Kotak Musik Gre
(4)
Hari begitu
cepat berlalu, akhirnya liburan menghampiri ku. Namun liburan ku kali ini sama
saja seperti tahun lalu. tidak ada yang spesial. Kenapa? yah seharusnya aku
bisa menghabiskan waktu liburan ini bersama gre, tapi waktu berkata lain. Gre
memilih berlibur keluar kota dan sekalian menghadiri acara keluarga. seminggu
ia meninggalkan ku dan aku menghabiskan waktu liburan ku sedirian yang hanya
berlangsung 10 hari. Mungkin hanya 3 hari kedepan saja aku bisa menghabiskan
waktu liburan ku bersama gre.
Pagi ini cuaca
tak mendukung, hujan terus mengguyur kota metropolitan ini. aku hanya menatap
jendela kamar ku yang basah akan rintik hujan ini. selalu menggenggam hp yang
nanti nya hp ini akan berdering bertanda gre akan memberi kabar kepada ku.
Hujan-hujan gini membuat ku begitu bosan untuk terus berada di rumah, berharap
hujan cepat reda. Lama ku menunggu akhirnya hujan ini pun reda. Aku pun pergi
menuju lapangan basket untuk sekedar bermain saja mengisi waktu kosong ku
ketika liburan.
Sampai lah aku
di lapangan, ku lihat lapangan yang basah becek, ku hirup udara segar bekas
hujan tadi yang membasahi lapangan basket ini. sebelum nya aku memulai untuk
pemanasan terlebih dahulu agar badan ku tidak sakit-sakitan setelah bermain
basket. Pemanasan selesai, aku pun langsung mengocek bola basket favorit ku,
bermain sendirian. Di lapangan ini hanya ada aku, bola basket, ring basket ini
dan kursi penonton yang kosong. Bola basket yang terus aku main kan, terus aku
lempar ke ring basket itu. Terasa begitu sepi hari-hari ku saat ini. huft
seandainya saja gre tidak memilih untuk keluar kota, mungkin liburan ku saat
ini begitu indah.
“hamids!!”
teriak seseorang memanggil namaku. Kemudian ku menoleh ke arah suara itu
“anggie?? Kamu
ngapain disini?” tanya ku
“emang kenapa
kalau aku kesini? Kan ini tempat umum”
“ya bener juga
sih, tapi bukan nya kamu liburan ke luar kota yah?”
“batal mids,
papa sibuk jadi batal deh”
“ouh gitu” jawab
ku singkat sambil kembali bermain basket
“tumben ngk sama
gre mids?” tanya anggie yang duduk di kursi lapangan ini
“dia lagi ke
luar kota. Kata nya ada acara keluarga” jawabku yang masih sibuk bermain basket
“ouh” jawab ku
yang hanya ber-oh ria. Ku lihat hamids yang tengah asik bermain basket di
lapangan yang masih basah ini. badan nya yang tinggi, jago main basket dan
rendah hati membuat ku semakin mengagumi nya, mungkin dulu aku begitu mengagumi
nya, tapi sekarang aku begitu menyayangi nya. seandainya kamu tahu mids aku
begitu menyayangi mu.
“hey ngie?
Kenapa bengong gitu”
“eeh...” kaget
“ng.. ngk papa kok” lanjut anggie
“huftt... “
“capek mids?”
“yah lumayan lah”
sambil menghapus keringat
“nih gw bawain
minuman buat lu” tawar anggie padaku
“truss lu?”
“gw ada kok J nih”
“thanks ya ngie J” sambil ku minum minuman
pemberian anggie
“sama2 mids J” jawab ku sambil melihat wajah
samping nya yang penuh keringat itu. Ingin rasanya ku hapus keringat itu tapi
ngak mungkin aku harus menahan perasaan ini. mungkin ada saat nya ku bisa
mengungkap kan perasaan ini padanya.
“oh iya ngie,
jadwal turnamen basket kapan?”
“hmm kemarin gw
lihat di papan info ruang osis sih belum ada, masih planning gitu”
“ouh gitu ya”
“iya” jawab ku
singkat. Aku begitu tak tahan lagi melihat wajah hamids ini, rasanya aku pengen
ungkapin sekarang aja. Akh apa ini waktu yang tepat? Apa mungkin hamids akan
merespon pertanyaan ku. Aku begitu bingung. Perasaan yang begitu aneh ini
benar2 tak bisa membuat ku jauh dari hamids sebelum ku mengatakan perasaan ku
yang sebenarnya.
“ngie...
anggie??”
“eh iya iya...”
sadar
“lu kenapa? dari
tadi kok bengong mulu sih? Lu mikirin apa?”
“ng.. ngk ada
kok mids”
“ngie, kalau lu
ada masalah cerita aja sama gw. Siapa tau gw bisa bantu” sambil menepuk pundak
anggie
Hamids malah
menawarkan padaku untuk bercerita padanya. Apa mungkin waktu benar2 sudah
berpihak padaku? Apa mungkin ini waktunya aku harus mengatakan yang sejujur nya
pada hamids? Baik lah mungkin ini saat ya.
“hmm baik lah gw
akan cerita” sambil menunduk
“nah gitu dong”
sembari minum
“mids, lu masih
ingat kejadian di kelas itu?”
“di kelas? Yang
mana?”
“itu, yang gw
sempat menghapus keringat lu”
“ouh itu, iya
iya gw ingat. Kelakuan lu yang aneh itu kan? Haha”
“iya aneh yah
hehe, tapi dari keanehan itu sebenarnya benar mids” kemudian tertunduk
“benar maksud
nya?” mulai heran
“ya... aku...
aku... aku sayang banget sama kamu mids ><”
Kaget. Apa?
Anggie sayang sama aku? Ngk mungkin, yang bener aja sih anggie sahabat karib ku
ternyata memendam perasaan padaku. Akh! Apa ini? benar2 gila. Apa yang harus
aku katakan. Aku sudah memiliki gre, dan gre begitu menyayangi ku. Tapi di sisi
lain anggie sahabat karib ku memiliki perasaan yang sama seperti gre terhadap
ku. Dunia ini seperti menertawakan ku, membuat ku begitu bingung apa yang harus
aku lakukan. Kejadian itu ku kira hanya lelucon biasa tapi malah sebenarnya itu
benar. Tuhan... apa yang harus aku lakukan?
“lu salah
anggie, kenapa lu malah menyayangi gw?”
“aku ngk salah
mids, ini benar semua ungkapan dari perasaan ku. Mids, ayo jawab. Apa kamu
memiliki perasaan yang sama kepada ku?”
“ng.. ng... lu
apa2an sih ngie?” kemudian berdiri
“mids, tolong
beri jawaban itu?” berdiri dan menangkap tangan ku
“gw ngk bisa
mids, maaf” kemudian ku pergi meninggalkan anggie
“hamids...
hamids...” panggil anggie yang ternyata sudah menetes kan air mata nya
“kenapa kamu ngk
mau jawab sekarang mids? Karena kamu udah punya gre?” teriak anggie yang
kemudian mengaget kan ku seketika. aku pun menoleh kearah anggie yang masih
terpaku melihat ku pergi, setelah mendengar anggie menanyakan hal seperti itu
aku langsung pergi menutupi semua nya.
Ku pun berlari
meninggalkan lapangan, namun perasaan ku begitu tak tega meninggalkan anggie
sendirian di lapangan itu. Ingin rasanya aku kembali menemui nya disana. Tapi
itu tidak mungkin, itu malah membuatku begitu bingung apa yang harus aku
lakukan. Aku pun memilih untuk pulang sambil memikirkan anggie. Anggie maafin
gw L
Mungkin hari ini
begitu aneh buat ku. Kenapa perasaan aneh itu tiba2 muncul menghampiri ku. Apa
tak ada pria lain saja yang bisa menemani anggie? Dan kenapa harus aku? Tak
cukupkah hubungan spesial ku bersama gre ini berlangsung? Apakah harus ada
orang ke dua. Ku tak mungkin melakukan itu semua. Aku sangat menyayangi gre,
aku ngk mungkin ngedua in dia. Toh aku juga tak memiliki perasaan terhadap
anggie. Akh! Semua membuat ku begitu pusing. Jalan mana yang harus ku pilih ku
pun tidak tahu.
Malam kian
larut, aku masih sibuk di depan layar laptop ku menikmati video permainan
basket team favoritku. Hingga hp ku berdering bertanda ada pesan yang masuk. Ku
lihat ternyata gre, ia mengatakan ia akan pulang esok hari. Yap sudah tepat
satu minggu ia meninggalkan ku dan akhirnya besok dia akan pulang. Aku begitu
bahagia ketika ia mengabarkan kepadaku.
Esok hari pun
tiba. Aku sudah menunggu kedatangan gre di rumah nya. aku begitu bahagia,
bahagia banget sudah seminggu aku tak bertemu gre. Lumayan lama ku menunggu
akhirnya gre sampai di rumah. Ia melihat ku dan kemudian menghampiri ku. Ketika
hendak bertemu aku dan gre saling berpelukan bertanda rasa rindu itu benar2
ada. Mama dan papa gre juga menyambut hangat atas kedatangan ku ke rumah
mereka. Kemudian aku diajak gre menuju kamar nya.
“gre, gimana
liburan kamu disana?”
“lumayan lah
mids, bisa berkumpul keluarga2 disana. Tapi kadang aku suka kesepian karena
ngak ada kamu L”
“tapi sekarang
kan aku udah ada di hadapan kamu”
“iya :D” sambil
memelukku erat
“mids, selama
aku tinggal kamu ngapain aja?” tanya gre
“yah main basket
aja sih hehe”
“truss kamu ngk
nakal kan?”
“ngk kok, mana
mungkin aku nakal” sambil mencubit hidung gre.
“aaa... sakit
tauk L” jawab gre sambil
memegang hidung nya
“maaf deh maaf
:D”
“masa iya sih
mids kamu Cuma main basket terus, pasti ada kejadian seru kan? Cerita dong?”
Seketika aku
terkaget mendengar ucapan gre. Apa maksud nya ia menanyakan hal seperti itu?
Jangan sampai lah aku menceritakan kejadian waktu itu bersama anggie di
lapangan.
“ng... ngk ada
kejadian seru kok gre, lagian Cuma main basket doang haha”
“hmm iya deh”
Hari ini ku
habiskan waktu bersama gre. Mendengar cerita nya ketika ia liburan di luar kota
dan juga menceritakan acara keluarga nya itu. Senang ketika ia bercerita sambil
tertawa. Aku melihat wajah nya begitu bahagia. Tertawa lepas. Aku harap tawa
ini akan selalu ada buat ku. Walaupun badai menghadang kita berdua gre kita
akan hadapi bersama.
Waktu kian
bergulir hingga malam pun tiba. Aku memilih pulang dan berpamitan dengan
orangtua gre. Tapi sebelum pulang aku memberitahu gre bahwa besok aku akan
mengajak nya jalan2. Gre pun mengiyakan ajakan ku. Setelah itu akupun pulang.
Pagi pun tiba.
Yap liburan ku hanya tinggal menghitung hari saja. Aku bergegas siap-siap untuk
hangout bareng gre. Aku pun kemudian menjemput gre.
“kita mau kemana
mids?”
“hmm aku mau
ngajak kamu makan di restoran jepang. Kamu mau?”
“iya iya aku
mau, kebetulan aku suka banget makanan jepang”
“ok deh :D”
Kami pun sampai
di restoran jepang ini. segera memesan makanan yang kami sukai. sambil menunggu
pesanan tiba aku dan gre saling bertatapan. Apa yang kami lakukan ini benar2
aneh. Padahal ini di tempat umum loh, masih sempat nya juga bertatap-tatapan
gitu XD. Makanan yang kami pesan pun tiba, kami menikmati setiap makanan yang
sudah kami pesan. Tak lama kemudian seseorang menemui aku dan gre.
“hai mids, hai
gre” sapa anggie yang baru tiba
“eh anggie? Kamu
makan disini juga?” Tanya gre
“iya, tuh aku
bareng mama papa sih. Pas selesai pesen makanan aku ngelihat kalian berdua
disini :D”
Aku kaget
melihat anggie disini. Aku tertunduk dan tak berani melihat wajah anggie saat
itu. Aku memilih menghabiskan makanan ku yang masih ada ini. sempat gugup
melihat anggie disini, tapi aku mencoba untuk menyembunyi kan kegugupan ku.
“mids, sapa dulu
dong temen kamu ini” sambil memukul tangan ku
“eh i.ii iya,
hai juga ngie” sambil melihat wajah nya sejenak terus menunduk kembali
Hamids melihat
ku begitu aneh. Ia seakan menutupi semua kejadian itu. Mungkin benar pertanyaan
yang kulontar kan saat itu yang hanya basa basi semata ternyata benar. Hamids
memiliki perasaan dengan gre. Tapi apa salah nya hamids juga membagi sayang nya
kepadaku. Seakan hanya untuk gre sajakah sayang nya itu? Seandainya waktu bisa
ku putar ku akan mengatakan perasaan ini sebelum gre menyayangi hamids.
“hmm kalau gitu
aku balik dulu yah, udah di tungguin mama papa”
“ouh ya udah deh
J”
“bye J”
“bye juga anggie
J” jawab gre
Aku sedari tadi
hanya diam dan tertunduk, ku biarkan saja gre dan anggie ngobrol. Dari pada aku
gabung itu hanya akan mempersulit diriku untuk memikirkan perasaan anggie
padaku.
“mids, kamu
kenapa?”
“ng.. ngak papa
kok gre” jawab ku gugup
“yuk kita balik”
lanjut ku
“cepet banget
mids?”
“eem...ee.. ini
gre aku lupa, tugas ku belum selesai. Jadi aku harus segera ngerjain nya, ntar
kenapa omel sama guru nya” jawab ku berbohong
“ouh ya udah
deh”
Aku dan gre pun
pulang. Selama dalam perjalanan aku begitu seperti orang cengo. Terkadang gre
bertanya kepada ku dan aku hanya menjawab iya. Aku juga di protes kenapa
menjawab hanya sekedar iya. Sampai lah aku dirumah, sebelum nya aku mengantar
gre dulu. Di rumah tepat nya di kamar aku seakan tak bisa lagi mengerti
perasaan yang datang menghampiri anggie. Segitu kah perasaan ia padaku sehingga
menginginkan aku menyayangi nya? kepala ku seakan mau pecah. Pilihan yang
benar-benar tak bisa ku tentukan. Ku tak bisa membuat salah satu dari mereka
bersedih. Oh tuhan... seandainya saja tidak ada hubungan ini, mungkin aku tidak
akan pernah merasakan hal sesulit ini.
Yap hari pertama
masuk sekolah pun tiba. Kini aku duduk di kelas 3 SMA. Begitu juga dengan gre.
Waktu terasa begitu cepat, seakan waktu ini bisa ku langkahi dengan cepat
berharap gre tetap bersama ku selamanya. Namun satu hal yang tak kubayangkan
sebelum nya dan belum ku selesaikan. Anggie, sahabat karib ku, teman seteam
basket ku dia memiliki perasaan padaku. Sulit rasanya aku harus mengatakan apa,
padahal aku setiap hari bertemu dengan nya. itu membuat ku tak tentu arah.
Hari pertama
sekolah tak begitu aktif, jadwal pulang pun lebih awal. Aku memilih ke gor
samping sekolah untuk bermain basket. Yah gor ini kosong, hanya ada aku yang
sedang asik bermain basket. Hanya terdengar dentuman suara basket yang ku
hentak kan ke lantai. Terkadang ketika ku shoot ke ring basket bola nya malah
meleset, aku begitu tidak fokus saat ini. semenjak anggie mengatakan perasaan
itu aku benar2 bingung. Apa yang harus aku lakukan.
“aaarghhh!!!!
Apa yang terjadi padaku!!!” teriak ku sambil menghempas kan bola basket
kelantai dengan keras nya kemudian terduduk memeluk lututku. Menyembunyikan
wajah yang penuh keringat ini. apa yang harus ku perbuat. Anggie seakan membuat
ku benar2 bingung, setiap kali ia bertemu dengan ku mata nya selalu berharap
menginginkan ku. Apa aku harus menolak ia mentah2? Itu tidak mungkin. Sama saja
aku menyakiti perasaan nya.
“maaf udah buat
kamu seperti ini mids” kata anggie yang datang menemui ku di gor
Seketika aku
menegakkan kepala ku dan melihat kearahnya. “kamu ngak salah ngie, kenapa harus
minta maaf”
“seandainya
perasaan ini ku utaran dulu mids, mungkin aku yang pertama sebelum gre” jawab anggie
yang sudah menitihkan air matanya
Kemudian ku
berdiri dan mendekati anggie “ngie, coba lah untuk mencintai pria lain. Aku
bukan masa depan yang bisa membuat mu bahagia”
“tapi aku merasa
aku selalu bahagia setiap ada di samping kamu mids :’(“
“tapi aku ngak
bisa ngie”
“mids, sedikit
aja.sayangi aku seperti kamu menyayangi gre :’(“
“maaf ngie, aku
ngak bisa lakuin itu, aku sangat menyayangi gre”
“ayo lah mids”
sambil menggengam tangan ku penuh harap
Seketika ku
lepas kan genggaman itu “maaf ngie, aku ngk bisa J”
Anggie terus
menangis di hadapan ku, tak tega aku melihat nya nangis terus hanya karena ku.
Salah ku sudah begitu menolaknya. Kemudian ku hapus air matanya dan kemudian ku
peluk untuk menenangkan nya.
“hamids!” teriak
seseorang memanggil nama ku
Seketika aku
kaget dan cepat2 melepaskan pelukan ku terhadap anggie. Ternyata gre, apa yang
sedang ia lakukan disini? Apa dia mendengar percakapan ku dengan anggie? Ah
mampus.
“ge.. ge..
gre??” gugup
“aku ngk nyangka
sama kamu mids” mata gre mulai berkaca-kaca
Kemudian berlari
mendekati gre “itu tidak seperti yang kamu lihat gre”
“udah lah mids
:’(“ kemudian pergi meninggalkan ku
Kemudian ku
kejar gre dan menangkap tangan nya “mau kemana?”
“akh!! Aku
kecewa sama kamu mids :’(” kemudian menghempaskan tangan ku dan pergi
Apa yang terjadi
dengan hubungan Gre dan Hamids? Akankah hamids bisa mempercayai Gre sebenarnya
itu hanya salah paham? Tunggu kelanjutan nya^^
~Bersambung...
-----------------------------------------------
haii baru ngepost nih, udah lama menunggu yah? maaf nih lagi sibuk kuliah jadi ngepost nya agak lama :( banyak yang pengen VeNal ada lagi? ntar deh di buatin lagi hehe tapi sabar yah, waktu saya juga sedikit buat nulis FF ini, mohon di maklumi yah :D
gimana dengan part ini? maaf nih kalau agak aneh, masih bingung aja mau ngelanjutin ceritanya gimana -,- yang jelas di tunggu kritik dan saran nya yah^^
Terima Kasih sudah membaca :)
Keren thor .. venal nya di tunggu
BalasHapusCakep Thor... Ntar di adain manda nya lg yg suka ma hamids thor kek nya gemana getohh .. Trus Gre deket ma Sammy *eh Shani ato Mario *eh Desy biar si hamids kapok 😂😂😂😂 *imajinason
BalasHapus