Photography of Love (7)
Waktu kian berlalu, jarak antara aku dan ve kian
renggang. Tak ada komunikasi, tak ada perhatian. Sendiri menikmati kesendirian
di apartement ini. menunggu yang sebenarnya mungkin ngk akan pernah terjadi
nantinya. Handphone yang selalu ku genggam menunggu dia akan menghubungi ku.
Sulit rasanya menghadapi masalah seperti ini. semua salah ku, aku yang mulai
menjauh dari nya. Menjauh karena ada hal yang membuat ku itu bisa membuat nya
akan baik ke depan nya. Tapi ini salah, ini malah membuat ku semakin tak tentu
arah. Jalan mana yang harus ku pilih. Semua rasa sayang ku pada nya masih
terasa, mencoba untuk menghapus perasaan ini namun tak bisa. Seandainya waktu
bisa ku putar, ku tak ingin ada hubungan terlarang seperti ini, aku ingin hidup
normal.
“pagi nal” sahut tata
“pagi juga” jawabku yang sedang duduk di sofa
“kamu lagi ngapain nal?”
“ngak ada, nonton tv aja”
Seketika ku kaget melihat kinal “kinal? Kamu nonton
tv? Tv nya kan masih mati, lagian belum di colok gini”
“ouh mati yah” jawab ku seperti orang bodoh
Sejenak ku melihat tingkah kinal yang aneh, kadang
aku menggelengkan kepala ku melihat kinal dan ini tidak bisa di biarkan.
“kinal!! Sadar kinal sadar!!!” ku guncang badan nya
agar ia tersadar.
“kinal, kamu ngak boleh seperti ini terus. Kamu seperti orang yang ngk punya akal”
“kinal, lupain semua cara untuk melupakan ve.
percuma nal kamu lakuin kalo akhirnya akan menjadi seperti ini, jujur aku ngak
tega lihat kamu seperti ini”
“kinaalll!!!!!!!!” teriak ku menatap wajah nya yang
seperti orang bodoh itu. Akhirnya aku memilih untuk meninggalkan kinal
sendirian di apartement nya. Aku akan melakukan sesuatu hal demi mengembalikan
kinal seperti semula.
##########################
Bel apartement ku berbunyi, ku terbangun dari tidur
ku siang ini. aku masih terlihat seperti orang bodoh. Biar lah, aku benar2
tidak bisa mengendalikan keadaan ku saat ini. aku perlu ve, aku ingin dia
berada di samping ku, kembali menjalani cerita kita yang sempat terhenti karena
masalah ini. sesaat ku termenung di tempat tidur ku langsung membuka pintu
apartementku.
“kinal”
Seketika mata ku terbelalak, ternyata di hadapan ku
berdiri gadis cantik. Yah gadis cantik itu ve.
“Ve... Kamu?” seketika ku peluk tubuh nya menandakan
aku sangat merindukannya
“kinal, aku mau ngomong sama kamu” melepaskan
pelukan ku
“mau ngomong apa? Ayo masuk”
“nal, jujur sama aku. Apa kamu masih sayang sama
aku?”
“yah aku masih sayang sama kamu ve”
“tapi kenapa nal? Kenapa kamu memberikan hal yang
aku sukai kepada dika?”
“hal apa ve?”
“kamu memberi tahu dika kalau aku menyukai suasana
langit. Yang tau kan hanya aku, teh melody dan kamu. Dika yang kenal kamu nal!
Dan kamu yang memberi tahu dika. Ya kan?”
“maafin aku ve” *tertunduk merasa bersalah
“sebenarnya aku terlanjur kecewa sama kamu nal, tapi
ntah kenapa perasaan ku ngak bisa membenci kamu” mata ve yang mulai
berkaca-kaca
Ve seandainya kamu tahu, ini bukan keinginan ku
mungkin kita ngk akan pernah merasakan hal sesulit ini. kami berdua terdiam
sejenak. Ku pun mulai memotong topik pembicaraan yang sebenarnya.
“ve, tapi kenapa kamu memilih untuk tidak masuk
kerja lagi & kamu juga jarang menghubungi ku”
“soal itu aku hanya ingin menenangkan diri saja nal
dan aku juga memilih untuk berhenti bekerja dan kembali ke boutique milikku”
`~~~~~~~~~hening~~~~~~~~~~~~`
“nal, saat ini kita seperti tak ada hubungan apa2
yah? Kita hanya mengobrol seperti biasa dan tak ada hal yang membuat kita
merasa nyaman satu sama lain :’)” lanjut ve yang menitihkan air mata
“iya ve, aku juga merasa aku hanya kinal. Kinal yang
sibuk dengan kerjaan kantor, amburadul dan simple :’)” jawabku yang juga menitihkan
air mata
Aku dan ve kemudian menuju tempat tidur. Kami
terbaring bersama di atas ranjang ini. saling berhadapan dengan mata yang
berkaca-kaca. Kami tertawa mengingat masa2 dimana aku dan ve saling melakukan
hal yang kami senangi. Lama kami tertawa air mata jatuh di pipi kami masing2,
menangis mengingat segala cobaan yang kami alami saat ini. kami saling
menghapus air mata ini. kemudian aku dekat kan kepala ku dengan kepala ve, kami
masih saling berhadapan dan tersenyum sambil menitihkan air mata. Lama kelamaan
kami tertidur bersama di atas ranjang ini. hingga malam pun tiba.
“hoaam....” *terbangun
“sudah malam”
“nal... kinaal” membangun kan kinal
“uughh iya ve”
“aku pulang yah, sudah malam”
“kenapa kamu ngak bermalam disini aja ve”
“ada saat nya aku bisa kembali ke sini lagi nal J”
“ya baiklah, makasih untuk hari ini ve :’)”
“sama2 nal :’)”
Ve kemudian meninggalkan ku sendirian di kamar. Ku
hanya melihat ia berjalan meninggalkan ku. Kembali ku merasa sendiri, malam
yang dingin. Tak ada selimut hangat selain pelukan ve. rasanya aku sedikit agak
mendingan, sepertinya sifat ku akhir-akhir ini mulai berkurang dan kian
membaik. Semua berkat ve.
Pagi menjelang, ku bergegas bersiap untuk melakukan
aktifas ku seperti biasa. Yah tak bersemangat memang, semenjak ve tak bekerja
lagi dan memilih menjalankan boutique yang ia miliki. Tak tau siapa yang akan
menjadi pengganti ve untuk menjadi partner kerja ku. Bodo ah, aku tak perlu
memikir kan nya. Sekarang aku hanya perlu perlahan menjalani hidup tanpa ve dan
tanpa perhatian ve.
“pagi kinal” sambut tata yang duduk di meja bekas ve
bekerja
“tata? Ngapain disini”
“hari ini aku akan jadi partner kerja mu”
“kamu? Jadi partner kerja ku?”
“iya kenapa? Ngak suka yah?”
“suka kok, gpp”
kemudian ku duduk di kursi kerja ku
“nal”
“iya ta” jawabku tak menoleh kearah tata
“aku jadi partner kerja mu bukan apa2, aku juga ngk
bakalan ganggu hubungan kamu dengan ve. aku udah ikhlas melepas sayang ku demi
kamu. “
Seketika ku menoleh kearah tata. Apa benar ia
berkata seperti itu? Ia sudah tak menyayangi aku lagi. Tuhan apa ini jawaban
atas semua pertanyaan ku selama ini terhadap permasalahan ku bersama tata?
Mungkin ini tanda akan aku masih bisa kembali ke pelukan ve.
“tapi nal aku tetap sayang sama kamu sebagai
sahabat”
“iya ta, kamu juga harus cari pasangan yang benar2
menyayangi kamu”
“iya nal, aku lagi mencoba nya”
`~~~~~~~~~~
“permisi, kinal kamu di panggil bos ke ruangan”
salah seorang pegawai menemui ku
“ada apa?”
“ngk tau tuh”
Aku pun kemudian menuju ruangan bos. Tumben2an saja
bos memanggil ku keruangan nya. Biasanya ia yang datang menemui ku untuk
memberikan project terbaru. apa ini pertanda buruk buat ku. Ku ketuk pintu
ruangan nya dan kemudian masuk.
“permisi bos, ada apa bos memanggil saya?”
“kinal, kamu tau project tempo hari itu?”
“tempo hari? *mikir* ouh iya saya tau bos. Ada apa
ya?”
“client kecewa nal, semua yang di rencana kan tak
sesui keinginan client. Apa yang terjadi sama kamu nal? Kamu adalah pegawai
terbaik saya”
“maaf bos, ini salah saya. Saya tidak akan
mengulangi nya lagi”
“baiklah, saya maaf kan. Ingat nal, kalau sampai
kamu berbuat kesalahan lagi, kamu akan tau akibat nya”
“baik bos, saya mengerti”
“ya sudah kamu kembali ke ruangan”
Aku kemudian keluar menuju ruangan ku. Jalan ku
tertunduk sambil menggenggam rambut ku erat. Kesalahan itu terjadi disaat ku
jatuh luluh akibat permasalahan ku dan sekarang aku malah kembali mendapat
cobaan. Bos ku kecewa akan kinerja ku tempo hari. Belum lagi harapan mama yang
belum aku selesai kan sepenuh nya. Kembali aku menjadi seperti orang bodoh. Yah
begitu lah aku, terlalu banyak fikiran, plin plan mulai menghantui ku. Kapan
semua ini akan berakhir aku tidak tau. Yang terpenting aku jalani hingga sampai
mana raga ku ini tak bisa lagi melakukan segala yang ku alami saat ini.
########################
Yap tepat sudah 1 bulan aku tak bertemu ve,
komunikasi pun jarang sekali. Apa dia sudah benar2 melupakan ku? Mungkin dia
sudah bisa membuka hati buat dika. Yah aku hanya bisa bahagia jika melihat ve
bahagia. Deras hujan membasahi seluruh jalanan ini. mungkin pagi ini aku akan
telat masuk kantor. Yah karena macet, hujan dan berakibat banjir. Dingin iya
dingin, aku sangat memerlukan pelukan hangat dari seseorang. Tapi siapa
seseorang itu? Mungkin kah itu ve? mungkin tidak, ia telah melupakanku. Lama ku
menikmati suntuk nya jalanan pagi karena macet hp ku seketika berdering.
“nal dimana?” pesan tata via whatsapp
“aku lagi di jalan ta, kejebak macet nih gara2
banjir” balas ku
Beberapa menit kemudian aku sampai di kantor. Untung
saja hari ini bos juga ikutan telat, jadi aku selamat dari ocehan nya. Kemudian
ku masuk keruangan, tiba-tiba aku tercengang melihat secangkir teh hangat ada
di meja kerja ku dan sebuah kotak terbungkus kertas kado berwarna biru. Ku
lihat tata yang sedang sibuk mengutak atik komputernya , apakah dia yang
memberikan ini semua.
“hmm ta, ini kamu yang ngasih?”
“eh kinal, udah nyampe haha maaf aku ngak sadar kamu
udah masuk. Ouh itu dari ve”
“dari ve? dia ke kantor tadi?”
“iya, tadi dia ke kantor. Mau ketemu kamu, tapi kamu
nya belum datang. Lumayan lama sih dia disini, karena dia banyak kerjaan ya udh
dia pulang duluan dan menitipkan barang itu kepadaku” jelas tata
“kenapa kamu ngk kasih tau aku ta?”
“sebenarnya gitu, tapi kata ve ngk usah. Takut kamu
terburu2 ke kantor”
Ve ke kantor pagi ini? kenapa aku malah datang
terlambat? Aarrghh sial waktu seperti tak berpihak padaku.
“truss ve ngomong apa sama kamu?”
“ya nanyain gimana keadaan kamu selama dia jarang berkomunikasi
dengan mu, daaan...” seketika tata tertunduk menyembunyi kan sesuatu
“dan apa ta? Kamu menyembunyi kan sesuatu?”
“hmm maafin aku yah nal, aku udah lancang”
“ayolah ta, to the point aja”
“gini nal, aku sengaja bilang ke ve kalau kamu di
suruh mama nya untuk menjodoh kan ve dengan dika. Ta..ta...pi ini bukan apa2
nal, aku ngak mau kamu selalu seperti orang bodoh. Aku ngak tega” jelas tata
berkata jujur
“apa? Kamu memberi tahukannya? Apa maksud kamu ta??
Sudah ku bilang jangan katakan ini pada ve!”
“tapi mau gimana lagi nal, aku ngak mungkin biarin
kamu seperti ini terus. Ngk fokus kerja,sampai di omelin papa”
“itu urusan aku ta, biar aku yang selesaikan
sendiri. Dan kamu? Kamu terlalu jadi pahlawan buat ku. Jangan campuri urusan
aku dengan ve dan apa yang harus aku jelaskan kepada ve nanti nya. Aargghh....”
*amarah mulai melonjak
“maafin aku nal” jawab tata mata nya yang mulai
berkaca-kaca tertunduk
“sudah lah ta, ku pikir kamu bakalan bantuin aku
tanpa harus memberi tahu ve yang sebenarnya, tapi nyata nya kamu mengingkari
semua nya. Aku kecewa sama kamu ta!” jawab ku yang mulai tak karuan
“kinal! Kamu boleh marah sama aku, tapi jangan hukum
aku dengan kekecewaan mu padaku” *nangis
Tuhan semua sudah terjadi. Jalan yang sebenarnya
akan baik2 saja ini akan semakin rumit. Salah ku telah bercerita dengan tata
dan salah ku juga sudah menerima permintaan mama. Aku bingung apa yang harus
aku lakukan. Jujur aku ingin lari dari semua permasalahan ini, tapi... aah
sudah lah, semua sudah terjadi.
“huftt... ta, maaf yang tadi yah. Aku begitu marah”
“mungkin ini saat nya ve tau, aku ngak mungkin harus
membohongi dia terus. Makasih kamu sudah mau cerita sama ve”
“kamu ngk marah sama aku nal?”
“ngak ta, aku malah berterima kasih padamu. Yah
mungkin ini sulit untuk aku terima, tapi aku akan coba” sambil ku hapus air
mata tata
Kerjaan kantor hari ini selesai, segera ku pulang ke
apartement untuk beristirahat. Mata ku malam ini tak bisa untuk di pejamkan,
mungkin aku kembali insomnia. Hanya satu cara ku ketika sedang insomnisa, ku
duduk di balkon apartement dan menikmati suasana malam sambil menyeruput minuman
kesukaan ku yaitu teh hangat. Ku buka galeri handphone ku memandangi foto ve.
tiba-tiba handphone ku berdering, ternyata ve mrngirim pesan padaku.
Nal, besok bisa datang ke rumah? Aku mau ngomong
sesuatu sama kamu
Ve menyuruh ku datang menemui nya di rumah esok
hari. Apa yang akan ia bicarakan bersama ku? Mungkin kah masalah yang aku
rahasiakan bersama mama nya? mungkin iya.
Pagi pun tiba, ku terbangun dari tidur. Hari ini aku
kembali kurang tidur, mata panda menyerangku. Aku pun bergegas untuk siap2 dan
berangkat menuju rumah ve. kulangkah kan kaki ku menuju parkiran mobil, langkah
ku terasa berat untuk ke rumah ve. takut sesuatu akan terjadi padaku nantinya.
Tapi ku yakin kan diriku bahwa tak ada apa2 nantinya.
Akhirnya aku sampai dirumah ve, ku keluar mobil.
Ragu-ragu untuk mengetuk pintu rumah nya. Namun ketika hendak menuju depan
pintu ve tiba-tiba mengirim pesan padaku. Ia menyuruh ku untuk menuju taman
belakang saja. Aku pun kemudian menuju taman belakang sambil kutarik nafas ku
secara perlahan. Ku lihat ve yang duduk di kursi taman berwarna putih itu
sambil menggenggam hp nya.
“ve?’
“kinal” sambil menoleh ke arah ku
“ada apa memanggil ku ke sini?” sambil ku duduk di
samping nya
“mungkin kamu sudah tau nal apa maksud ku memanggil
mu kesini”
Aku hanya tertunduk dan terdiam, gugup melanda ku
hingga aku tak bisa bicara apapun.
“nal, kita belum berpisah kan? Lebih baik kita rajut
kembali hubungan yang sempat tertunda ini” lanjut ve
“bagaimana dengan dika, ve?”
“aku ngak ada hubungan apa2 sama dika, aku juga ngk
ada perasaan sama dia”
“tapi ve...” kemudian ve memotong jawaban ku
“kamu masih memegang janji kamu sama mama? Sudah lah
nal, lupakan janji itu”
“aku ngak mau ngecewain mama ve”
“kamu nal! kamu yang sudah ngecewain aku!” jawab ve
yang mata nya mulai berkaca-kaca
“ve, bukan maksud ku untuk ngecewain kamu. Tapi ini
demi kebaikan kamu ve”
“kebaikan apa nal? Aku malah merasa sakit jika harus
bersama dika, dan kamu! Kamu jadi seperti orang bodoh yang ngak tentu arah” air
mata ve pun jatuh
“ve aku mohon jangan nangis”
“kenapa nal? Takut mama akan tau? Biar lah, biarkan
mama tau”
Kemudian ku peluk ve untuk menenangkan nya.
“ve” terdengar suara mama dari dalam rumah memanggil
nama ve. sesegera ku sadarkan ve untuk menghapus air matanya. pliss ve hapus
air mata mu, jangan kau tunjukan air mata ini pada mama. Aku ngak tau lagi apa
yang harus aku lakukan nantinya.
“kamu di sini ve? oh ada kinal?”
“iya ma, maaf ngk lewat depan”
“iya gpp kok nal J”
“ve, dika ada di ruang tamu tuh mau ketemu kamu”
“males ah ma”
“ngak boleh gitu dong ve”
Dengan memberi kode, ku genggam tangan ve sambil
terseyum ke arah nya dan berkata “temuilah” ve
hanya mengerut kan kening nya pertanda tak ingin meninggalkan ku. Ku
coba percayakan pada nya, tak akan ada apa2.
“iya iya ma” ve kemudian menemui dika
“ya udah, kinal kamu ikut mama ke ruang keluarga
yah”
“iya ma”
`~~~~~~~~~~~~~
“nal, kamu bener kan bantuin mama? Kok ve masih
bersikap dingin dengan dika?”
“ee..ee.. udah kok ma. Kan mama tau sendiri ve orang
nya gimana, dia kan ngak bisa langsung dekat dengan orang begitu saja” *gugup
“iya sih nal, tapi ini sudah lebih 2 bulan nal, ve
ngak nunjukin perasaan apapun pada dika”
“pasti nanti ada waktu nya ma J”
“iya nal, mama mohon banget sama kamu nal” sambil
menggenggam tangan ku penuh harap
“mama! Jangan paksa kinal untuk lakuin ini semua!”
teriak ve dan berjalan menuju aku dan mama. Aku pun kaget ngk karuan, apa ini?
jangan2 bakalan jadi perang dunia ke 3 nih. Aah aku mulai takut. Apa jangan2 ve
bakalan buka hubungan aku dengan nya?
“ve? kok cepat sekali? Mana dika?”
“udh ve suruh pulang ma”
“kamu apa2an ve, menyuruh pulang dika! Dia kan mau
ketemu kamu baik2!” *nada suara yang mulai keras
“sudah lah ma, ve sudah pernah bilang sama mama,
kalau ve ngak suka sama dika!”
“ve, ini semua demi kebaikan kamu”
“kebaikan apa ma? Ini malah membuat ve sakit ma”
“jadi apa mau kamu ve?” mata mama mulai berkaca-kaca
“mau ve? ve mau mama ngak usah ikut campur urusan
percintaan ve, biar ve yang jalanin sendiri!”
“kinal~” dengan nada memelas
“ma! Tolong! Jangan bawa2 kinal” mata yang mulai
berkaca-kaca
“ve, mama benar2 kecewa sama kamu” kemudian menitih
kan air mata
Aku, aku di sini hanya sebagai penonton atas drama
yang pilu ini. tak tega aku melihat anak dan ibu ini bertengkar hanya gara2
masalah jodoh. Semua ini salah ku, seandainya saja aku tak memiliki perasaan
dengan ve mungkin tak akan seperti ini. ku pun memeluk mama ve saat itu dan
menenangkan nya, ku antar mama ke kamar. Setelah itu ku temui ve yang sedang
menangis terduduk di sofa, aku mulai menenangkan nya. Lebih baik aku pulang
saja, biar kan dua wanita ini menangkan perasaan mereka.
--------------------------------------------
haiii... makasih yang udah mau nungguin kelanjutan nya. dan maksih juga buat yang udah baca :)
nih postingan terbaru nya hihi :D ntr di usahin deh ngak lama2 postingan nya. tapi jarak part 6 dan 7 ini ngak begitu jauh kan? :D di tunggu yah next cerita nya.
Caution : Cerita ini hanya FIKTIF, NOT REAL
ko mitip TIME yg disebelah
BalasHapusOh iya maaf nih tadi lupa memasukkan inspirasi cerita di part ini. Kebetulan saya menyukai FF time itu. Jadi sedikit mengambil inspirasinya :) tpi untuk part selanjutnya saya buat berbada kok :)
BalasHapusTerima kasih atas kritikan nya yah^^
Yah sedih saya ga time ga yg ini :'(
BalasHapusNice thor