Kotak Musik Gre
(6)
Musik bergema,
pesta ulang tahun kak ve tiba. Aku dan gre telah sampai di apartement kak ve
dan kak kinal sebelum pesta dimulai. Semua tamu terlihat ramai, berpasangan.
Aku dan gre menggunakan pakaian yang cocok di pakai ketika pesta. Namun aku tak
begitu memakai dress, aku tak menyukai dress karena begitu ribet. Aku hanya
menggunakan celana panjang berwarna hitam, kemeja berwarna agak ke abu-abuan
plus jaket favorit ku. Sangat simple, yah begitu lah aku. Cewek tomboy yang
begitu fashionable ketika berpakaian (hmm.. masa sih? ._.). Sedangkan gre, ia
menggenakan gaun berwarna biru muda selutut, mengenakan berbagai macam
aksesoris yang cantik dan menggenakan highheels sehingga tinggi nya hampir
menyamaiku. Ia terlihat begitu cantik malam ini.
“waah kak ve
terlihat cantik yah gre”
“iya mids, gaun
yang begitu cocok ia kenakan” sambil melihat ke arah kak ve yang tengah
mengobrol bersama teman2 nya
“tapi kamu ngak
kalah cantik gre sama kak ve :$”
“ah kamu ini
bisa aja mids” sambil memukul lengan ku
Ketika lagi
asik-asiknya mengobrol bersama gre, kak kinal datang menemui kami berdua.
“loh kak kinal,
kenapa disini? Kok ngak gabung sama kak ve?” tanya ku heran
“gpp mids, biar
saja ve melepas rindu bersama teman2 nya” tersenyum sambil melihat kearah ve
“ouh begitu”
“hmm kak kinal,
hamids. Aku ke sana dulu yah mau ambil makanan” kata gre menunjuk ke arah meja
berisi berbagai macam makanan
“ouh iya,
ambilin aku juga yah gre”
“iyah hamids”
Aku dan kak
kinal pun mengobrol bersama. kak kinal begitu terlihat cool, ia begitu persis
dengan ku. Tomboy dan tidak suka hal-hal yang berbau ribet. Rambutnya yang
pendek se dagu seakan menggambarkan sikap cool nya yang tomboy. Namun ketika
hendak asik mengobrol tiba-tiba saja mata kak kinal mengarah tajam ke arah
kerumunan yang ternyata di sana ada kak ve.
“kak, kak
kinal?” sahut ku menyadar kan kak kinal. Kak kinal tetap saja terpaku matanya
mengarah ke arah kerumunan itu.
Kenapa dengan
kak kinal? Ia terlihat aneh. Seketika kak kinal meninggalkan ku begitu saja
yang tengah aneh melihat tingkah nya. tak lama gre datang menemui ku membawa piring
kecil berisi cake cokelat.
“mids, kak kinal
mana?” tanya gre
“ngk tau tuh,
tiba-tiba aja ninggalin aku begitu saja” sambil celinga celingu rasa ingin tau
apa yang ada di balik kerumunan itu
“kamu kenapa
mids?”
“gre ayo ikut
aku” ku letakkan makanan tadi di atas meja dan kemudian menarik tangan gre
menuju kerumunan itu.
Ku mencoba
mencari celah apa yang ada di kerumunan itu. Namun seketika mata ku terbelalak
melihat ada seorang wanita berambut bondol seperti pria berdiri di samping kak
ve sambil mengobrol, sepertinya seru. Dia kak ghaida, pelatih basket ku di
sekolah. apa yang dia lakukan disini? Apa kak ghaida mengenal kak ve dan kak
kinal? Ku lihat kak kinal yang berada di samping ve memasang muka masam.
Kelihatan tak menyukai keberadaan kak ghaida disini.
Pesta ulang
tahun kak ve pun di mulai. Pengunjung sudah pada berkumpul menghadap pusat
perhatian yaitu kak ve. kak ve berdiri di belakang cake ultah nya dengan angka
25 tahun. Tepat di sebelah nya berdiri kak kinal juga. Sesi pemotongan kue di
mulai, kak ve memberikan potongan kue kepada sahabat nya kak kinal. Sahabat?
Bukan nya pacar yah? Eh itu hubungan kan yang tau hanya aku dan gre. Pantesan
kak ve mengaggap kak kinal sebagai sahabat di depan orang banyak.
Segala acara
inti selesai. Selanjutnya masuk ke acara hiburan, pesta. Semua teman-teman kak
ve berkumpul sambil menikmati dentuman musik mengiringi malam yang tenang ini.
ku lihat kak kinal yang terlihat lesu terduduk di kursi tamu.
“kak kinal ayo
gabung sama yang lain” ajak ku
“ngak ah mids,
kakak lagi ngak mood” jawab kak kinal begitu males
“kakak kenapa?
perasaan tadi biasa2 aja” tanya ku duduk di samping nya
“gpp kok”
Tiba-tiba saja
muncul kak ghaida menemui aku dan kak kinal.
“eh hamids, kamu
disini juga?”
“hehe iya kak”
“sama siapa
kesini?”
“sama gre kak,
teman ku (hmm... bukan teman sih) kebetulan kak ve adalah kakak sepupu nya”
jelas ku
“ouh gitu”
“nal, apa kabar?
Kita dari tadi belum ada sapaan yah” sambil menjulurkan tangan nya
“baik
alhamdulillah kok” jawab kak kinal menangkap tangan kak ghaida
Ku lihat wajah
kak kinal yang sebenarnya merasa tak enak jika berada di dekat kak ghaida.
Namun kak kinal menutupi semua dengan memasang wajah santai dengan kak ghaida.
Hmm apa yang tengah terjadi dengan mereka berdua? apa mereka punya konflik?
Tapi ku lihat dari tatapan kak ghaida tak ada konflik yang mereka alami.
Mungkin aku lebih baik meninggalkan mereka mengobrol berdua di sini. Kasihan
gre ku tinggal sendirian.
“kamu kemana aja
sih mids? Aku cariin dari tadi” bete
“maaf gre maaf,
tadi aku ngobrol bentar sama kak kinal”
“emang ada apa?”
“kak kinal
kelihatan bete gitu sama seseorang”
“siapa mids?”
kepo
“itu...” sambil
menunjuk ke arah kak ghaida yang masih duduk bersebelahan dengan kak kinal
“kak ghaida?”
“ya, kak kinal
seakan tak menyukai keberadaan kak ghaida disini”
“kamu yakin
mids? Lihat tuh mereka aja ngobrol akrab gitu”
“yaelah gre, kak
kinal itu sebenarnya bete tauk sama kak ghai, Cuma menutupi semua nya biar ngk
ketahuan”
“gre, hamids,
lihat kak kinal ngak?” tanya kak ve yang tiba-tiba datang menemui ku dan gre.
“eh” kaget,
mudah2an kak ve tak mendengar percakapan ku dan gre tadi -,-
“itu kak, lagi
sama kak ghaida” jawab gre
“loh gre, kok di
kasih tau? -,-“ jawab ku berbisik ke gre
“biarin aja sih
mids, kan kak ve Cuma nyariin kak kinal”
“hmm iya deh iya
-,-“ pasrah deh. Dari pada dia ngambek kan bahaya.
Aku dan gre
hanya melihat dari kejauhan saja. Ternyata gre orang nya kepo juga yah haha. Ku
terus melihat reaksi kak kinal ketika bertemu ve dan kak ghaida yang masih
bersama nya. lama ku perhatikan dan tepat sekali, kak kinal benar-benar tak
menyukai kak ghai di sini. Apa mungkin kak kinal cemburu? Ah yang benar saja?
Hubungan mereka kan sama seperti ku dan gre. Mereka bertiga masih tetap larut
dalam suasana ngobrol nya, kak kinal yang sedari tadi hanya diam.
Teman-teman kak
ve dan yang lainnya telah pulang. Di apartement hanya ada aku, gre, kak ve, kak
kinal dan kak ghaida. Duduk berkumpul bersama. mengobrol bersama, tertawa
menghabiskan waktu malam ini. tapi kak kinal tetap saja pada pendirian nya,
diam seribu kata. Kadang hanya mengucap iya kadang senyum terpaksa.
Waktu sudah
larut malam. Untung saja esok hari tanggal merah dan sudah pasti sekolah libur.
Aku dan gre memilih untuk bermalam di apartement kak kinal dan kak ve. kak
ghaida sedari tadi sudah pulang meninggalkan kami di apartement. Tapi aku masih
saja melihat kak kinal dengan muka betenya.
“hamids, gre?
Kalian belum tidur?” tanya kak ve yang baru keluar dari kamar mandi
“belum kak, kita
berdua mau nonton film ini” menunjukkan dvd genre horror
“hmm iya deh”
“nal, kamu mau
ikut nonton bareng mereka atau tidur?” tanya kak ve dengan nada menggoda. Aku
dan gre yang masih duduk di sofa merasa aneh gitu dengar nya XD.
“aku gabung sama
mereka aja” jawab kak kinal masih bete. Aku menoleh ke arah kak kinal, begitu
juga dengan gre.
“hmm ya udah aku
tidur duluan yah?”
“iya”
Hmm kak kinal
kak kinal, segitunya kakak membenci kak ghaida. Sebenarnya apa yang terjadi
sih? Kalau di tanya ntar di bilang kepo lagi. Ah males, mending nonton film
horor bareng gre. Kemudian ku masukan kaset kedalam dvd itu dan akhirnya film pun mulai.
Gre yang katanya
ngak takut film horror ternyata takut juga. Sebelum film ini masuk kecerita
seremnya ia udah meluk-meluk lengan ku duluan haha. Film nya begitu
meneganggang kan. Sampai-sampai aku harus menutup mata ku dengan bantal yang
ada di kursi ini sangkin serem nya dan gre malah menutup matanya bersembunyi di
balik lengan ku. Tapi aneh dengan kak kinal, seolah ia tak merasa takut.
Matanya seakaan tidak takut untuk melihat film horor ini. datar banget ngk ada
ekpresi takut sama sekali.
“kak, kak
kinal?” panggil ku
“eh iya” kaget
“kakak kok ngk
takut?”
“takut apa?”
“lah, itu film
horror, dari tadi kan film nya menegangkan banget”
“oh iya kah?
Haha kakak ngk nyimak sih :D”
“truss dari tadi
kakak kan lihat ke tv? Kok ngk nyimak? -,-
“ngk tau deh ._.
kakak ngantuk nih mau tidur dulu. Hoaaam.... selamat malam” sambil berjalan
meninggalkan aku dan gre.
Aku melihat
setiap langkah nya menuju kamar. Aneh. Tak biasanya kak kinal seperti ini. ah
bodo mending aku lanjutin nonton film nya. eits tapi... gre malah sudah
tertidur duluan sambil memeluk lengan ku. Mungkin dia kecapekan dengan pesta
tadi. Ya sudah mungkin ini waktunya aku istirahat. Kemudian kumatikan tv nya
dan langsung menuju kamar sambil menggendong gre yang sudah tertidur pulas.
“mids~” panggil
gre yang terbangun dari tidur nya
“loh gre, kok
bangun? Apa aku udah mengganggu tidur mu?”
“ngk kok, ngk
sengaja kebangun tadi. Truss lihat kamu masih sibuk dengan laptop”
“kamu kenapa
belum tidur?” lanjut gre
“aku belum
ngantuk gre”
Gre melihat
kearah jam dinding sambil mengucek matanya. kemudian aku melihat kearah gre
saat itu juga. “kenapa? jam 3 pagi yah?” lanjut ku
“kamu dari tadi
belum tidur loh mids?”
“aku udah biasa
seperti ini gre J”
“hmm... mids,
kalau seandainya kita memilih untuk menuju masa depan masing2 apa kamu tetap
akan terus sayang sama aku?” bangun dan duduk
“kenapa kamu
menanyakan hal seperti itu?”
“aku hanya
bertanya mids, kalau ngak mau jawab sih gpp”
“hmm... gre,
seberapa jauh jarak kita jika kita harus memilih masa depan yang lebih baik aku
akan terus sayang sama kamu gre, melebihi apapun” sambil ku genggam erat kedua
tangan gre
“aku juga akan
terus sayang sama kamu mids” sambil tersenyum dengan mata yang memerah seakaan
menahan tangis
Larut dalam hal
ini, tanpa sadar bibir ku dan bibir gre bersatu. Menikmati hal aneh yang benar2
tak pernah ku bayangkan sebelum nya. mungkin kami gila, sangat gila. Hal yang
aneh ini bisa membuat kami nyaman. Jika harus terpisah dengan perebadaan
tujuan, cinta dan kasih sayang akan selalu ada buat mu gre. Harapan ku untuk
terus bersama mu tak akan pudar.
Lelah. Hingga
akhirnya aku dan gre tertidur bersama.
Tiit... tiit...
jam digital membangun kan dari lelap nya tidur. Sudah jam 8 pagi. Tapi mataku
masih berat untuk bangun. Ini karena aku tidur jam 4 pagi. Akh! Lam-lama badan
ku bisa remuk kalau seperti ini terus. Seketika gre yang sudah bangun dari tadi
kini malah mengganggu pandangan ku dengan biasan cahaya matahari. Sengaja ia
membuka horden jendela demi membangun kan ku.
“aarggh...
gree!!” tariak ku menutup mata dengan lengan ku
“ayo bangun,
sarapan dulu” sambil menarik lengan ku
“aku masih
ngantuk gre ~.~”
“salah sendiri,
kenapa tidur nya udah mau pagi -,-“
Aku dan gre
saling tarik menarik. Ia menarik tangan ku, dan ku balas dengan tarikan ku.
Hingga akhirnya gre tersungkur tepat di hadapan ku. Tanpa tersadar ia
mendongkak kearah ku. Ia menatap ku, begitu juga dengan aku menatap matanya.
aah aku seperti melihat bidadari pagi ini. ku mematung bersama gre dengan pose
yang tak biasa.
“echem....”
sahut kak ve yang sedari tadi sudah berdiri di depan pintu kamar sambil tolak
pinggang tersenyum
Seketika aku dan
gre kaget dan melepaskan adengan aneh tadi.
“eh kakak, ng...
ng... ngapain di situ?” tanya gre gugup
“mau ngajak
kalian sarapan lah, dari tadi kakak panggil2 ngak nyahut. Ya udah kakak ke
kamar kalian”
“ya udah ayo
sekarang kita sarapan, kakak tunggu di meja makan yah. Main nya udah dulu”
lanjut kak ve senyum sambil menggelang2 kepala nya
Akh! Aku sangat
malu. Begitu juga dengan gre.”ah kamu sih mids” sambil memukul lenganku
“loh kok aku sih
gre? :D”
“iya kamu lah
-,-“
“tapi kamu
seneng kan?” jawab ku menggoda sambil mendekat kan wajah ku ke wajah nya
“apaan sih :$
udah sekarang cuci muka dan gosok gigi” sambil mendorong wajah ku
“abis itu langsung
ke meja makan, aku tunggu di sana” lanjut gre
“iya iya putri
cantik kuwh” sambil ku cubit hidung nya
Segara ku
bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka sembari menggosok gigi.
“pagi kak J” sapa ku kepada kak kinal dan
kak ve
“pagi juga”
sambut kak ve dengn senyum
Tapi aneh bagiku
ketika kak kinal tetap saja murung. Males ngomong. Apa masih bete dengan hal
tadi malam? Atau mungkin lagi sakit gigi? :v lapar sangat pagi ini, segera aku
mengambil bagian sarapan ku pagi ini. huuumm nasi goreng.
“kamu mau pake
apa mids? Biar aku ambilin” tawar gre pada ku
“ummm... ayam
aja deh” jawab ku. Gre kemudian menggambilkan nya untuk ku. Aah berasa gre jadi
istri aja haha.
“makasih...
chu... chu...” lanjutku
“sama2 hamids”
sambil mendorong bibir monyong ku
Tanpa ku sadar
kak kinal sudah sedari tadi memicingkan mata nya melihat kemesraaan ku bersama
gre di hadapan nya. seketika aku mulai gugup dan memberikan dua jari ku
bertanda damai hehe. Ku dan gre menikmati sarapan pagi ini. enak enak~
“nal, ada apa
dengan kamu?” tanya kak ve menoleh ke arah kak kinal
Seketika aku dan
gre mendongkak ke arah kak ve, terkadang bola mata ku sesekali melihat kelihat
kearah kak kinal sambil mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulut ku
pelan. Aku kaget ketika kak ve memberanikan diri bertanya dengan kak kinal pagi
hari begini di saat sarapan pagi yang tentunya ada aku dan gre junior mereka :v
Kak kinal tetap
tak menjawab pertanyaan kak ve saat itu. Ia hanya sibuk dengan sarapan nya pagi
ini. tak menghiraukan kak ve yang sedari tadi melihat nya. bertanya,penuh harap
memberikan jawaban.
“nal, ayo jawab?
Apa aku punya salah sama kamu?” lanjut kak ve sambil mengguncang lengan sebelah
kiri kak kinal
Seketika kak
kinal menghentakkan kedua sendok nya hingga dentingan piring kaca keras
terdengar. Aku dan gre kaget. Begitu juga kak ve. kemudian kak kinal pergi
begitu saja tanpa sepatah kata pun. Kak ve masih terpaku dengan sikap kak
kinal, tak lama air mata kak ve jatuh tepat di hadapan ku dan gre. Ia menutup
wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. aku benar-benar tak meyangka dengan
kak kinal, segitu kah rasa marah nya kepada kak ghaida sehingga kak ve yang di
campakkan?
Gre yang melihat
itu segera menenangkan kak ve, aku hanya melihat kearah pintu yang terbuka,
bertanda kak kinal memilih keluar dari apartement.
Pagi ini bukan
pagi menyenangkan buat ku. Mungkin suram. Pagi begini sudah di sambut dengan
konflik yang tak tahu awal dan akhirnya. Ku lihat kak ve yang terus menangis. Perlukah
aku menemui kak kinal? Tapi apa nanti jadi nya akan semakin rumit? Jujur aku
tak tega melihat kak kinal yang selalu bersikap dingin dengan kak ve, yang ku
tahu kak ve sama sekali tak mengerti apa yang terjadi dengan kak kinal. Mungkin
iya, aku harus bicara dengan kak kinal.
Tanpa basa-basi
aku langsung berdiri keluar menemui kak kinal.
“hamids mau
kemana?”
“mau ketemu kak
kinal!” jawab ku berjalan keluar
“hamids..
hamids...!!!” teriak gre. Aku tak memperdulikan nya, sekarang aku hanya perlu
berbicara dengan kak kinal, agar semua masalah ini cepat terselesaikan.
Apa yang akan di
lakukan hamids demi memperbaiki hubungan kinal dan ve?
Pelajaran apa
yang ia dapat dari permasalahan ini? tunggu kelanjutan nya yah^^
~Bersambung...
----------------------------------------------
Terima kasih sudah membaca^^
maaf menunggu lama yah, pasti tau lah yah kenapa lama hehe. maaf kalau cerita kurang begitu srek :v tetap tungguin kelanjutan nya yah :D
Part ini banyak venal nya... seneng deh
BalasHapus