kak ghaida jadi pelatih basket ku”
Kak kinal
seketika berdiri. Aku hanya mendongkak melihat ke arah nya, ku lihat ia
mengenduskan nafasnya pelan. Apa yang tengah di fikirkan kak kinal saat ini?
jujur aku begitu kepo. Tapi apa masalah nya jika aku harus seperti ini? salah
kah? Aku hanya ingin membantu saja. Mereka adalah kakak terbaikku, kakak yang
bisa memberikan ku masukan ketika aku sedang terpuruk.
“apa kamu pernah
merasakan kecemburuan teramat dalam mids?” tanya kak kinal menatap lurus
“cemburu? Kakak
cemburu sama kak ghaida?” tanya ku kaget
“yaah begitulah”
ucapnya santai
“kenapa kakak
cemburu sama kak ghaida? Apa dia pernah dekat dengan kak ve?”
“ngk sih, Cuma
kakak tak menyukai aja jika ghaida dekat dengan ve”
“kakak begitu
menyayangi kak ve sehingga kakak menganggap jika seseorang yang begitu dekat
dengan kak ve kakak cemburui”
Kak kinal
menatap ku tajam. Heran ketika aku mengatakan hal seperti itu. “kamu tumben
bijak?”
“kak kinal -,-“
“yah, kakak
begitu menyayangi kak ve mids” ucapnya tersenyum
“kalau kakak
sayang kenapa kakak cuekin kak ve seperti itu? Kasihan tau kak? Kak ve ngak tau
permasalahan nya”
Seketika kak
kinal terdiam sejenak. Tertunduk. Entah apa yang ia pikirkan. “ve~” ucapnya
lirih. Kemudian berlari meninggalkan ku yang masih cengo dengan sikap nya ini.
“kak! Kakak mau
kemana?” teriak ku sembari mengejar nya.
Ternyata kak
kinal kembali ke apartement. Ia masuk dalam keadaan nafas terengah-engah. Aku
pun juga seperti itu. Aku mengikuti nya berlari. Ku lihat gre tengah asik
menonton tv seketika di introgasi dengan sigapnya oleh kak kinal. Kak kinal
menanyakan dimana kak ve. kemudian gre menunjukkan kak ve yang tengah berada di
balkon apartement ini.
“kenapa kak
kinal mids?” tanya gre heran
“aku juga
bingung gre, aku tak mengerti pikiran kak kinal saat ini”
Sesegera aku dan
gre mengintip apa yang tengah terjadi di balkon apartement. Di bilang pengen
tahu sih iya. Abisnya bingung dengan hubungan mereka ini. aku melihat kak kinal
mendekati kak ve dengan wajah merasa bersalah. Entah apa yang tengah mereka
bicarakan aku tak tahu. Yang jelas aku hanya ingin hubungan kedua kakak yang sangat
ku sayangi ini kembali membaik. Tak lama kak ve dan kak kinal saling
berpelukan. Syukurlah mereka sudah baikan. Aku melihat kearah gre tersenyum.
“untung kamu
berani menemui kak kinal mids J” ucap nya
menggenggam tangan ku
“semua ku
lakukan demi hubungan mereka membaik gre, aku ngak mau lihat mereka diem2an
hanya masalah sepele ini” jelas ku merapikan poni gre
Tak lama kak ve
dan kak kinal masuk ke dalam kamar. Aku tak menyadari mereka masuk. Seketika
aku dan gre kaget. Bingung, gugup semua bercampur.
“apa yang kalian
lakukan disini?” tanya kak kinal memicingkan matanya ke arah ku dan gre
“eee....
ngaakk... tadi kita Cuma merapikan horden pintu ini aja kak” ucapku pura-pura
merapikan horden pintu ini
“ya deh ya deh,
oiya hari ini libur yah, gimana pagi ini kita olah raga?” jelas kak kinal
melihat ke arah kak ve tersenyum
“haaa ide bagus
kak :D” ucapku bersemangat
“tapi....” ucap
gre ragu
“udaaah ikut aku
aja, ntar aku ajarin main basket” sambil kurangkul tubuh kecil gre
Kami semua turun
dari apartement menuju lapangan dekat taman di apartement ini. kebetulan
lapangan ini tak begitu ramai, jadi aku bisa bermain basket sepuas nya
“ngk gitu gre,
kayak gini nih” ucapku ambil mempraktek kan cara bermain basket
“aah... susah
tauk mids. Udah ah aku males belajar nya” ucapnya meninggalkan ku dan duduk di
samping kak ve yang tengah duduk berdua bersama kak kinal
“truss aku main
sama siapa gre?”
“tuh sama ring
basket sendiri” jawab nya bete
“haha ya udah
sini hamids main bareng sama kak kinal” ucap kak kinal yang tiba-tiba saja
datang menemui ku
Akhirnya aku dan
kak kinal bermain basket bersama. “waah kak kinal jago juga main basket nya”
ucapku tolak pinggang
“jadi kamu mau
duel nih?” ucap kak kinal sedikit sombong
“boleh, siapa
takut! :D”
#################################
Hari yang sangat
memelahkan akhirnya aku kembali ke kamar pribadi ku. Waktu yang tak kan bisa
terbayarkan hari ini. menghabiskan waktu libur bersama gre, kak kinal dan kak
ve. yang awalnya hubungan kak ve dan kak kinal seperti di terjang badai tapi
akhirnya kini kembali seperti semula. Aku harap hubungan aku dan gre tetap
selamanya seperti kak kinal dan kak ve.
Tiit... tiit...
alarm ku berbunyi menunjukkan pukul 5 pagi. Hari ini kembali ke aktivitas
seperti biasa. Menjadi siswa yang sibuk dengan kegiatan belajar. Aku sampai di
kelas dan di sambut dengan sahabat-sahabat ku, entah kenapa mereka terlihat
bahagia melihat ku. Apa ini? aku merasa malu jika harus terus di tinggi-tinggikan
seperti ini?
“kalian kenapa?”
tanya ku heran
“selamat yah
mids” ucap salah satu teman sekelas ku
“selamat apa?
Aku ngak ngerti”
“mids, impian lu
buat bisa bermain basket dan menjadi pemain basket profesional akan segera
terwujud” jelas nadse sambil menepuk pundak ku
“hah? Masa sih?”
“iya, tadi
kepsek berpesan sama gw, lu segera menemui kepsek ke ruangan nya, mau bicarain
masalah ini” jelas nadse lagi
Aku hanya memadang
nya heran. Aku pun langsung menuju ruang kepsek. Ternyata aku sudah di tunggu
dari tadi oleh kepsek. “maaf pak, apa bapak tadi memanggil saya?” ucapku dengan
sikap sopan
“oh iya mids,
kamu duduk sini”
“ouh iya pak”
“hmm mids jadi
gini, waktu itu team basket sekolah kita ikut turnamen bukan? dan mendapatkan
juara pertama. Dan itu di tingkat nasional”
“iya pak benar”
“jadi kemarin
bapak menerima surat undangan dari pihak sekolah di los angeles. Tepat nya
sekolah basket”
“los angeles
pak?” tanya ku kaget
“iya, sekolah
tersebut menginginkan kamu belajar bermain basket disana selama 6 bulan”
Seketika aku
termenung. Aku senang mendengar nya, impian ku untuk menjadi pemain basket
profesional akan segera terwujud. Tapi disisi lain aku merasa sedih, aku harus
meninggalkan gre selama 6 bulan. Apa aku siap? Aku benar-benar bingung saat
ini. aku butuh kesendirian untuk memikirkan semua nya.
“ini surat
undangan nya” lanjut kepsek sembari memberikan surat. Aku hanya menatap surat
itu tanpa membuka nya.
“pikirkan
baik-baik mids, ini demi masa depan kamu. Bea siswa ini jarang sekali di
temukan. Bapak harap kamu bisa menerima nya J”
lanjut kepsek ku kembali sambil menepuk pundak ku
“iya, kalau gitu
saya kembali ke kelas dulu pak” ucapku
“iya, silahkan”
Aku keluar
ruangan dengan wajah tertunduk menatap amplop ini. aku bingung. Haruskah aku
menerima nya? masa depan yang ku inginkan menanti ku. Aku ngak mungkin buang
kesempatan ini begitu saja. Tapi bagaimana dengan gre? Apa yang harus aku
katakan pada nya? aku benar-benar sudah tidak tahu lagi apa yang harus aku
katakan.
“hai mids
gimana?” tanya nadse
“gimana apa?”
“itu yang sama
kepsek”
“ouh itu, yah
sama yang kalian bicarakan tadi pagi” jawabku santai
“truss lu
terima?”
“belum tau, gw
harus rembukan dulu sama keluarga”
“ouh gitu, ya
deh. Sukses deh mids J”
“iya, thanks
nads J”
Hari ini aku di
sekolah sama sekali tak bersemangat. Murung. Semenjak mendapatkan info tentang beasiswa
ini. jadwal pulang sekolah tiba aku tak langsung pulang. Aku memilih menyendiri
di pohon belakang sekolah. yah tempat biasa ketika aku lagi gundah. Ah pikiran
ku kok jadi seperti ini. ayo pilih mids? Mana yang baik buat kamu, ambil beasiswa
itu atau tinggalin gre. Aaarrg!!! Aku terjebak dalam sebuah dilema berat. Aku
harus pilih yang mana? Ya tuhan... beri aku sedikit petunjukmu. Tak lama ku
ambil hp ku. Ku unlock. Belum masuk ke menu mata ku terhenti di wallpaper hp
ku. Yap terpajang foto ku bersama gre. Rasanya ingin menghubungi gre, untuk
memberitahukan semua nya. tapi aku takut, aku ragu. Apa kah aku bisa bicara
jujur padanya? Ku urungkan niat ku untuk menghubungi gre.
Waktu sudah
menunjukkan pukul 3 sore. Aku memilih kembali pulang kerumah. Ketika hendak
membaringkan badan ku ke tempat tidur ini hp ku seketika berdering. Ternyata
gre menelfon ku. Ku jawab telfon nya.
“iya gre”
“hamids udah
pulang?” tanya nya
“baru aja nyampe
rumah, ada apa?”
“hmm ngk jadi
deh”
“loh, emang ada
apa?”
“rencana nya mau
minta nemenin ke toko buku”
“ouh ke toko
buku toh, ya udah sih aku temenin”
“ngk usah mids,
kamu kan baru pulang”
“gpp gre J”
Itulah
percakapan ku dengan gre via telfon. Aku pun segera bersiap-siap. Lanjutku
segera langsung menjemput gre ke rumah nya. ia sudah menunggu di depan rumah
nya. selama perjalanan aku hanya diam. Begitu juga gre. Ia juga tak memulai
duluan. Aku melihat nya begitu gugup hingga akhirnya ia menyadari kegugupan ku.
“kamu kenapa mids?”
ucapnya menyentuh pundakku
“ng.. ngk papa
kok” jawabku gugup
Gre hanya mengkerutkan
dahi nya. heran melihat sikap ku yang aneh ini. tak lama aku dan gre sampai di
toko buku. Kali ini aku terpisah dengan nya. aku melihat-lihat buku yang
terpajang di toko buku ini. namun tiba-tiba saja mata ku terhenti di salah satu
buku rak tentang olah raga. Aku ambil buku itu dan ku buka. Aku buka halaman yang
berisi kan tentang basket. Namun dalam buku itu tertulis nama sekolah, yap nama
sekolah yang persis ada di surat tadi pagi yang ku dapat. Ku baca buku itu
hingga sejenak melupakan gre. Tak lama gre datang menemui ku dan membuat ku
kaget.
“lagi baca buku
apa?” ucap nya mengagetkan ku
“nih buku olah
raga sih” jawabku
Seketika gre
mengintip isi buku itu. “basket? Hmm ouh ini bukannya sekolah basket terkenal
di los angeles, amerika itu ya?” ucap nya
“kok kamu tau?”
tanya ku heran
“iya, masalah
nya ada temen sekolah aku dapat bea siswa ke sana”
“ouh gitu”
jawabku mulai gugup
“di sekolah kamu
gimana mids?”
“eee... itu...
ee sepertinya ngak ada” jawab ku gugup. “kamu udah dapat buku nya? yuk langsung
bayar aja abis itu kita makan di cafe” lanjut ku menarik tangan nya menuju
kasir
################################
Hangat nya
capuchino ini mengeluarkan aroma kopi dan susu yang nikmat. Aku termenung
sambil mengaduk-aduk capuchino ini. tak menyadari gre yang sedari tadi tengah
menatap ku heran.
“mids, kamu kok
dari tadi bengong aja. Ada apa sih?”
Seketika aku
tersadar “ouh ngk kok gre” ucapku kemudian meneguk capuchino hangat ini
“kamu lagi mikirin
sesuatu ya?”
“ngk kok, ouh
iya kamu beli buku apa tadi?” tanya ku mengalihkan pembicaraan
“aku beli novel
ini, novel nya seru banget. Tau dari temen nih, tadi aja dia ceritain sama aku
gimana isi novel nya. eh jadi penasaran, ya udah pengen beli” jelas nya panjang
lebar. Aku hanya menatap nya. tapi bukan menatap nya melainkan termenung. Tak
dengar apa yang tengah gre ucapkan padaku
“kamu ngk beli
buku olah raga tadi mids?” lanjutnya
“ngk, aku lagi
males baca” ucapku. “oiya gre, temen kamu bener ambil bea siswa itu ke LA?”
Lanjutku
“hmm katanya iya
mids, denger-denger dia akan berangkat 2 minggu lagi” jelas nya
Aku tertegun
dengan cerita gre. Iya benar, di surat itu tertera tanggal untuk keberangkatan
siswa yang terpilih mendapatkan bea siswa ke LA. Truss aku harus ngapain?
Haruskah aku mengatakan yang sejujur nya pada gre? Ah aku bingung sungguh
bingung. Namun entah kenapa mulut ini...
“gre, kalau
seandainya aku jauh dari kamu. Kamu siap ngak?” ucapku memberanikan diri
“maksud nya?”
“yaah jauh gitu,
seperti temen kamu itu”
“aku ngak bisa
jauh dari hamids, aku sayang sama hamids L”
ucapnya
Ketika mendengar
ucapan nya itu aku makin tak tega jika harus berterus terang. Ngasih kode gitu
aja dia udah jawab ngak mau jauh dari aku. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah
aku menolak bea siswa ini? tapi itu masa depan yang ku idam-idam kan sejak
dulu. Belajar dan menjadi pemain basket profesional.
“kamu kok nanya
seperti itu?” tanya nya heran
“ngak sih Cuma
nanya aja”
“atau
jangan-jangan kamu??”
“ng.. ng..ngk
lah gre, kan udah aku bilang sekolah aku ngak ada dapet seperti sekolah kamu”
jelas ku gugup demi menutupi semua nya
“aku ngak akan
ninggalin kamu kok gre J” lanjutku
Ia membalas
ucapan ku dengan senyum. Aku dan gre akhirnya menikmati waktu siang ini berdua
di sebuah cafe yang tak jauh dari toko buku. Waktu semakin menampakkan wujud
nya. hari sudah mulai senja, akhirnya aku dan gre memilih untuk kembali ke
rumah.
“makasih yah
mids udah mau nemenin aku” ucap nya menoleh ke arah ku
“sama-sama gre J” ucap ku
“ya udah, hati-hati
yah kamu pulang nya hihi ” ucap nya yang tiba-tiba saja mengecup bibi ku yang
lagi ngangur ini :v. seketika aku terkaget dengan tingkah nya. ah gre untung
saja masih di dalem mobil coba di luar kan berabe ntar urusan nya.
Selama
perjalanan aku senyam senyum sendiri. Tingkah gre tadi itu membuat ku merasakan
bahagia yang teramat. Jalanan yang macet ini seakan ku nikmati dengan santai
nya sambil membayangkan yang tadi. Kiss itu bagaikan permen rasa strawbery yang
nikmat. Eh strawbery? Masa sih? Tapi aku
merasakan itu. Apa jangan-jangan lipsglos yang ia pakai memiliki rasa
strawbery. Aaakk!! Aku makin tak karuan memikir kan nya.
Akhirnya aku
sampai di rumah. Yap tepat jam 7 malam. Yah maklum lah jalanan yang tak bisa di
hindari macet ngak karuan. Aku segera bersih-bersih. Setelah itu lanjut makan
malam. Makan malam selesai aku kembali ke kamar sembari membereskan isi tas ku
yang tadi siang sama sekali belum ku rapikan. Memasukkan buku kedalam tas untuk
di bawa esok hari. Ketika hendak mengeluarkan buku dari tas tiba-tiba saja
amplop bertuliskan nama sekolah basket ternama di LA membuat ku kembali
teringat. Aku kembali merasakan betapa bingung nya diri ini. hati yang seakan
tak ingin meninggalkan orang yang sangat ku cintai dan kusanyangi saat ini. ketika
mulut ingin berbicara jujur tapi hati tak mengizinkan nya.
Malam sudah
menunjukkan pukul 11 malam. Aku masih berkutat di depan laptop ku. Sreaching tentang
sekolah itu. Aku benar-benar ingin. Tapi ingin ku terganjal akan perasaan. Jujur
aku benar-benar di landa dilema berat. Seandainya saja waktu bisa ku putar ku
tak ingin ada yang nama nya pertemuan yang akhirnya akan membuat ku bingung.
Tiit... tiit...
alaram digital ku berbunyi menunjukkan pukul 06.00 wib. Seketika aku terkaget. Kenapa
aku bangun di jam segini? Mampus! Aku bisa telat. Ah bodoh nya aku yang lupa
mengatur jadwal bangun di alarm ku. Sesegera aku locat dari tempat tidur dan
segera bersiap-siap untuk sekolah.
~Bersambung....
--------------------------------------------------
maaf yah sudah menunggu lama :( maklum lah saya lagi sibuk dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk. lanjutin FF ini aja harus curi-curi waktu. maaf kalau cerita nya agak membingung kan, karena efek banyak tugas jadi inspirasi saya terbagi begitu saja -,-
oiya, mau promote bentar follow Wattpad saya yah, yang suka cerita VeNal bisa baca di wattpad saya :)
Thanks yang udah baca^^
Bagus kak
BalasHapuscek langsung di wattpad aja yah^^
BalasHapuslink nya bisa di lihat di blog ini :)
Thor punya ff di wattpad? Apa namanya Thor?
BalasHapus@chandra VeNal : silahkan di lihat di @VRLina thx^^
BalasHapusatau ngak link profil ada di blog ini :)